Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image musyafa ahmad

Direktur Aswaja Center : Militansi Warga NU di Kampung Lebih Kuat

Agama | Saturday, 22 Jan 2022, 12:34 WIB

Masyarakat NU dengan ideologi Aswaja, sebagian besar hidup di kampung atau pedesaan. Masyarakat pedesaan dengan menjunjung tinggi peradaban keagamaan menjadikan sikap militansi yang kuat. Hal ini bisa kita buktikan dengan antusiasme yang tinggi mengikuti karnaval NU dan memberikan infak untuk pembangunan gedung NU.

Partisipasi warga NU dalam ikut serta meramaikan gerakan NU menjadi indikator meningkatnya militansi nahdliyin yang berdomisili di pedesaan. Sekalipun taraf pendidikan mereka menengah ke bawah tapi sikap militansi mereka cukup baik.

Hal ini tentu tidak lepas dari peran figur central atau tokoh masyarakat setempat yang telaten dan terampil dalam memberikan.bimbingan keagamaan dan mengajak amar maruf nahi mungkar. Demikian disampaikan Direktur Aswaja Center PCNU Brebes sesaat setelah melepas barisan karnaval dalam rangka Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung NU Jagalempeni Selatan Kec Wanasari.

Lebih lanjut Beliau mengatakan, NU sebagai ormas terbesar yang punya kekuatan penggerak ada di kampung kampung. Penguatan tradisi Aswaja selama ini yang sering dilakukan oleh orang desa menjadi kekuatan kultural. Tentu semangat ini harus kita pelihara dan pupuk bersama agar menjadi kekuatan sepanjang masa.

Lebih dari itu kita juga terus melakukan inovasi pola dakwah agar sentuhan pemahaman keagamaan mereka semakin meningkat, sehingga akan menjadi predikat militansi rasional. Ini penting seyampang dengan berbagai arus pemikiran pemahaman selain Aswaja Nahdliyah sudah merasuk ke kampung kampung.

Pengaruh medsos begitu dasyat untuk generasi kita. Ekspansi pemahaman Islam radikal melalui medsos sangat mudah diakses oleh generasi kita yang ada di desa desa. Kita patut bersyukur saya tadi menyaksikan ada barisan IPNU IPPNU ikut bersama karnaval, ditambah murid Madin dan TPQ. Mereka adalah generasi yang harus kita jaga akidahnya melalui NU. Jadi NU hadir untuk menjaga aqidah dan syariat serta memelihara kecintaan kita kepada NKRI, tegas Putra Al marhum Kyai Anas Yahya tokoh agama Jagalempeni Selatan.

Sementara itu ditempat yang sama, Akhmad Sururi selaku Sekretaris MWC NU Wanasari menyampaikan bahwa membangun militansi organisasi dibutuhkan gerakan terstruktur. Sedangkan mengembangkan militansi idiologi disamping gerakan terstruktur juga penanaman fikroh anahdliyah harus difahami oleh mereka.

Fikrah anahdliyah yang meliput fikrah tawashutiyah, tawazun, i'tidal dan ishlahiyah agar menjadi landasan berfikir secara masif bagi warga NU dimamapun tempatnya. Oleh karena itu gerakan struktural dan kultural harus berimbang sehingga menjadi kekuatan bersama membangun militansi idiologi dg berpegang pada prinsip toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pungkas Ketua RMI PCNU Brebes.

Acara karnaval yang dilaksanakan pada hari Jumat, 21Januari dihadiri oleh Kepala Desa Jagalempeni, Akhmad Tajuddin dan Ketua BPD Kyai Masruri yang kebetulan menjadi Rois Syuriyah NU Jagalempeni Selatan.

Karnaval yang start awal dari pertigaan dekat lokas pembangunan Gedung NU dimeriahkan dengan drum band Banser Kedawon dan Tebang Jawa pimpinan Farotoni.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image