Peringatan Dini: Negeri Tanpa Ayah
Eduaksi | 2024-09-04 17:30:47Ada 17 dialog di dalam Al Qur'an dari orang tua ke anak, atau anak ke orang tua, dimana empat belas dialog diantaranya merupakan dialog ayah dengan anak, dua dialog ibu dengan anak dan satu dialog orang tua (ayah ibu) dengan anak. Maka, secara umum, tanpa menafikan peran ibu bagi tumbuh kembang anak, peran ayah adalah sangat penting. Dialog dari ayah ke anak adalah sangat penting. Mungkin tidak harus ratusan kata dan kalimat per hari, namun cukup beberapa kalimat 'sakti' yang membekas dan sanubari anak. Kalimat nasehat yang disertai harapan tinggi untuk membangun kesholehan anak. Kalimat yang diiringi doa dan kepasrahan akan lemahnya mahluk di hadapan Rabb-Nya.
Seorang ayah, sejatinya jangan terjebak pada rutinitas mencari nafkah saja, apalagi jika dilakukan dari pagi subuh sehingga larut malam. Ketika sudah menjadi seorang ayah, maka wajib menyediakan waktu untuk berbincang, berkomunikasi hati ke hati, menemani anak bermain dan lain-lain. Perlu terus dibangun kesadaran bahwa dimensi kehidupan bukan hanya kerja, kerja dan kerja.
Jika kerja keras pagi sampai malam dalihnya adalah untuk anak, maka wajib dibangun rencana aksi membersamai anak, baik dalam belajar, bermain, makan bersama, rekreasi dan lain-lain. Hal ini perlu, untuk menggantikan waktu-waktu yang hilang ketika otak, jasad dan jiwa sedang berada di dunia pekerjaan. Maka, selanjutnya, ketika memiliki waktu menemani anak, maka hilangkan dulu jauh-jauh pikiran tentang pekerjaan yang memang tidak akan ada habisnya.
Negara kita, sudah sering disebut sebagai "fatherless country", yaitu negeri tanpa ayah, atau ayah ada tapi tiada. Atau dengan kata lain, ayah sering kali hadir secara fisik, namun tidak secara batin dan psikologis. Raganya ada di rumah, tapi pikirannya ada di kantor. Fisiknya dekat dengan anak, namun jiwanya melayang ke berbagai urusan yang lain. Badannya ada di sofa ruang tamu, namun matanya lekat ke televisi. Maka ketika sudah seperti ini, alarm peringatan dini "negeri tanpa ayah" akan semakin berbunyi nyaring, menggedor nurani kita semua.
Maka, mari, jadikan peringatan dini "negeri tanpa ayah ini" menjadi pesan mendalam bagi kita semua, termasuk penulis sendiri. Untuk benar-benar fokus menata kelola waktu, energi dan pikiran dalam rangka membersamai tumbuh kembang anak. Ayah adalah narator peradaban. Ayah adalah pendidik yang harus tangguh dan sabar dalam mencerdaskan anak. Ayah adalah imam bagi keluarga, yang memimpin nahkoda rumah tangga menuju ridho Allah Subhanahu wa ta'ala.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.