Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fikri Ahmad Faadhilah

Teknologi di Tangan Guru Menjadi Lompatan Pendidikan di Era Digital

Pendidikan dan Literasi | 2024-08-31 19:42:28

Di era digital ini, pendidikan telah memasuki babak baru yang penuh tantangan dan peluang. Dalam beberapa tahun terakhir, digitalisasi pendidikan telah menjadi sorotan utama kebijakan pendidikan di Indonesia, khususnya di bawah kepemimpinan Mendikbudristek. Teknologi tidak lagi dianggap sebagai pelengkap, melainkan sebagai motor penggerak yang mampu membawa perubahan signifikan dalam kualitas pendidikan. Seperti halnya seorang pelukis yang memerlukan kuas untuk menciptakan karya seni, guru-guru kita kini memegang teknologi di tangan mereka sebagai alat untuk melukis masa depan pendidikan.

Anak Pramuka (pixabay.com)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan berbagai platform teknologi yang terintegrasi dalam ekosistem pendidikan, seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM), Rapor Pendidikan, Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS), dan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah). Masing-masing platform ini berperan layaknya kompas yang menuntun para guru dan pemangku kepentingan lainnya untuk lebih fokus dalam mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas. "Digitalisasi adalah kunci untuk menghadirkan pendidikan yang lebih inklusif dan merata," ungkap Nadiem Makarim, dalam Webinar Literasi Digital kepada ASN di lingkungan Kemendikbudristek dalam keterangan tertulis, 31 Agustus 2024.

Pernyataan ini mencerminkan betapa pentingnya peran teknologi dalam lompatan pendidikan di era digital. Integrasi teknologi ini tidak hanya membantu sekolah dan pemerintah daerah (pemda) dalam meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga mendorong transformasi metode pengajaran yang lebih modern dan relevan. Misalnya, PMM menyediakan sumber daya pendidikan dan pelatihan bagi guru untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan mereka. Di sisi lain, Rapor Pendidikan menjadi cermin yang jujur terhadap kinerja sekolah, memungkinkan guru dan pemda untuk melakukan evaluasi dan perbaikan secara kontinu. ARKAS dan SIPLah, di sisi lain, memastikan pengelolaan keuangan dan pengadaan barang sekolah berjalan transparan dan akuntabel, seperti halnya seorang penjaga gawang yang selalu waspada terhadap setiap bola yang datang.

Namun, lompatan pendidikan ini tentu tidak datang tanpa tantangan. Adopsi teknologi dikalangan guru dan tenaga pendidik masih menghadapi berbagai kendala, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga kurangnya pemahaman terhadap teknologi itu sendiri. Meski demikian, sebagaimana pepatah mengatakan, "Tidak ada gading yang tak retak," setiap kebijakan selalu memiliki kekurangan dan kelebihan. Maka dari itu, tulisan inni akan membahas lebih lanjut bagaimana teknologi di tangan guru dapat menjadi lompatan pendidikan di era digital, dengan fokus pada platform-platform utama yang telah diluncurkan Kemendikbudristek.

Integrasi Teknologi dalam Pendidikan: Meningkatkan Kualitas dan Efisiensi

Sejak diperkenalkan, platform-platform digital seperti PMM, Rapor Pendidikan, ARKAS, dan SIPLah telah memainkan peran penting dalam membentuk ulang wajah pendidikan di Indonesia. PMM, misalnya, adalah inisiatif yang dirancang untuk memberikan akses kepada para guru terhadap materi ajar yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Dengan adanya platform ini, guru tidak hanya sekadar menerima informasi, tetapi juga diberdayakan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa. PMM ibarat sebuah panggung, di mana setiap guru adalah aktor utama yang dapat mengeksplorasi berbagai metode pembelajaran, mulai dari kelas virtual hingga penggunaan multimedia.

Menurut Nadiem, "Guru adalah kunci dari transformasi pendidikan, dan teknologi adalah katalisnya." Pernyataan ini menggambarkan bagaimana teknologi berfungsi sebagai pendorong bagi guru untuk mengembangkan diri dan memperkaya metode pengajaran mereka. Sebagai contoh, dengan menggunakan PMM, guru-guru di daerah terpencil kini memiliki kesempatan yang sama dengan guru-guru di kota besar untuk mengakses materi pembelajaran yang berkualitas.

Rapor Pendidikan: Cermin Kemajuan dan Tantangan

Rapor Pendidikan, disisi lain, berfungsi seperti cermin ajaib yang mampu menunjukkan kekuatan dan kelemahan setiap sekolah. Platform ini memungkinkan sekolah dan pemda untuk melakukan evaluasi kinerja secara transparan dan objektif. Data yang dihasilkan oleh Rapor Pendidikan memberikan gambaran yang jelas tentang area yang perlu diperbaiki dan area yang sudah menunjukkan kemajuan. Dalam konteks ini, teknologi tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga menjadi bagian integral dari proses pengambilan keputusan.

Arkas (tukangketik.web.id)

Penggunaan Rapor Pendidikan sebagai alat evaluasi juga telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Fasli Jalal menyatakan bahwa transparansi dalam pengelolaan pendidikan sangat penting untuk meningkatkan akuntabilitas dan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya transparansi, semua pihak, termasuk orang tua dan masyarakat, dapat lebih mudah mengawasi penggunaan dana pendidikan dan hasil yang dicapai oleh institusi pendidikan. Dengan data yang akurat dan mudah diakses, pemda dapat lebih responsif dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang tepat sasaran.

ARKAS dan SIPLah: Mengelola Keuangan dan Pengadaan dengan Lebih Efisien

ARKAS dan SIPLah, di sisi lain, adalah platform yang fokus pada aspek keuangan dan logistik dalam pendidikan. ARKAS memungkinkan sekolah untuk merencanakan anggaran dengan lebih sistematis dan terukur, sementara SIPLah menyediakan platform untuk pengadaan barang dan jasa secara transparan. Kedua platform ini bekerja layaknya tangan yang saling menguatkan, memastikan bahwa setiap sen yang dialokasikan untuk pendidikan benar-benar digunakan untuk kepentingan yang tepat.

Siswa sedang Bertanya (pixabay.com)

Integrasi teknologi dalam pengelolaan keuangan dan logistik sekolah ini telah membawa dampak signifikan terhadap efisiensi dan akuntabilitas. Prof. Nanang Fattah, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, menyoroti bahwa biaya operasional satuan pendidikan masih tergolong tinggi, sehingga memerlukan dukungan lebih dari pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Meskipun pemerintah telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD, kenyataannya banyak tantangan yang masih harus diatasi, termasuk biaya yang mencakup kebutuhan personalia, tenaga pendidik, alat, bahan ajar, dan berbagai keperluan lainnya.

Dengan ARKAS, sekolah dapat menghindari pemborosan anggaran dan lebih fokus pada peningkatan mutu pendidikan. SIPLah, di sisi lain, memastikan proses pengadaan berjalan lancar tanpa adanya praktik korupsi.

Tantangan dan Masa Depan Digitalisasi Pendidikan

Meskipun berbagai platform digital ini telah membawa dampak positif, tantangan tetap ada. Tidak semua guru dan sekolah memiliki akses yang memadai terhadap teknologi. Masih banyak sekolah di daerah terpencil yang berjuang dengan keterbatasan infrastruktur, seperti jaringan internet yang tidak stabil dan kurangnya perangkat teknologi yang memadai. Selain itu, resistensi terhadap perubahan juga menjadi hambatan dalam implementasi digitalisasi pendidikan ini.

Anak kecil sedang menulis (pixabay.com)

Namun demikian, masa depan pendidikan digital di Indonesia tampak cerah. Dengan komitmen yang kuat dari Kemendikbudristek dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, integrasi teknologi dalam pendidikan diharapkan dapat terus berkembang. Seperti kata pepatah, "Roma tidak dibangun dalam sehari," transformasi pendidikan melalui teknologi memerlukan waktu, kesabaran, dan upaya bersama.

Penutup

Teknologi di tangan guru adalah pilar utama dalam lompatan pendidikan di era digital. Dengan adanya platform-platform seperti PMM, Rapor Pendidikan, ARKAS, dan SIPLah, Kemendikbudristek telah membuka jalan bagi terciptanya ekosistem pendidikan yang lebih inklusif, transparan, dan akuntabel. Guru-guru kini memiliki lebih banyak alat dan sumber daya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran, sementara sekolah dan pemda dapat mengelola sumber daya dengan lebih efisien dan efektif.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image