Harmoni dalam Perbedaan
Agama | 2024-09-05 22:08:44HARMONI DALAM PERBEDAAN
Hubungan dalam keharmonisan adalah sebuah hubungan yang diharapkan oleh setiap masyarakat dalam kehidupan keberagamaan. Setiap orang memiliki iman dalam beragama, dimana iman yang menjadi pokok manusia adalah iman kepada Allah, yang menciptakan segala sesuatu. Iman kepada Allah dalam perbedaan agama atau kepercayaan lebih mengarah pada sikap peduli terhadap satu sama lain dalam persaudaraan, dan bagaimana menyikapi iman kita terhadap sesama manusia, meski dalam perbedaan paham sekalipun.
Keharmonisan dalam kehidupan keberagamaan tentu mengarah pada sikap toleransi antarumat beriman. Iman dalam kehidupan manusia menjadi penuntun dalam mencapai sebuah tujuan, yakni memperoleh sebuah keharmonisan dalam setiap hubungan, baik dalam hubungan antarmanusia maupun hubungan dengan Tuhan. Keharmonisan inilah yang dapat menciptakan persaudaraan untuk saling bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain dalam sebuah kesadaran untuk saling memajukan.
Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia karena merupakan pemersatu umat yang beragama sama. Dalam kehidupan keberagamaan dikenal dengan konteks internal yang termasuk pada pola respon masyrakat dalam menghadapi persoalan dalam berkeagamaan. Dalam konteks internal ini, agama berperan sebagai pemersatu, dan memungkinkan akan terjadinya disintegratif dalam melibatkan perbedaan dalam suatu agama atau perbedaan paham. Tokoh-tokoh agama beserta dengan elemen masyarakat harus mengupayakan pencapaian nilai-nilai martabat manusia yang melibatkan iman akan Allah.Persaudaraan yang ideal tidak hanya memiliki sisi politis namun juga dimensi religius. Kesadaran akan hal itu masyarakat harus dilindungi dari kebijakan dan aturan berbahaya, agar masyarakat yang beriman mampu memahami nilai-nilai dalam kehidupan keberagamaan dalam masyarakat.Adapun dalam Gereja yang mengenal konsep perbedaan yang mengarah pada tindakan baik yang diambil dengan tujuan agar memberikan sebuah pemahaman yang mendalam dalam menghadapi perbedaan paham dengan agama-agama yang berbeda, agar tidak terjadi sebuah konflik yang mengarah pada tindakan anarkis.
Keadilan berdasarkan belas kasihan adalah keharusan untuk mencapai kehidupan yang bermartabat. Hal ini menyangkut bagaimana cara menanggapi perbedaan itu dengan baik dan menciptakan keadilan dalam perbedaan itu, dengan tujuan agar kegiatan keberagamaan berjalan sesuai kehendak Allah.
Dalam perbedaan agama atau kepercayaan dalam kehidupan keberagamaan, tindakan pemaksaan untuk mengikuti suatu agama ditolak, karena dapat menimbulkan suatu sikap diskriminatif oleh berbagai elemen masyarakat. "setiap manusia memiliki kebebasan untuk beragama dan memiliki hak dan kewajiban dan martabat yang setara atau sama", (dok. Abu Dhabi, 2019). Artinya hidup sebagai saudara tanpa adanya pandangan tentang perbedaan dan menumbuhkan keadilan kepada setiap manusia.
Agama dalam perspektif sosiologis yang dapat dilihat dari berbagai fenomena yang muncul dalam kehidupan masyarakat, seperti dalam bentuk ritual, perayaan, dan berbagai simbol keagamaan yang membuat hal itu menjadi sebuah budaya dalam agama, sehingga muncul istilah misi keagamaan dalam bentuk budaya. Tentu, misi keagamaan yang diharapkan bukan untuk melahirkan konflik-konflik, tetapi menciptakan sikap untuk memahami dan mematuhi nilai-nilai yang baik dalam hidup beragama.Berbagai masalah keagamaan yang dapat menimbulkan ketakutan sering kali dikaitkan dengan masalah-masalah dalam perbedaan agama, dimana salah satu masalah ini mengarah pada masyarakat yang masih memandang status orang lain untuk hidup sebagai saudara. Hal ini tentu menjadi sebuah masalah yang terus berkelanjutan jika tidak ada pemberian pemahaman-pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan keberagamaan. Untuk itu, pentingnya mendalami ajaran agama tentang persaudaraan dalam cinta kasih kepada sesama dalam pendalaman iman akan Allah. Persaudaraan inilah yang membangun hubungan toleransi pada masyarakat tanpa memandang status seseorang.
Dalam berbagai konflik antarbangsa, perlu adanya tindakan bersama oleh pemimpin-pemimpin dunia dan elemen masyarakat untuk menangani segala permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara di dunia yang semakin meresahkan, dimana negara-negara kecil yang semakin tertindas karena akibat dari konflik antarnegara-negara besar.Kurangnya dialog mengarahkan sektor secara individual orang yang lebih peduli pada kekuasaan, bukan lagi kepentingan umum. Dialog antar agama dapat menentukan jalan keluar permasalahan perbedaan kepercayaan, yang memungkinkan dapat menimbulkan dampak positif yang besar terhadap hubungan antarbangsa, atau secara bersama mencari kebenaran dalam dialog dan percakapan yang tenang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.