Cinta yang Terkekang oleh Larangan: Makna dalam 'Dilarang Mencintai Bunga-Bunga'
Sastra | 2024-07-25 06:53:32“Hidup adalah bunga-bunga. Bunga indah bagi dirinya sendiri dan yang memandangnya. Ia setia dengan memberikan keindahan. Ia lahir untuk membuat dunia indah. Tersenyumlah seperti bunga.”― Kuntowijoyo, Dilarang Mencintai Bunga-bunga.
Studi sastra dengan pendekatan intrinsik menurut Wellek & Warren, salah satunya disebutkan adalah citra, metafora, simbol, dan mitos. Analisis ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan intrinsik, yaitu metafora. Metafora dapat diartikan sebagai kata atau kalimat yang digunakan untuk memperluas makna dan memberikan konsep emosional atau estetis pada suatu karya sastra. Cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga karya Kuntowijoyo adalah karya sastra dengan elemen metafora yang kaya di dalamnya. Menganalisis cerpen ini dengan pendekatan intrinsik memungkinkan pembaca untuk mengeksplorasi kedalaman makna yang tersirat dalam cerita.
Hasil analisis menggunakan pendekatan intrinsik metafora dalam cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut:
1. "Kau kualat, dia keramat"
Pada kalimat ini kata kualat menggambarkan kesialan dan ketidakberuntungan seseorang. "Kau kualat" ucap kawan Bayung kepada Bayung, itu berarti Bayung merupakan orang yang dimaksud akan mendapat kesialan. Kata "Dia keramat" memiliki maksud sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan gaib atau keberuntungan. Namun, pada kalimat tersebut kata "Keramat" merujuk pada keberuntungan seseorang atau keajaiban yang membuatnya terlindungi dari kesialan karena kemampuannya yang dapat memberikan efek kepada pihak lain.
Jadi, dalam kalimat "Kau kualat, dia keramat" memiliki konteks pada pernyataan atau penyampaian perasaan ketidakberuntungan seseorang dan keberuntungan orang lain secara tidak langsung.
2. "Hidup harus penuh dengan bunga-bunga"
Pada kalimat ini, tidak serta-merta memiliki arti bahwa hidup harus dipenuhi tanaman bunga. Sama hal nya dengan kalimat "Hidup adalah bunga-bunga". Kedua kalimat tersebut memiliki makna yang ingin disampaikan kepada para pembacanya. Bunga disini menggambarkan keindahan, keremajaan, dan kesegaran. Konteks dari kalimat tersebut adalah bagaimana kita sebagai manusia harus menjalankan kehidupan seperti bunga, yaitu ketika mekar ia memberikan keindahan pada dirinya maupun yang memandangnya tanpa peduli hiruk-pikuk dunia. Setia dengan memberikan keindahan dan terlahir untuk membuat dunia Indah.
3. "Ayahku adalah nafsu"
Pada kalimat ini, kata "Nafsu" menggambarkan sosok yang memiliki keinginan yang kuat dan juga dorongan yang sulit untuk dikendalikan. Serta dapat juga digambarkan sebagai sosok yang sulit untuk dipahami.
4. "Lihatlah mereka yang membangun dunia"
Kalimat ini diutarakan oleh ayah Bayung kepada anaknya, Bayung. Dengan maksud untuk menunjukkan kepada Bayung pada orang-orang yang secara aktif berusaha untuk menciptakan perubahan positif pada dirinya, masyarakat, atau dunia, yaitu Orang-orang yang bekerja, memimpin, atau berkontribusi dalam upaya memajukan kehidupan baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Agar Bayung termotivasi untuk bekerja keras dimasa depan.
5. "Segala nafsu adalah malam yang gelap"
Kalimat tersebut memiliki makna bahwa dorongan atau keinginan manusia yang tak terkendali akan membawa kepada kekacauan dalam hidup. Hal ini membuktikan nafsu yang tidak dapat dikontrol oleh manusia akan membuatnya tersesat dan kehilangan arah. Jadi, kalimat ini bermaksud mendorong pembaca untuk mengendalikan nafsu atau keinginan yang ada dalam diri sendiri agar tidak menyesal dikemudian hari.
6. "Menyiram kehidupan"
Meski terdengar seperti sarkasme yang kakek tua berikan kepada bayung ketika pemuda itu bertanya mengenai kegiatan apa yang sedang dilakukannya. Namun, kalimat ini memiliki makna sebagai tindakan yang memberikan atau menyebarkan seperti cinta, kebaikan, dan hal-hal positif lainnya, entah itu untuk diri sendiri atau kepada orang lain. Seperti hal nya tanaman, ketika disiram dengan air ia akan tumbuh menjadi tanaman yang indah. Begitu juga manusia, manusia dapat membantu memperindah kehidupan manusia lainnya atau kehidupannya sendiri dengan menebarkan hal-hal positif.
Penggunaan metafora dalam cerpen Dilarang Mencintai Bunga-bunga tidak hanya memberikan keindahan dalam bahasa, tetapi juga memberikan makna yang mendalam pada cerita. Metafora membantu pembaca untuk lebih memahami pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu Kuntowijoyo tentang keindahan, kerja keras, dan kekuatan cinta dalam menghadapi kehidupan.
Dengan demikian, metafora dalam cerpen Dilarang Mencintai Bunga-bunga ini tidak hanya berfungsi sebagai alat estetika, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan yang mendalam kepada pembaca. Hal ini menunjukkan keterampilan penulis dalam menggunakan bahasa sastra untuk menggambarkan kompleksitas kehidupan manusia melalui gambaran-gambaran yang indah dan berkesan.
Daftar Pustaka
Kuntowijoyo. (2016). Dilarang Mencintai Bunga-bunga. Jakarta Selatan: Penerbit Noura Books, Juni 2016.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.