Kongres XXI PMII dan Urgensi Ideologi
Kolom | 2024-08-07 13:14:14Beberapa hari ke depan, Palembang menjadi saksi sejarah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). PMII akan menggelar Kongres XXI di Jakabaring Sport Center, Palembang, Sumatera Selatan pada 9 sampai 15 Agustus 2024.
Animo mahasiswa yang tergabung dalam organisasi PMII ini, terdengar dari seluruh Indonesia untuk berangkat menuju Kota Palembang. Ada yang menggunakan jalur laut, darat dan udara. Mereka berbondong-bondong menuju ke arena kongres.
PMII secara resmi berdiri pada tanggal 17 April 1960. Embrio organisasi ini berasal dari Departemen Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang dibentuk pada Muktamar III IPNU di Cirebon Jawa Barat, tanggal 27-31 Desember 1958.
Singkat cerita, selanjutnya tidak ada kemajuan atas terbentuknya departemen tersebut. Departemen yang dibentuk tidak dapat menampung aspirasi mahasiswa nahdliyyin di berbagai wilayah. Di sisi lain situasi politik dan keamanan tidak stabil. Sampai akhirnya perlu ada reformasi dalam tubuh mahasiswa nahdliyyin karena SDM berpendidikan tinggi yang cukup banyak.
Terpilihlah 13 orang (yang kemudian menjadi para pendiri) melakukan musyawarah mahasiswa nahdliyyin se-Indonesia, di Surabaya pada tanggal 14-16 April 1960. Kenapa tanggal 17 April yang dinyatakan menjadi hari lahir? Hal ini dikarenakan Peraturan Dasar PMII baru berlaku setelah persidangan dalam musyawarah .
Dari Kongres Ke Kongres
Awal penulis mengenal PMII dari lingkungan kampus. Berangkat ke Jakarta dengan bekal buku, pakaian dan uang yang perkiraannya cukup untuk makan satu bulan, sebagai modal awal perantauan.
Yang namanya mahasiswa baru dan asing dengan kehidupan metropolitan, bisa dikatakan buta peta dengan lingkungan. Dengan predikat baru sebagai mahasiswa nahdliyyin lulusan pesantren, ada rasa keinginan agar aktif dalam sebuah jam'iyyah Nahdlatul Ulama. Maka ketemulah dengan organisasi mahasiswa PMII.
Di awal ber-PMII, penulis masih mengalami beberapa kepengurusan Ketua Umum Pengurus Besar PMII seperti Addin Jauharuddin, Aminuddin Ma'ruf, Agus Herlambang dan Abdullah Syukri. Kepemimpinan mereka cukup signifikan di setiap zaman.
Kali ini PMII akan menggelar kongresnya yang kedua puluh satu. Banyak dari kandidat calon ketua umum PB PMII dan Kopri PB PMII membawa visi dan misi. Dengan penuh harapan, semua kandidat ketua PMII ke depan mampu bertransformasi menjadi gerakan emas mahasiswa nahdliyyin.
Kongres kali ini penulis berkesempatan ikut menjadi panitia. Karena beberapa kongres yang lalu penulis berbarengan dengan giat yang sangat urgensi.
Kongres di Palembang ini mengusung tema "Bersama Menangkan Indonesia, Memimpin Peradaban Dunia". Membaca tema ini saja saya telah berasumsi kalau PMII memiliki agenda besar!
Boleh-boleh saja kita bertanya, ke mana ujung atau hasil dari agenda besar itu?
Kongres bukan hanya memilih pucuk pimpinan sebuah organisasi. Kongres adalah resepsi sakral bagi seluruh anggota atau simpatisan organisasi. Kongres mampu membawa pemimpin baru dengan visioner yang kuat.
PMII Challenges
PMII ke depan memiliki banyak tantangan. Salah satunya tantangan ideologi. Penulis sendiri menemukan tantangan dari lingkungan perguruan tinggi negeri dan swasta. Masih banyak mahasiswa yang masih menganut ideologi transnasional. Ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Kebebasan untuk berjejaring internet, dapat membawa kita mendapatkan informasi positif dan negatif. Baru-baru ini Densus 88 menangkap terduga teroris di Kota Batu Jawa Timur. Terduga terbukti berbaiat kepada Daulah Islamiyah. Usianya juga cukup muda, 19 tahun.
Peristiwa ini masih menjadi tantangan bagi negara dan umat Islam Indonesia. Masih ada celah kelompok eksklusif untuk merekrut pemuda-pemuda Indonesia untuk dijadikan martir ideologi ekstrem.
PMII sebagai wadah mahasiswa Islam, sudah seharusnya mampu menjawab celah-celah itu. Temuan Lembaga Cegah Radikalisme dan Terorisme (LCRT) PB PMII pada tahun 2023, masih ada belasan kampus besar terdapat dengan kategori "kuning" atau waspada. Salah satu faktornya seperti keterangan Densus 88 yang menangkap terduga teroris di Batu (31/7/2024). Ia jarang berbaur atau bersosialisasi dengan masyarakat.
Oleh karena itu, PMII ke depan dapat turut andil menjadi organisasi dengan langkah preventif membendung ideologi-ideologi ekstrem atau eksklusif. Selamat berkongres PMII ! Semoga ketua umum PB PMII ke depan lulus dengan berbagai rintangan dengan karakteristik zamannya.
----------------------------------------
Referensi:
A. Effendy Choirie dan Choirul Anam, HA. Cholid Mawardi, PMII dan Cita-cita NU, Dalam Pemikiran PMII, Dalam Berbagai Visi dan Persepsi, (Surabaya: Aula, 1991).
Chotibul Umam, Sewindu PMII, (Jakarta: PMII Ciputat, 1968).
Fauzan Alfas, PMII Dalam Simpul-Simpul Perjuangan, (Jakarta: PB PMII, 2015).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.