Kita Semua Kanibal
Agama | 2024-07-30 13:40:30Ternyata selama ini kita salah menanggapi, bahwa kanibal terjadi kepada Sumanto. Padahal, kita semua kanibal tetapi tidak viral. Kenapa semacam itu? Apakah kita juga memakan daging manusia? Atau kita memakan yang satu spesies dengan kita? Sebenarnya, dalam Surah al-Hujurat ayat 12 dijelaskan;
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُل لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang”
Syekh Syihabuddin al-Qalyubi Menjelaskan dalam kitab an-Nawadir; “Dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah ﷺ ada dua orang wanita yang berpuasa, lalu ada yang menceritakan perihal puasanya kepada Rasulullah ﷺ.
Dia berkata, “Wahai Rasulullah, di sini ada dua orang wanita yang berpuasa, keduanya hampir mati karena kehausan.”
Ternyata Rasulullah ﷺ berpaling dan tidak menggubrisnya. Orang itu pun datang lagi kepada beliau dan kembali menceritakan kejadian tersebut. Dia berkata, “Wahai Rasulullah keduanya hampir mati.” Maka Rasulullah ﷺ bersabda “Panggil keduanya.”
Akhirnya kedua wanita itu pun datang. Rasulullah ﷺ meminta untuk diambilkan sebuah ember, lalu beliau bersabda, “Muntahlah!” Maka salah satu dari keduanya pun muntah, ternyata dia memuntahkan air nanah bercampur darah sehingga memenuhi setengah ember.
Lalu Rasulullah ﷺ memerintahkan kepada wanita yang satunya untuk muntah, dan dia pun memuntahkan nanah bercampur darah sehingga ember itu penuh, lalu beliau bersabda;
“Pada mulanya, dua orang perempuan ini berpuasa sebagaimana mestinya. Di saat sahur, mereka memakan makanan yang halal bagi mereka. Tapi,
mereka membuat pahala puasanya menjadi batal karena telah melakukan hal yang telah Allah haramkan kepada mereka. Yaitu keduanya duduk bersama, lalu membicarakan dan menggunjing orang lain. Muntahan ini berasal dari daging yang mereka makan dari orang-orang yang mereka gunjingkan”.
Ada pula keterangan dalam kitab Takhrijul Ahya' lil-Hadits; Dari Shahabat Anas beliau berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, 'Pada suatu malam saat di-mi'raj-kan saya melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga, mereka mencakar-cakar wajah dan dada mereka. Maka aku bertanya, 'Wahai Jibril, siapakah mereka itu?' Jibril menjawab, 'Mereka adalah orang-orang yang makan daging manusia yakni pelaku ghibah.
Dijelaskan dalam kitab Tsawabul al-A'mal; Pernah Nabi Musa AS diberi wahyu oleh Allah SWT yang menjelaskan tentang ghibah “Jika kalian mati dalam keadaan baik, maka surga untukmu. Namun, jika kalian mati dalam keadaan menggunjing orang lain, maka kalian adalah orang pertama yang masuk neraka”
Serta ada cerita menarik dari kitab Risalah al-Qusayriyah; Pada hari kiamat datang seorang dengan membawa sebuah catatan amalnya, tetapi setelah dilihat, tiada kebaikan sama sekali yang tertera di catatan amalnya.
Malaikat malik pun bertanya; Dimana pahala shalatmu, puasamu, dan ketaatanmu?
Seseorang itu menjawab; Sesungguhnya seluruh amalku telah musnah, gara-gara dosaku berupa ghibah.
Apakah kamu tahu? Bagaimana mengenali orang-orang tercela? Dalam kitab Maqasidil al-Hasanah dijelaskan; Orang tercela dikenali dengan tiga tanda; Berkata manis didepannya, menggunjing dirinya saat iya tiada, dan mengharapkan musibah tertimpa kepada dirinya.
Dari semua penjelasan diatas, sudahkah kalian waras kalau sebenarnya kita adalah kanibal yang ganas. Memang kita tidak memakan daging manusia secara jelas, tetapi mulut kitalah yang pedas, sedangkan mulut yang membicarakan orang lain, diumpamakan memakan daging saudaranya sendiri. Namun, kenapa membicarakan seseorang itu layaknya sebuah kenikmatan? Karena diterangkan dalam kitab Mukasyafatul al-Qulub; Dikisahkan, dalam sebuah perjalanan, Nabi Isa AS pernah bertemu dengan Iblis yang sedang membawa madu di salah satu tangannya dan membawa abu di tangan lainnya. Ditanya oleh Nabi Isa, “Apa yang akan kau lakukan dengan madu dan pasir itu, hai musuh Allah?” Iblis menjawab, “Madu ini akan kuoleskan pada bibir para ahli ghibah agar mereka merasa manis dan semakin giat melakukan ghibahnya. Sementara abu ini kubalurkan pada wajah anak-anak yatim, sehingga orang-orang merasa benci kepada mereka.” Wallahu 'alam.
Referensi
Mukasyafatul qulub’
Takhrijul Ahya lil-Hadits
An-Nawadir
Tsawabul al-Amal
Maqasidil al-Hasanah
Risalah al-Qusayriyah
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.