Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Galuh Enggar

Mengulik Pendekatan Mimetik Melalui Tiga Lembar Kartu Pos

Sastra | Monday, 15 Jul 2024, 11:35 WIB
Tumpukan kartu pos. Foto oleh Ylanite Koppens: https://www.pexels.com/id-id/foto/amplop-surat-1906606/

Puisi "Tiga Lembar Kartu Pos" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan dialog dan monolog penuh makna yang merefleksikan hubungan manusia dengan Tuhan. Pendekatan mimetik, yang menekankan hubungan karya sastra dengan kenyataan kehidupan, sangat cocok untuk menganalisis karya ini karena puisi ini mengandung banyak elemen yang mencerminkan pengalaman dan perasaan manusia dalam mencari dan memahami eksistensi serta hubungannya dengan penciptanya.

Analisis Mimetik

Pendekatan mimetik mengkaji sejauh mana karya sastra meniru realitas. Dalam "Tiga Lembar Kartu Pos," Sapardi menciptakan suasana yang penuh pertanyaan dan keraguan, mencerminkan perjuangan manusia dalam mencari makna spiritual dan eksistensi.

Lembar Kartu Pos 1

"soalnya kau tak pernah tegas menjelaskan keadaanmu,tak pernah tegas mengakui bahwa harus menyelesaikanperkaramu dengan-Ku."

Potongan ini mencerminkan keraguan dan kegelisahan terhadap hubungan dengan yang Ilahi. Ketidakpastian tentang keberadaan dan komunikasi Tuhan tercermin dalam kata-kata "tak pernah tegas menjelaskan keadaanmu" dan "suratmu dulu itu entah dimana." Ini mencerminkan pengalaman manusia yang sering merasa terputus atau kebingungan dalam mencari hubungan yang kuat dengan yang Ilahi.

Lembar Kartu Pos 2

"kau dimana kini? sebenarnya saja pernahkah kau tulissurat itu? pernahkah sekujur tubuhmu mendadak dinginketika kau lihat bayang-bayang-Ku yang tertinggal di kamarmu?"


Ini mengilustrasikan pengalaman manusia yang meragukan apakah mereka benar-benar telah menjalin komunikasi atau hubungan yang berarti dengan Tuhan. Perasaan dingin yang mendadak bisa dikaitkan dengan momen-momen spiritual atau perasaan kesadaran mendalam akan kehadiran ilahi yang seringkali sulit dijelaskan.

Lembar Kartu Pos 3

"anakmu yang tinggal itu menulis surat, katanya antaralain, alamat-Mu kudapati di tong sampah,di antarasurat-surat yang dibuang Ayah."


Potongan terakhir menghadirkan pengalaman penemuan yang tak terduga. Alamat Tuhan ditemukan di tempat yang tidak terduga, yaitu di antara surat-surat yang dibuang. Ini mencerminkan realitas bahwa momen-momen spiritual atau tanda-tanda ilahi seringkali ditemukan dalam situasi yang paling tidak terduga dan diabaikan.

Melalui pendekatan mimetik, "Tiga Lembar Kartu Pos" menggambarkan realitas pencarian manusia akan Tuhan dan makna spiritual. Sapardi Djoko Damono berhasil menghadirkan nuansa ketidakpastian, keraguan, dan penemuan yang tak terduga, mencerminkan pengalaman manusia yang kompleks dalam memahami eksistensi dan hubungan dengan sang ilahi. Puisi ini mengingatkan pembaca bahwa pencarian spiritual sering kali tidak linier dan penuh dengan momen ketidakpastian, namun selalu memiliki potensi penemuan yang mendalam di baliknya.

Daftar Pustaka Damono, Sapardi Djoko. (1994). Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak. Jakarta: PT. Grasindo.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image