Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Rizqia

Mengapa Masih Mengompol?

Parenting | 2024-08-06 10:49:53

Perkenalan

Moms pasti pernah mendapati si kecil mengompol padahal sudah lulus toilet training. Biasaanya anak merasa mimpi buang air kecil dan ujungya mereka mengompol. Mengatsi anak yang mengompol memang cukup merepotkan. Selain tenaga kita juga memebutuhkan kesabaran. Enuresis atau biasa disebut dengan mengompol di malam hari merupakan hal yang umum terjadi pada anak balita. Kebiasaan mengompol hampir terjadi pada semua anak di belahan bumi manapun, penelitian mencatat bahwa pada tahun 1993 sekitar 5 juta anak di Amerika mengalami enuresis nocturnal

(disadur dari : https://www.scirp.org/journal/paperinformation?paperid=101805). Biasanya mereka yang mengopol di sekitar usia 4-11 tahun, semakin tinggi usi anak diaharapkan mampu mengedalikan kandung kemihnya. Hampir setiap anak dan keluarga mengalami kejadian ini, kejadian ringan yang cukup mengnggangu kondisi keluarga. Mengapa demikian mengompol di malam hari membutuhkan tenaga ekstra dalam hal pencucian, hal ini mampu menguras tenaga dari para orang tua dalam pengasuhan.

Klasifikasi

Enuresis bisa terjadi karena kurangnya kemampuan anak dalam mengontrol keluarnya air kencing terutama di malam hari. Kemampuan kontrol yang belum berkembang secara sempurna ini di sinyalir menjadi penyebab seseorang mengalami enuresis. Enuresis di katakan normal bila terjadi selama 2-3 kali dalam seminggu, selama 3 bulan. Bagi anak yang mengalami enuresis selama 6 bulan dan berusia lebih dri 5 tahun maka di sebut dengan primary enuresis. Sedangkan bagi yang mengalami enuresis selama 6 bulan di ikuti dengan gejala ketidak mampuan untuk mengelola kandung kemih maka di kategorikan bahaya. Enuresis sering kali menjadi permasalahan sosial dimana anak menjadi kurang percaya diri karena merasa malu dan gagal dalam mengelola kandung kemihnya. .

Penyebab Enuresis

Enuresis disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor genetik dimana anak memilik komorbid dan ketidak matangan dalam mengatur sistem kandung kemih. Faktor pengasuahn yang salah juga menyebabkan anak mengalami mengompol. Secara medis enuresis juga di assosiasikan dengan adanya beberapa penyakit seperti berikut

1. Diabetes insipidus.

2. Kecilnya ukuran kandung kemih.

3. Kandung kemih yang terlalu aktif.

4. Ureter yang tidak terhubung dengan benar (ectopic ureter).

5. Konstipasi atau gangguan pencernaan.

6. Adaya peradangan pada kandung kemih.

7. Adanya hambatan pada saluran ureter.

Ciri-ciri gangguan Enuresis

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengeggakkan seorang anak mengalami gangguan enuresis atau tidak. Pemeriksaansecar medis perlu dilakukan guna mengetahui kondisi anak dalam keadaan baik. Namun jika secara medis tidak ada keadaanya yang mendudkung munculnya enuresis maka orang tua perlu mencari bantuan pengangan. Menurut DSM V ada beberapa kriteria seorang anak diyatakan mengalami gangguan enuresis, berikut diantaranya:

  • Mengalami periode mengompol secara berulang, seperti penjelasan sebelumnya.
  • Kebiasaan itu muncul setidaknya 2 kali seminggu dalam 3 bulan pengamatan.
  • Prilaku mengompol muncul setidaknya di usia 5 tahun.
  • Tidak ditemukan adanya penyakit medis

( Disadur dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545181/)

Pengangan Enuresis

Parents perlu melakuka evaluasi secara medis untuk menyakinkan apakah mengompol ini karena kondisi medisnya atau ada gangguan lain. Terdapat beberapa pendekatan dalam penanganan, yang paling penting adalah menekankan bahwa perlu adanya dukungan semua pihak agar efektif. Pastikan kondisi gangguan secara medis disebuhkan dahulu. Penanganan yang paling umum biasanya menggunakan pendekatan modifikasi prilaku, dengan menggunakan sistem reward dan punishment. Terapi juga di lakukan dengan meneggakkan kedisiplinan pada anak terutama mengawasi secara ketat jumlah asupan air minum, anak biasanya dilarang minum 2 jam sebelum jam tidur. Pada kasus tertentu biasanya penggunaan obat akan dilakukan guna membantu anak dalam mengendalikan kandung kemihnya. Terapi ini biasanya digunakan bila ditemukan adanya kormorbid medis yang perlu segera diatasi.

Teknik lain yang perlu dicoba adalah menanmkan pada alam bawah sadar anak, dimana anak secra terus menerus untu di souding. Biasanya metode ini menggunakan waktu-waktu premier untuk bisa maksimal. waktu premier untuk menanamkan anak bisa pipis di kamar mandi anadalah saat anak baru tidur. Mom bisa membisikan kalimat positif yang meminta anak bangun saat ingin pipis. Seperti " adek nanti saat perutnya udah penuh dan mau ppis adek bangunya". atau moms bisa memilih kalimat sederhana bila anak masih cukup muda. Metode ini terbilang unik tetapi cukup efektif karena penelitian membuktikan kekuatan kata-kata positif yang ditanamkan pada anak akan di turuti oleh anak.

Metode lain yang bisa di lakukan adalah meminta anak buang air kecil sebelum tidur, dan tidka banyak bergerak sebelum tidur seperti loncat-loncat. Jika anak mengmpol karena pernah mengamali trauma berat maka sumber utamanya harus di sembuhkan. Jangan ragu untuk menghubungi ahli bila diperlukan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image