Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Rizqia

Cara Membangun Bonding Dengan Anak Adopsi

Parenting | Saturday, 07 Sep 2024, 10:47 WIB

Semua wanita pernah menjadi anak tapi tidak semua wanita akan menjadi ibu. Ungkapan ini sering terdengar dikalangan pejuang garis dua, karena memiliki momongan adalah harapan bagi pasangan yang memutuskan menikah. Ditengah maraknya pasangan yang menunda memiliki momongan atau memutuskan untuk cild free, masih banyak pasangan yang mendambakan memiliki keturununan. Namun tak semua pasangan memiliki kesempatan untuk mendapatkan momongan dari rahimnya sendiri.

Berbagai macam usaha kini telah tersedia mulai dari bayi tabung, meminjam Rahim, membekukan sel telur. Tapi tak jarang seluruh usaha yang dilakukan tidak membuahkan hasil, sehingga mengadopsi anak adalah salah satu solusi terbaik. Banyak pasangan yang memtuskan untuk mengadopsi anak guna mengisi kekosongan dalam rumah tangganya. Usaha ini dilakukan juga saat pasangan ingin memancing momongan, biasanya dikepercayaan Jawa ada tradisi untuk memikat momongan lewat adopsi.

Tetapi bukan perkara mudah untuk melaksanakann prosedur adopsi. Selain berbagai macam administrasi yang harus diselesaikan, orang tua juga harus banyak berusaha membangun ikatan dengan si anak. Seperti yang kita ketahui setiap anak pasti memiliki suatu ikatan, atau hubungan dengan orang tunya, terlebih ibunya. Ikatan inilah yang harus di usahakan pasangan yang berniat untuk mengadopsi anak

Definisi ikatan batin

Ikatan batin adalah kemelekatan yang muncul secara alamiah dari interaksi yang dilakkukan oleh ibu dan anak atau ayah dan anak. Setiap ibu yang mengandung akan berbagi makanan lewat plasenta. Saat ibu memberikan makan lewat plasenta, janin akan mengirimkan DNA miliknya pada ibu. DNA itu akan diterima oleh tubuh ibu, dan disimpan di organ ibu, sehingga otak tidak akan pernah menganggap janin yang menempel adalah ancaman. Otak akan menganggap janin ini adalah bagian dari tubuh yang harus dilindungi.

Proses alami Maha sempurna ini terjadi pada setiap ibu yang mengandung, sehingga ibu memiliki hubungan atau intusi terhadap anaknya. Kelak intuisi ini akan berkembang menjadi kedekatan antar ibu dan anak. Ibu dan anak akan membentuk ikatan khusus dimana mereka bisa saling menyampaikan pesan tanpa harus berbicara. Ibu yang memiliki kedekatan batin dengan anak, dia akan tau saat anaknya dalam bahaya. Ibu akan mengetahui apa yang sedang terjadi pada anaknya dan mengetahui apa kebutuhanya. Maka dari itu kita tidak bisa berbohong pada ibu kita. Ikatan inilah yang harus di usahkaan pasangan yang memutuskan untuk adopsi anak.

Cara menumbuhkan kemelekatan (bonding)

Tak jauh berbeda dengan orang tua kandung, pasangan yang memutuskan untuk mengadopsi anak juga memiliki tugas yang sama. Hanya saja pasangan yang memutuskan adopsi harus rela meluangkan waktu seluas mungkin dan usaha yang kuat agar kemelekatan terjalin. Masa krisis pengenalan adalah 6-8 minggu awal dimana anak mulai mwmbangun kepercayaannya pada pengasuhnya. Sehiingga orang tua perlu melakukan beberapa hal berikut:

1. Menggali informasi sebanyak mungkin, orang tua asuh baru hendaknya berusaha mencari informasi terkait si bayi. Informasi tentang kebiasaan si ibu saat mengandung, suara atau bunyian yang sering di dengar janin. Makanan dan minuman yang di konsumsi ibunya, kondisi mental ibu. Bahkan jika perlu pelajari kebiasaan keluarga si bayi. Namun jika anak di adopsi tanpa tahu siapa ibunya, maka pengasuh harus berusaha keras mencari informasi dari orang yang terakhir mengasuh dan mengeksplore anak. Amati kebiasan dan tabiat anak saat kita menerimanya.

2. Amati , Telah di singgung di point sebelumnya bahwa perlu melakukan pengamatan tetang ritme si bayi. Terutama saat pengasuh tidak mengetahui asal usul si ibu bayi. Diperlukan waktu yang luas dan kesabaran pada proses ini. Jika memungkinkan sejenak tinggalkan urusan pekerjaan dan focus hanya pada si bayi.

3. Skin to skin, biasanya kemelekatan akan muncul saat ibu sedang menyusui, maka untuk pengasuh baru usahakan sesering mungkin melakukan kontak dengan si bayi. Memeluk erat si bayi saat minum susu, biarkan kulitnya menyentuh kulit anda. Saat bayi tertidur biarkan dia merasakan detak jantung anda. Sentuhlah dengan lembut dan sampaikan pesan saying anda lewat sentuhan. Akan berbeda orang yang asal menyetuh dan menyentuh sambil menyampaikan rasa kasih saying.

4. Sering mengajak interaksi, anda bisa mengajak bayi bermain atau melakukan aktivitas bersama sesering mungkin.

5. Berbagi perasaan, saat anak menangis mulai tanyakan apa yang dia rasakan dan apa yang ia kebutuhanya. Anda juga berbagai ketabjuban, atau perasaan bahagia anda pada si bayi. Jangan khawatir mereka tidak paham, mereka mampu memahami pesan anda dengan cara yang sederhana.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image