Muwatta' Kitab Populer Pertama
Agama | 2024-07-29 19:38:42Semenjak Khalifah Umar bin Abdul Aziz menghimbau para Alim Ulama untuk membukukan hadis-hadis Nabi, dari situ gerakan pembukuan mulai berjalan dan terus berkembang waktu demi waktu. Mula-mula ulama hanya mengumpulkan hadis Nabi dalam satu karangan kitab tanpa menyortir dan mengelompokannya dalam bab-bab yang tersusun, sebagaimana kitab yang dikarang Az-Zuhri dan Ibnu Hazm. Hingga pada tahun 170 H kitab Muwatta’ muncul menjadi kitab pertama yang disusun dengan pengelompokan hadis dalam bab tertentu. Kitab fenomenal ini dikarang oleh Imam Malik bin Anas bin Malik, pendiri mazhab Maliki.
Berawal dari pertemuannya dengan Khalifah Abu Ja’far al-Mansur pada saat tengah melaksanakan ibadah haji, Khalifah Abbasiyah kedua itu meminta Imam Malik untuk menulis kitab yang memuat hadist beserta fiqih didalamnya—sebagaimana yang tercantum dalam kitab Tartibul Madarik, lebih lengkapnya beliau berpesan, “Orang alim yang tersisa hanya aku dan dirimu. Aku saat ini telah disibukkan dengan politik, maka yang tersisa hanya dirimu. Karanglah kitab yang berguna bagi umat, yang di dalamnya memuat hadis dan fiqih, hindari rukhsas-rukhsas Ibnu Abbas, pendapat-pendapat yang memberatkan milik Ibnu Umar, dan pendapat syadz Ibnu Mas’ud. Lalu jelaskan secara perinci.”, sejak saat itulah Imam Malik mulai menggarap kitab sesuai dengan permintaan Al-Manshur. Dalam penulisannya beliau menggunakan metode yang moderat dengan proporsi seimbang.
Kitab ini oleh Imam Malik diberi nama “Muwatta’” yang artinya yang disepakati, karena setelah menyelesaikannya Imam Malik memberikan Muwatta’ ke tujuh puluh ulama fiqih Madinah dan mereka semua menyepakati isi dari kitab Muwatta’. Dalam Muwatta’ sendiri terhimpun sepuluh ribu hadist yang selama empat puluh tahun oleh Imam Malik semua hadis tersebut dikoreksi. Hadis-hadis yang cacat serta yang tak diamalkan oleh para Imam, dihapus sehingga sampai selesainya tahap pengkoreksian hadis yang tersisa lima ratus lebih.
Muwatta’ merupakan kitab yang memuat hukum asal dan cabang ilmu fiqih, yang diterima oleh ulama dan umat pada masa itu. Kitab ini pun menjadi terkenal ke seluruh penjuru negeri serta menuai decak kagum dan pujian dari banyak kalangan. Banyak orang dari segala penjuru yang pergi untuk menuntut ilmu ke Imam Malik karena kagum akan keluasaan ilmu yang beliau tuang dalam Muwatta’. Salah satu penyebab terkenalnya Muwatta’ ialah keinginan Abu Ja’far—dalam keterangan lain Harun Ar-Rasyid—yang ingin menggantung Muwatta’ di Ka’bah dan menyebarkannya ke seluruh negeri agar seluruh masyarakat mengamalkannya sehingga tidak ada lagi perselisihan. Namun Imam Malik menolaknya, dikarenakan para Sahabat Nabi terdahulu banyak yang hijrah ke tempat-tempat lain lalu meriwayatkan hadist yang dijadikan dalil oleh masyarakat setempat. Akhirnya Abu Ja’far mengurungkan niatnya tersebut. Melihat luasnya pandangan Imam Malik mengenai hal itu serta tak mau melibatkan politik (pemerintah) untuk membuat kitabnya terkenal, umat Islam dengan sendirinya menerima Muwatta’ tanpa ada tekanan.
Kitab ini menjadi rujukan untuk kitab-kitab hadis yang lain, sampai-sampai ada riwayat yang mengatakan kutubus-sittah seluruhnya merujuk ke Muwatta’. Begitu banyak komentar dan cerita tentang keagungan kitab Muwatta’ yang bisa dilihat dengan banyak kitab manaqib Muwatta’.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.