Jalan Islam
Agama | 2024-08-24 12:29:31Di saat kondisi dunia yang tidak menentu seperti sekarang ini, beragam polemik di berbagai sisi kehidupan, membuat kita harus berjuang keras untuk bertahan. Tidak hanya raga yang butuh asupan, namun jiwa, hati, dan pikiran juga lebih banyak membutuhkan nutrisi yang menyehatkan. Salah satu nutrisi tersebut adalah senantiasa mengingat Allah, mempelajari lebih dalam tentang agama ini, serta memaknai ayat per ayat di dalam Al-Qur’an.
Pada dasarnya semua solusi kehidupan itu ada di dalam Islam, yang mana tercantum dalam Kitab Pedoman Kehidupan, Al-Qur’anul Karim. Hanya saja, sebagai manusia akhir zaman, kita terlalu sering mengabaikan isi dari Kitab Pedoman Hidup ini. Terkadang Al-Qur’an hanya dibaca sekedar saja, enggan untuk memahaminya lebih mendalam, atau terkadang ia juga hanya sebagai hiasan di rumah saja. Namun, walau sekedar dibaca saja, mukjizat Al-Qur’an atas izin Allah mampu menenangkan jiwa pembacanya.
Islam adalah agama serta jalan yang dilalui para Nabi. Rasulullah saw. adalah contoh teladan kehidupan, dan Alquran adalah pedoman hidup umat Islam. Untuk itu, sebagai pemeluk agama Islam, sudahlah tentu kita harus berusaha menjalani kehidupan sesuai arahan pedoman yang telah Allah turunkan, yang dicontohkan oleh manusia terbaik kekasih Allah, Muhammad saw.
Islam hadir sebagai rahmat untuk alam semesta, membawa kedamaian, jalan menuju keselamatan (dunia dan akhirat). Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Khaliq-nya, dengan dirinya sendiri, ataupun dengan sesama manusia saja, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan alam, lingkungan sekitarnya, serta dengan makhluk hidup lainnya.
Di dalam Islam, semua telah diatur dengan sempurna. Dasar-dasar hukumnya digali dari Al-Qur’an, hadits Nabi, ijtihad ataupun ijma dan qiyas. Perbedaan pandangan maupun pikiran dalam memaknai Qur’an ataupun bidang ilmu tafsir lainnya, fiqih, dan sebagainya, adalah sunnatullah. Seharusnya perbedaan tersebut adalah untuk saling melengkapi dan saling menghargai, bukan menimbulkan perpecahan seperti saat ini. Sebagaimana para sahabat, para ulama terdahulu selalu berdampingan berjalan bersama di dalam Islam walau berbeda pandangan.
Islam tidak mengajarkan kebencian, tetapi ia memberikan ketenangan, kasih sayang, kedamaian. Semakin kita mendalami agama ini, maka kita akan semakin cinta kepadanya. Kita semakin tertarik untuk menyelami, memaknai, meresapi setiap bait ayat-ayat Al-Qur’an yang begitu menggetarkan jiwa. Membasuh jiwa yang gersang, mengingatkan kembali hakikat hidup di dunia. Semua itu akan membawa hati menjadi tenang.
Dengan hati yang tenang, kita tidak akan mudah terprovokasi dengan hal-hal yang bisa berdampak buruk, yang akan mengadu domba umat. Senantiasa berusaha menampilkan identitas Islam yang berakhlakul karimah, menebar kebaikan di mana saja, serta mampu membalas keburukan dengan kebaikan. Di sisi lain kita juga harus berani membela kebenaran, membela agama ini, kitab, dan Rasul jika dihina serta direndahkan orang lain.
Islam bukanlah agama yang mengekang, tetapi ia adalah rahmat kasih sayang Allah. Peraturan dan batasan-batasan atau larangan yang ditetapkan dalam agama Islam adalah bentuk kasih sayang Allah. Karena Allah Sang Pencipta manusia, sehingga Dia akan memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.
Islam juga merupakan satu-satunya agama yang diridai Allah dan telah disempurnakan oleh-Nya, sebagaimana tercantum dalam QS. Ali-Imran ayat 19 dan QS. Al-Maidah ayat 3 yang artinya :
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam .” (QS. 3: 19)
“ . Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu .” (QS. 5: 3)
Islam adalah inspirasi, sejak dulu hingga sekarang. Ajarannya menyeluruh, keindahannya dirasakan setiap manusia, bukan hanya umat Islam saja, namun semua umat agama lain juga bisa merasakannya, begitu juga alam semesta ini. Ada banyak kisah tentang Islam agama kasih sayang yang menginspirasi dunia. Begitupun baik buruk takdir kehidupan, semua ada hikmahnya. Semua adalah jalan kebaikan bagi yang mampu memaknainya.
Back to Islam
Proud to be a Moeslim
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.