Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. H. Dana, M.E.

Kemerdekaan dari Jeratan Judi Online

Trend | 2024-08-18 06:07:01

Kemerdekaan dari Jeratan Judi Online

Oleh: Dana

Kemerdekaan adalah hak dasar setiap individu, bukan hanya dalam arti fisik dan politik, tetapi juga dalam dimensi mental dan moral. Dalam konteks masyarakat modern yang semakin terhubung secara digital, kemerdekaan mental dan moral menjadi semakin penting untuk dijaga. Namun, fakta menunjukkan bahwa di tengah kemajuan teknologi tersebut, banyak individu yang masih terjajah jeratan judi online atau yang sering disebut judol. Judi online telah merampas kebebasan individu, karena menjebak orang dalam siklus ketergantungan yang merusak, baik secara finansial, sosial, maupun moral.

Judi onlinel bukan hanya menghancurkan keuangan seseorang, tetapi juga merusak moral dan ketenangan hidup. Ketika seseorang telah terjebak, orang itu akan kehilangan kendali atas pilihan-pilihan penting dalam hidupnya. Setiap kekalahan bukan hanya menguras harta, tetapi juga menimbulkan kecanduan, sehingga memicu siklus ketergantungan yang sulit diputuskan. Akibatnya, individu yang terjerat sering kali kehilangan fokus pada tujuan hidup yang lebih besar, dan akhirnya terjebak dalam lingkaran putus asa. Oleh karena itu, membiarkan diri dan orang lain terjebak dalam judi online adalah seperti membiarkan penjajah menguasai pikiran dan kehidupan manusia.

Terdapat beberapa alasan mengapa judi online harus dihindari, terutama dari perspektif agama, akal sehat, dan implikasi sosialnya:

1. Judi Diharamkan oleh Agama

Dalam Islam, judi termasuk dalam kategori perbuatan yang diharamkan. Seperti yang dijelaskan dalam firman-Nya;

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٩٠ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَن يُوقِعَ بَيۡنَكُمُ ٱلۡعَدَٰوَةَ وَٱلۡبَغۡضَآءَ فِي ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِ وَيَصُدَّكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَعَنِ ٱلصَّلَوٰةِۖ فَهَلۡ أَنتُم مُّنتَهُونَ ٩١

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)” (Q.S. Al-Maidah: 90-91).

Ayat di atas dimulai dengan seruan kepada orang-orang yang beriman, untuk menjauhi empat perbuatan yaitu, meminum khamar, berjudi, menyembah berhala, dan mengundi nasib. Semua itu digolongkan sebagai perbuatan yang berasal dari syaitan. Larangan ini tidak hanya bersifat teologis, tetapi juga didasarkan pada dampak negatif yang ditimbulkan oleh judi terhadap individu dan masyarakat. Perintah untuk menjauhi perbuatan-perbuatan tersebut mempunyai tujuan yang jelas, yaitu agar orang beriman dapat meraih keuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Keuntungan di sini bukan hanya terkait materi, tetapi juga berhubungan dengan mental dan spiritual, seperti kedamaian, ketenangan hati, hubungan yang baik dengan sesama manusia serta dengan Allah SWT.

2. Judi Dirancang untuk Menguntungkan Pemiliknya

Judi, dalam segala bentuknya, sering kali dipromosikan sebagai jalan pintas menuju kekayaan. Namun, kenyataan yang dihadapi oleh banyak orang yang terjerat dalam dunia perjudian adalah sebaliknya, karena judi dirancang hanya untuk menguntungkan pemiliknya. Sementara pemain lainnya terperangkap dalam lingkaran kekalahan yang tidak berujung. Tidak ada orang yang menjadi kaya dari judi. Sebaliknya, banyak yang kehilangan harta benda, mengalami kebangkrutan, dan terjebak dalam utang yang menumpuk. Dalam upaya untuk mengembalikan kerugian, orang tersebut menjadi semakin bergantung pada judi. Sayangnya, upaya ini sering kali hanya memperburuk situasi, membuat pelaku judi semakin tenggelam dalam masalah keuangan yang tak terselesaikan.

3. Judi Merusak Akal Sehat

Orang yang kecanduan judi cenderung mengabaikan logika dan akal sehat. Ia terjebak dalam pola pikir bahwa kemenangan besar akan segera datang, meskipun fakta menunjukkan bahwa ia terus-menerus kalah. Kecanduan ini merusak kemampuan seseorang untuk berpikir rasional. Alih-alih berusaha dengan sungguh-sungguh dalam pekerjaan atau usaha yang nyata dan halal, orang yang kecanduan judi akan terus-menerus berharap pada "keberuntungan" yang mustahil. Ini membuat orang tersebut kehilangan fokus pada tujuan hidup yang sebenarnya, dan pada akhirnya, merusak kualitas hidupnya sendiri bahkan keluarganya.

4. Judi Membuat Orang Jadi Penghayal

Selain merusak akal sehat, judi online juga menjebak pelaku judi dalam dunia fantasi. Pelaku judi sering kali terobsesi dengan mimpi-mimpi yang tidak realistis tentang kemenangan besar. Hidup dalam dunia fantasi membuat orang menjadi tidak produktif. Waktu yang seharusnya digunakan untuk bekerja atau belajar dihabiskan untuk berjudi dan bermimpi tentang kemenangan yang mustahil. Ini tidak hanya merusak individu tersebut, tetapi juga berdampak negatif pada orang-orang di sekitarnya, karena ia mulai mengabaikan kewajiban dan tanggung jawabnya dalam keluarga dan masyarakat.

5. Dapat merusak Kepercayaan.

Ketika seseorang kalah dalam judi, pelaku judi sering kali merasa ingin secepatnya untuk memulihkan kerugian. Langkah pertama adalah meminjam uang, baik dari teman, keluarga, atau melalui pinjaman lain. Ini menciptakan beban finansial yang berat, dan kemampuan untuk membayar utang semakin sulit. Akibatnya, janji-janji untuk melunasi utang mulai diingkari. Dan orang-orang di sekitarnya, seperti keluarga, teman dan masyarakat disekitarnya, mulai kehilangan kepercayaan. Ini dapat menyebabkan pelaku judi dijauhi oleh masyarakat serta kehilangan dukungan sosial.

Pada akhirnya, kemerdekaan bukan hanya tentang bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga tentang melepaskan diri dari belenggu yang menghambat kita mencapai potensi maksimal. Menghindari judi online dan jerat pinjaman online adalah langkah menuju kemerdekaan dari ketergantungan, utang, dan kehancuran.

Wallahu a’lam bish-shawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image