Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Tadabbur Alam Berdampak Bikin Bahagia, Ungkap Studi

Gaya Hidup | 2024-09-02 23:12:24
Menyatu dengan alam berdampak bikin bahagia ([email protected]/SSDarindo)

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Psychology menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di alam dapat meningkatkan rasa hormat kita kepada orang lain sebagai manusia seutuhnya. Efek ini sebagian besar disebabkan oleh rasa transendensi diri-perasaan terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri-yang ditimbulkan oleh alam.

Para peneliti juga menemukan bahwa peningkatan persepsi kemanusiaan pada orang lain ini mendorong perilaku prososial, seperti membantu dan bekerja sama dengan orang lain. Persepsi kemanusiaan pada orang lain adalah aspek mendasar dari interaksi sosial.

Hal ini memengaruhi cara kita memperlakukan orang-orang di sekitar kita-apakah kita berempati pada mereka, menolong mereka, atau bahkan menghindari menyakiti mereka. Namun, ada banyak faktor yang dapat mengurangi persepsi ini, yang mengarah pada apa yang disebut oleh para psikolog sebagai dehumanisasi.

Dehumanisasi telah dikaitkan dengan berbagai hasil negatif, termasuk peningkatan agresi dan penurunan empati. Meskipun banyak penelitian telah mengeksplorasi penyebab dehumanisasi, namun hanya sedikit perhatian yang diberikan untuk memahami bagaimana meningkatkan persepsi kemanusiaan pada orang lain. Mengingat pentingnya menjaga persepsi ini untuk interaksi sosial yang sehat, para peneliti ingin menyelidiki apakah pengalaman yang dapat diakses secara umum-kontak dengan alam-dapat meningkatkan rasa kemanusiaan pada orang lain.

"Karena individu tidak dapat secara langsung melihat kondisi mental orang lain, maka mudah untuk mengabaikan rasa kemanusiaan mereka," kata penulis studi Xijing Wang, asisten profesor di City University of Hong Kong, dan Lei Cheng, seorang dosen di Fujian Normal University.

"Namun, mengabaikan kemanusiaan orang lain dapat mengakibatkan konsekuensi interpersonal yang negatif, seperti berkurangnya perilaku prososial. Oleh karena itu, kami bertujuan untuk mengidentifikasi strategi yang dapat meningkatkan persepsi kita tentang kemanusiaan orang lain.”

Studi ini menunjukkan bahwa berhubungan dengan alam-sebuah pendekatan yang baru dan mudah diterapkan-dapat secara efektif mencapai tujuan ini. Untuk mengeksplorasi pertanyaan ini, para peneliti melakukan serangkaian enam studi, yang masing-masing dirancang untuk menilai dampak alam pada persepsi kemanusiaan dalam berbagai konteks.

Para peserta dalam penelitian ini berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, termasuk Cina, Amerika Serikat, dan Inggris, yang membantu memastikan bahwa temuan-temuannya tidak terbatas pada konteks budaya atau geografis tertentu. Penelitian pertama bertujuan untuk membangun korelasi antara kontak dengan alam dan peningkatan persepsi kemanusiaan. Para peneliti merekrut 712 mahasiswa dari beberapa universitas di Cina.

Para peserta dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan akses mereka terhadap elemen-elemen alam di lingkungan tempat tinggal mereka. Satu kelompok memiliki akses reguler ke alam (seperti tanaman, pohon, dan taman), sementara kelompok lainnya tidak memiliki akses tersebut.

Untuk menilai (de)humanisasi, para peserta diminta untuk menjawab 4 pertanyaan yang dirancang untuk mengukur seberapa besar mereka secara umum mengaitkan kemanusiaan dengan orang lain dalam masyarakat. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencakup pernyataan seperti "Saya merasa bahwa orang lain itu dangkal, seperti tidak memiliki kedalaman" dan "Saya merasa bahwa orang lain itu mekanis dan dingin."

Para peneliti mengontrol variabel-variabel seperti orientasi dominasi sosial, nilai penting yang melekat pada harta benda, dan peringkat sosial yang dirasakan. Temuan menunjukkan bahwa para partisipan yang melakukan kontak secara teratur dengan alam mengaitkan tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi dengan orang lain dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kontak semacam itu.

Studi awal ini memberikan bukti korelasional yang mendukung hipotesis bahwa kontak dengan alam berhubungan positif dengan persepsi kemanusiaan pada orang lain. Untuk membangun hubungan sebab-akibat antara kontak dengan alam dan persepsi kemanusiaan, para peneliti melakukan eksperimen terkontrol dalam Studi 2.

Mereka merekrut 150 mahasiswa dari sebuah universitas di Tiongkok dan secara acak menugaskan mereka ke salah satu dari dua kondisi. Pada kondisi alam, partisipan ditempatkan di sebuah ruangan yang dihiasi dengan tanaman dalam ruangan, sedangkan pada kondisi kontrol, partisipan ditempatkan di sebuah ruangan tanpa elemen alam. Setelah menghabiskan waktu lima menit di lingkungan masing-masing, partisipan diminta untuk menilai kemanusiaan orang lain dengan menggunakan kuesioner yang sama seperti pada Studi 1.

Kontak dengan alam tidak hanya membantu menenangkan pikiran kita, tapi juga menumbuhkan rasa persatuan dengan orang lain, sehingga meningkatkan persepsi kita tentang kemanusiaan mereka.

“Persepsi yang meningkat ini, pada gilirannya, mendorong interaksi sosial yang positif, seperti perilaku prososial," kata para peneliti kepada PsyPost

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image