Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Evi Syukriah Bako

Persahabatan Banu dan Dimas

Alkisah | 2024-08-30 05:52:41

"Sudah jauh ternyata sekolah kita" Banu terengah-engah sambil menoleh kebelakang . Siang itu terlihat mendung dan akan turun hujan . "Bagaimana kalau kita makan siang di di warteg Bu Maimunah, uangku akan cukup untuk kita makan berdua sekaligus minum teh" tawar Dimas kepada Banu . "Tapi kita tinggal punya waktu sedikit untuk mendapat tiket menonton konser favorit kita itu." kata Banu sambil mempercepat jalannya . "Baiklah, tapi setelah mendapatkan tiket kita harus makan siang, aku tidak mau asam lambungku naik."

Begitulah perjuangan Banu dan Dimas untuk mendapatkan tiket menonton konser favorit mereka . Sepulang sekolah mereka langsung bertemu di gerbang sekolah lalu berjalan bersama menuju tempat penjualan tiket nonton konser . Sesampainya ditempat penjualan tiket, mereka mendapati banyak orang yang sedang antri membeli tiket konser favorit mereka itu .

Tiket konser favorit mereka kini telah terbeli sebanyak dua buah . Mereka melanjutkan perjalanan menuju warteg Bu Maimunah untuk makan siang . Setelah itu mereka kembali ke rumah masing-masing .

Sesampainya di rumah, ibu menyuruh Banu untuk mempersiapkan bekal karena mereka akan pergi ke kebun sore ini . Mendengar hal itu tentunya Banu sangat gembira karena di kebun banyak ditanami buah-buahan . Disana ia dapat memetik buah-buahan kesukaannya lalu memakannya langsung setelah mengupas kulitnya . Di kebun juga banyak ditanami sayur-sayuran . Banu menyukai sayur-sayuran yang ada di kebunnya . Sayur-sayuran inilah yang membuat kulit Banu menjadi bersinar dan cerah . Ibu Banu selalu memasak sayur dengan kuah yang banyak .

Hari sudah sore, Banu dan keluarganya kembali ke rumah . Malam harinya di rumah Banu, Ibu mulai memasak sayur-sayuran yang baru dipetik dari kebun . Buah-buahan langsung dicuci supaya tinggal dimakan . Saat makan malam, Ayah Banu selalu membuka cerita agar suasana makan malam lebih kompak . Ayah Banu bercerita tentang masa kecilnya yang indah . "Dulunya Bapak pernah ikut lomba makan ikan. Ikan yang dilombakan terasa enak sehingga Bapak secara tidak sadar sudah menghabiskan dua ekor ikan berukuran besar . Setelah itu, panitia memanggil Bapak naik ke atas panggung, Bapak pun bingung dan merasa heran . Pertama-tama Bapak yang dipanggil naik panggung . Setelahnya, Bapak melihat peserta lain dipanggil satu per satu naik keatas panggung . Bapak pun diberi hadiah sesuai urutan peringkat . " cerita bapak Banu hari itu .

Dimas mengisi harinya mulai pulang sekolah dengan berolahraga di lapangan dekat rumahnya . Olahraga membuat dirinya selalu semangat dan ceria . Olahraga favoritnya adalah berlari . Berlari selama 15 menit setiap sore adalah jadwal yang sudah ditetapkannya . Setelah sepulang dari berolahraga ia sengaja untuk tidak pulang dari jalan sebelumnya saat ia menuju ke lapangan, tapi dari jalan yang berbeda . Hal ini dilakukan agar ia tidak tergoda untuk membeli jajanan . Supaya makanan yang masuk ke tubuhnya hanya buah-buahan, sayur-sayuran dan masakan rumah .

Buku juga menjadi teman baik Dimas untuk menambah ilmu pengetahuannya . Buku favoritnya disusun rapi di rak dinding yang dipasangnya dua hari yang lalu . Komik tentang lingkungan hidup, novel cinta dan buku misteri adalah buku yang paling banyak tersusun di rak dindingnya . Setiap kali ia selesai membaca buku, ia menulis kembali kesimpulan dari buku yang telah dibacanya itu .

Setiap kali ke pasar menemani Ibu Banu, Banu selalu meminta untuk makan sate bersama ibunya . Kuah padang selalu dipilih Banu ditambah keripik ubi pedas . Di dekat rumah Banu juga ada penjual sate yang satenya tidak kalah enaknya dari yang dijual di pasar . Bedanya hanyalah pada harga dan porsi nya . Harga sate dari penjual sate di dekat rumah Banu dua kali lipat lebih mahal daripada harga sate yang ada di pasar, namun porsi sate dari penjual sate yang berada di dekat rumah Banu dua kali lebih banyak .

Membeli baju baru adalah kegiatan yang diminati Dimas jika sedang di pasar . Sisa uang jajannya selama satu minggu cukup untuk membelikan sebuah baju baru yang bagus . Baju yang sudah tidak dipakai lagi akan dikumpulkan lalu dijual ke pasar . Setiap harinya Dimas mencari tahu tentang buku-buku terbaik dan terbaru dari teman-temannya, gurunya dan juga motivator-motivator yang pernah berkunjung ke kota tempat tinggalnya .

Suatu hari Banu ingin memiliki komputer agar bisa mengerjakan tugas-tugas sekolah dirumah . Banu memintanya kepada ayahnya, namun ayahnya meminta syarat kepada Banu kalau mendapat juara tiga besar di kelas Banu dibelikan komputer . Segala hal untuk mempersiapkan diri menjadi juara tiga besar di kelas dilakukan Banu . Ia mulai menerapkan kebiasaan positif seperti disiplin dalam belajar dan tidak datang terlambat ke sekolah . Buku-buku referensi belajarnya ia beli sendiri dengan sisa uang jajannya . Percaya diri juga ditingkatkan Banu dengan membaca lebih banyak lagi tentang pelajaran-pelajaran dari sekolahnya .

"Kapan aku bisa kesini? tanya Dimas sambil menunjukkan gambar Menara Eiffel . Dimas akan melanjutkan kuliah di Perancis karena keluarga mereka akan pindah ke Perancis dua tahun lagi .Perancis sudah lama menjadi negara yang akan ia kunjungi di masa depan . Dimas banyak mendapatkan informasi-informasi tentang Perancis melalui buku-buku dan dari cerita teman- temannya yang pernah berkunjung kesana .

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image