Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Penelitian: Mikroplastik Ancam Dua Jenis Hiu Ini

Info Terkini | Thursday, 22 Aug 2024, 08:00 WIB
Hiu (pixabay.com/SSDarindo)

Polusi di lingkungan laut akibat sampah plastik telah menjadi masalah yang mendesak, dengan mikroplastik muncul sebagai ancaman yang sangat berbahaya. Sejumlah penelitian telah menyoroti dampak buruk plastik terhadap kehidupan laut, terutama ikan bertulang belakang. Namun, dampaknya terhadap elasmobranch, seperti hiu dan pari, kurang mendapat perhatian.

Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan di Kepulauan Balearic memberikan wawasan berharga tentang prevalensi dan dampak mikroplastik pada dua spesies Hiu lanjaman: Hiu lanjaman berbintik kecil (Scyliorhinus canicula) dan Hiu lanjaman bermulut hitam (Galeus melastomus).

Mengutip dari forbes.com, Mikroplastik yang didefinisikan sebagai fragmen plastik yang berukuran lebih kecil dari 5 mm, ditemukan di saluran pencernaan kedua spesies hiu lanjaman. Menurut catatan, rata-rata 4,38 ± 1,77 butir per individu pada S. canicula dan 8,31 ± 2,46 butir per individu pada G. melastomus, keduanya merupakan spesies yang secara komersial penting di kawasan ini.

Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah respons fisiologis yang diamati pada hiu-hiu ini akibat konsumsi mikroplastik. Teramati bahwa individu dengan kelimpahan mikroplastik yang tinggi menunjukkan peningkatan pertahanan antioksidan, seperti yang ditunjukkan oleh tingkat aktivitas superoksida dismutase (SOD) dan glutation (GSH) yang lebih tinggi.

Selain itu, penanda peradangan, seperti aktivitas myeloperoxidase (MPO), meningkat secara signifikan pada individu dengan konsumsi mikroplastik yang tinggi. Ini mengindikasikan adanya potensi respons inflamasi pada saluran pencernaan, yang dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Ada juga peningkatan yang signifikan dalam aktivitas glutathione S-transferase (GST), yang menunjukkan aktivasi proses detoksifikasi sebagai respons terhadap paparan mikroplastik.

Pentingnya penelitian ini tidak hanya terbatas pada implikasi ekologis bagi populasi hiu lanjaman di Kepulauan Balearic. Kedua spesies tersebut, S. canicula dan G. melastomus, berfungsi sebagai bioindikator potensial untuk polusi mikroplastik, mengingat kelimpahan dan peran ekologis mereka dalam ekosistem laut.

Keberadaan Mikroplastik dalam saluran pencernaan spesies hiu lanjaman ini menggarisbawahi perlunya pemantauan lingkungan laut yang berkelanjutan. Temuan ini dapat menjadi data dasar untuk penelitian di masa depan dan berkontribusi pada pengembangan strategi konservasi yang efektif. Dengan memasukkan elasmobranch ke dalam program pemantauan jangka panjang, seperti Marine Strategy Framework Directive, para peneliti dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang interaksi mikroplastik di lingkungan laut.

Upaya untuk mengurangi polusi plastik dan melindungi spesies laut yang rentan sangat penting untuk kesehatan lautan dan planet kita. Menurut para penulis, penelitian di masa depan harus mengeksplorasi konsekuensi jangka panjang dari konsumsi mikroplastik terhadap populasi hiu,

Tentu, termasuk dampaknya terhadap pertumbuhan, reproduksi, dan kebugaran secara keseluruhan. Selain itu, upaya untuk mengurangi polusi plastik dan memromosikan praktik pengelolaan limbah yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga kesehatan ekosistem laut dan spesies yang bergantung padanya. ***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image