Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image virgafirdaus sanjaya

Membaca Sarkas Abal-abal

Dunia sastra | 2024-08-13 18:05:01

Sarkas Abal-abal

Oleh; Virga Firdaus Sanjaya*

Menulis memang bukan kewajiban negara, tetapi dalam isi tulisan harus dipertanggung jawabkan nyatanya. Sebuah karya yang pantas di puja atau dihina. Puisi Panca Kancuk Karya Sopyan, dengan melibatkan gagasan Pancasila diubah secara keadaan zaman, memang terlihat relavan jika di baca secara santai tanpa penelitian. Namun, jika ditinjau lebih dalam, literatur dalam penulisan puisi sangatlah gagal total!.

Seorang penulis pemula kebanyakan lebih mementingkan keindahan bahasa dan memikirkan bagaimana terdengar nyaman. Padahal, Retorika dan Literarur adalah satu tubuh dan tidak boleh di pisah. Sila Keempat: kerakyatan yang dipimpin oleh kelaknatan dan ketidak acuhan (Mungkin sopyan menjelaskan tentang keadaan bangsa yang tidak baik-baik saja, dengan menggunakan kata kiasan Kelaknatan untuk pemimpin negara yang dusta akan janjinya atau lain sebagainya) disini puisi masih telihat indah. Namun, bait puisi yang ini coba perhatikan Keempat: kerakyatan yang dipimpin oleh kelaknatan dan ketidak acuhan. Coba perhatikan kalimat ini memaksa atau tidak?, kiranya pas atau kurang?, padahal sila ke empat yang asli tidak sependek kata ini, benar atau tidak, coba teliti!.

Dan dalam masalah judul yang sangat kontradiksi,bahkan bisa dikatakan tidak jelas. Kata kacuk bisa berupa bahasa daerah yaitu Blitar, "kacuk" merujuk kepada bagian pribadi dari laki-laki. Lokasinya di sisi depan antara pusar dan lutut, tepat di antara kedua paha. Organ ini adalah terdapat saluran yang berguna untuk pembuangan keluar tubuh untuk zat cair buangan yang terhimpun di dalam kandung kemih, atau pelir. Sedangkan kalau meninjau KBBI Kacuk adalah kebingungan. Jadi kalau di sambung panca kacuk adalah lima bingung? Panca dari bahasa sansekerta yang artinya lima. Jadi yang jelas bagaimana?.

Membuat puisi sarkasme terbilang sangat mudah, karna sarkasme juga bisa dikatakan puisi emosional, tetapi puisinya masuk kepada arti yang dimaksud atau hanya sekadar ngoceh tidak jelas seperti gabut. Salam Sastra.

Berikut puisi karya Ananda Sopyan;

PANCA KACUK

apakah kamu tahu? pemerintah mempunyai panca sila baru;

Sila Pertama : keuangan yang maha esa

Sila Kedua: kemanusiaan yang tidak adil dan biadab

Sila Ketiga : persatuan koruptor Indonesia

Sila Keempat: kerakyatan yang dipimpin oleh kelaknatan dan ketidak acuhan

Sila Kelima: keadilan indvidual bagi orang kaya Indonesia

*Virga Firdaus Sanjaya lahir di kota Jember. Aktif di pelbagai media, Redaksi Mading Tafaqquh, Sanggar Sandhar, KODRAJER ( Komplotan Drama Jember ) dan lainnya. Pernah menghadiri acara Literasi Bahasa di Kretek, Wonosobo 2021. Sumpah puisi pada hari pahlawan di Kaliwates, Jember 2022. Dan Hari Teater di Universitas Gadjah Madha, Sleman, Yogyakarta 2023.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image