Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Rofiqi

Konsepsi Cemburu dalam Kacamata Islam

Agama | 2024-08-09 21:17:26
sumber: id.pinterest.com

Dalam Islam, sifat cemburu serta rasa memiliki dan membela disebut dengan ghairah. Tentu seseorang memiliki sifat cemburu terhadap seseorang yang dicintainya. Entah itu pasangan, orang tua maupun sahabat. Cemburu bisa dikategorikan sebagai akhlak terpuji bilamana diletakkan pada tempat yang semestinya.

Dalam tulisan kali ini, akan dijelaskan tentang konsep cemburu yang dibenarkan secara syariat maupun akal.

Dikutip dalam kitabnya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki yang berjudul Adab al-Islam Fi Nidzam al-Usrah pada halaman 117, bahwa cemburu akan kehormatan iffah (terhindar dari dosa) adalah pilar ke-Arab-an sekaligus pokok akhlak mulia yang dipegang teguh oleh masyarakat arab di masa Islam dan Jahiliyah.

Alasannya karena kehormatan iffah merupakan tabiat suci manusia yang tidak terjajah oleh apapun. Ketika rasa cemburu itu menjadi karakter dalam diri seseorang, maka ia akan merasakan dampak tersebut bukan hanya pada kehormatan keluarganya. Bahkan berimplikasi kepada kehormatan tetangganya.

Dalam sebuah sastra puisi yang dilantunkan oleh salah seorang penyair jahiliyah menunjukkan bahwa ia bangga dengan akhlak terpuji berupa cemburu ini.

واغض طرفى إن بدت لي جاريتي ٭ حتى يواري جارتي مأواها

“aku pejamkan mataku bila tetangga perempuanku terlihat olehku, sampai tetangga perempuanku itu tertutup oleh tirai rumahnya”

Sifat cemburu yang terpuji dan dianjurkan adalah menjaga kehormatan wanita dengan melarang mereka mengenakan pakaian yang terbuka (tidak menutup aurat), bercampur baur dengan laki-laki (ikhtilat), serta menjauhkan mereka dari perbuatan tercela dan hal negatif lainnya.

Inilah sifat cemburu yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. Kiranya sifat seperti ini yang ditanamkan Islam pada kaum muslimin. Hal ini selaras dengan sabda Nabi saw. dalam sebuah hadis yang berbunyi,

مَا مِنْ أَحَدٍ أَغَيْرُمِنَ اللهِ مِنْ اَجْلِ ذَلِكَ حَرَّمَ اْلفَوَاحِشَ

“Tidak seorang pun yang lebih pencemburu daripada Allah. Oleh karena itulah, Dia mengharamkan perbuatan-perbuatan tercela” (HR. Bukhari)

Apabila ada orang yang menganggap sepele masalah cemburu dan tidak terlalu memperdulikannya. Maka hal itu bisa saja karena kebodohan mereka atau bahkan keliru dalam memahami hakikat serta faidah memiliki karakter pencemburu.

Maka, tidak salah bila seseorang memiliki sifat cemburu kepada yang dicintainya selama tetap dalam ranah positif. Seperti menjaga kehormatannya, melindungi nama baiknya, dan menjauhkannya dari kemungkaran.

Sebaliknya, bila seseorang tidak pandai menggunakan karakter tersebut, maka boleh jadi tindakannya akan mengantarkannya kepada jalan yang tidak disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. Seperti cemburu berlebihan yang sampai pada derajat mencurigai istri sehingga berujung pada perceraian.

Demikian penjelasan singkat tentang konsep cemburu dalam pandangan Islam. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image