Mencapai Level Ma'rifatullah
Gaya Hidup | 2024-08-01 08:49:57Mencapai Level Ma'rifatullah
====
Ma'rifatullah adalah suatu tingkat kesadaran yang diiringi ilmu dan irfan. Dalam tradsi sufistik, ilmu dan ma"rifat bisa dibedakan. Namun keduanya saling bertalian. Demikian juga kaitannya terhadap praktik syariat yang mesti dijalankan dengan khusuk dan ikhlas.
Jadi, bukan ma'rifat bila puncaknya menyebelahi syariat. Dalam praktik dan definisi yang diuraikan dalam kitab Risalah Qushairiyah (dalam kajian ust. Abd. Somad) bisa kita tengarai tingkatan ma'rifatullah.
1. Haibah Yaitu kondisi seorang hamba yang selalu terikat dengan kewibawaan dan kemuliaan Allah. Sehingga ia dapat bertindak dan beramal sesuai keadaan ini. Semua peristiwa yang ia alami akan merefleksikan Haibah Allah, kemudian muncullah sikap mahabbah dalam diri seorang hamba.
2. Muthmainnah Dalam poin ini..seorang yang berma'rifat akan merasakan muthmainnah, ketenangan ataupun sikap rela dan menerima atas ketatapanNya.
3. Takzim dan malu Pada level ini, seorang belum dikatakan berma'rifat bila belum mencapai sikap takzim dan malu karena Allah. Dengan sikap ini seorang terus berharap kepada Allah dan terus merasa dalam pemgawasanNya.
4. Wasilah bil amal Ma'rifatullah membutuhkan wasilah amal shalih, bentuk ketaatan tubuh dan pikiran serta tindakan. Yang dipraktikkan dalam ibadah mahdhah ataupun jenis amal lainnya sebagai bentuk taqarrub dan menacapai ridhaNya.
5. Perut kosong dan badan yg lepas dari ikatan materiil. Seorang juga dapat mencapai ma'rifatullah dengan perut kosong, berpuasa. Sehingga selalu merasa butuh kepada Allah swt. Dengan pola ini ia dapat pula terlepas dari kepentingan badan dan kebendaan semata. Dan itu akan memudahkan jalannya untuk terus mengenalNya. ###
*dikompilasi dan disarikan dari kajian kitab qushairiyah di kanal ust.abd.somad.th.2020.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.