Wisuda UWM: Prof. Edy Ajak Wisudawan Terus Belajar dan Berkontribusi
Edukasi | 2024-09-08 08:02:38Untuk menghadapi tantangan pasar kerja global diperlukan personal branding dan pembaruan ilmu karena menurut laporan terbaru World Economic Forum memperkirakan adanya surplus pekerjaan pada 2027, sehingga wisudawan perlu terus memperbarui ilmu dan menunjukkan keunggulan. Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof Edy Suandi Hamid saat menyampaikan sambutan dalam acara Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana periode ke-65 dan Pascasarjana periode ke-2 pada Sabtu (07/09) di Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Acara ini menjadi momen spesial bagi seluruh sivitas akademika UWM, karena Pengurus Yayasan Mataram Yogyakarta, Dr. (H.C.) GKR Mangkubumi turut hadir memberi sambutan. Diantara 175 wisudawan/wisudawati tersebut, anggota Komisi VIII DPR RI MY. Esti Wijayati juga turut diwisuda pada prosesi tersebut.
Dalam sambutannya, Pengurus Yayasan Mataram Yogyakarta, Dr. (H.C.) GKR Mangkubumi, memberikan pesan kepada para wisudawan. “Wisuda ini adalah pencapaian yang luar biasa. Di tengah data statistik yang menunjukkan hanya 6,5% penduduk Indonesia yang bisa mengenyam pendidikan tinggi, menjadi sarjana atau bahkan menyelesaikan program magister adalah sebuah hak istimewa yang harus disyukuri. Ini adalah amanah untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan negara,” ucapnya.
GKR Mangkubumi juga menekankan pentingnya ketahanan dan semangat juang dalam menghadapi tantangan hidup. “Wisuda bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari perjuangan baru. Saya berharap para wisudawan Universitas Widya Mataram memiliki jiwa yang tangguh dan terus berjuang, meski dalam keadaan sulit. Jadilah pembelajar sepanjang hayat dan teruslah mengembangkan diri,” tegasnya.
Selanjutnya Prof. Edy dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para lulusan dan menggarisbawahi beberapa pencapaian penting universitas. “Wisudawan tertua kita, Surodjo, berusia 89 tahun. Ini adalah bukti nyata bahwa pembelajaran tidak mengenal usia. Seperti pepatah Barat mengatakan never stop learning because life never stops teaching.”
Prof. Edy juga mengingatkan para wisudawan untuk selalu mengingat dan berkontribusi pada almamater. “Jas Merah! jangan sampai melupakan sejarah dan selalu ingat untuk membantu serta mendukung UWM. Bergabunglah dengan komunitas alumni dan beri kontribusi untuk kemajuan kampus”, ujarnya.
Selain itu, pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama UWM ke depan. Prof. Edy mengungkapkan, “Dukungan dari berbagai pihak memungkinkan kita untuk melanjutkan proyek pembangunan Tahap 2. Empat gedung utama yang akan dibangun termasuk Gedung Widya Pambiji, Papan Radya, Piwulangan 1, dan Widya Nusantara, dengan penyelesaian akhir tahun 2024.”
Salah satu dari gedung tersebut adalah Religious Centre, yang akan menjadi tempat ibadah semua agama yang diakui di negara ini. “Ini merupakan implementasi dari Kampus Berbasis Budaya dan menunjukkan komitmen kita terhadap kerukunan umat beragama. Kita tidak hanya berbicara tentang toleransi, tetapi juga merealisasikannya dalam Tindakan,” ujar Mantan Rektor UII ini. Hal tersebut senada dengan Deklarasi Bersama Istiqlal oleh Paus Fransiskus dan Imam besar Masjid Istiqlal Prof Nazarudin Umar yang mengedepankan integritas, komitmen, akhlak, serta menjaga martabat untuk hidup bersama dalam kerukunan dan kedamaian.
Prof. Edy menekankan pentingnya karakter dalam menunjang karier. “Ilmu tanpa karakter yang baik tidak banyak gunanya. Pastikan saudara memiliki keunggulan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik. Semua itu akan mendukung kesuksesan saudara di dunia kerja,” tutupnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.