Asas dan Metode Pendidikan dalam Islam
Pendidikan dan Literasi | 2024-07-13 09:52:28Asas dan Metode Pendidikan dalam Islam
· Asas motivasi, maksudnya pendidikan dalam menggunakan metode harus berusaha membangkitkan minat anak didik sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat pada bahan pelajaran yang disajikan.
· Asas apersepsi, menafsirkan buah pikiran, jadi menyatukan dan mengasimilasi suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan demikian memahami dan menafsirkannya. Apresiasi adalah gejala jiwa yang dialami apabila kesan baru muncul ke dalam kesadaran seseorang yang berjalin dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki disertai proses pengelolaan, sehingga menjadi kesan yang lebih luas. Asas apersepsi bertujuan menghubungkan bahan pelajaran yang akan diberikan dengan apa yang telah dikenal anak.
· Asas sosialisasi, asas yang memperhatikan penciptaan suasana sosial yang dapat membangkitkan semangat kerja sama antara anak didik dengan pendidik atau sesama anak didik dengan masyarakat sekitar.
· Asas kebebasan, asas yang memberikan keleluasaan keinginan dan tindakan bagi anak didik dengan dibatasi atas kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang positif.
· Asas evaluasi, asas yang memperhatikan hasil dari penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki anak didik sebagai feedback pendidikan dalam memperbaiki cara mengajar.
Metode Pendidikan dalam Islam
· Metode Kisah Suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita. Prinsip dasar metode ini diambil dari Al-Qur'an yang artinya: "Dan segala kisah-kisah Rasul yang kami sampaikan kepadamu, adalah kisah-kisah yang Kami kuatkan hatimu dan di dalamnya cerita tersebut mengandung petunjuk serta pelajaran.”
· Metode dialog (hiwar), ada beberpa jenis hiwar
1. Hiwar khitabi atau ta'abbudi, yaitu dialog yang diambil dari dialog antara Tuhan dengan hamba-Nya.
2. Hiwar Washfi, yaitu dialog antara Tuhan dengan malaikat atau makhluk ghaib lainnya.
3. Hiwar Qishashi, seperti terdapat dalam al- Qur'an surat Hud: 84-95.
4. Hiwar Jadali, yaitu hiwar yang bertujuan untuk menetapkan hujjah. Contoh surat an-Najm: 1-5 (A.Tafsir, 1994:136).
· Metode amtsal, suatu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat/melalui contoh atau perumpamaan. Prinsip dasar metode ini dalam Al-Qur'an (Q.S. Al-Baqarah: 17)
Artinya: "Perumpamaan mereka adalah seperti orang menyalakan api mereka, setelah api itu menerangi mereka sekelilingnya Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat." (Q.S. Al-Baqarah:17) Penjelasan tentang konsep-konsep abstrak dengan perumpamaan yang kongkrit sangat terkait erat dengan konsepsi al-Quran tentang persepsi melalui indra yang diberi peran penting. Fakta seperti ini mempunyai aplikasi penting dalam kelas. Segala yang eksis di alam, dan dapat membantu pemahaman tentang konsep harus dimanfaatkan.
· Metode Teladan Keteladanan dalam pendidikan adalah metoda influensif yang paling menentukan keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentuk sifat, dan prilaku moral, spiritual dan sosial anak. Hal ini karena pendidik adalah contoh terbaik dalam pandangan anak, yang akan ditirunya dalam segala tindak tanduknya, dan sopan santunnya. Teladan dalam semua kebaikan, bukan teladan dalam keburukan. Dengan keteladanan itu, diharapkan anak didik adakan mencontoh atau meniru segala sesuatu yang baik dalam perkataan, perbuatan pendidiknya. Sungguh sangat mustahil bagi orang tua melarang anak. Anaknya berkata keji dan kotor, meminum- minuman keras, berjudi dan lain-lain yang jelek, bilamana si orang tua itu sendiri senang melakukannya.
· Metode Pembiasaan pengulangan (A.Tafsir, 1991:144). Jika guru setiap masuk kelas mengucapkan salam, itu sudah dikatakan membiasakan. Bila murid masuk kelas tidak mengucapkan salam, maka guru mengingatkan, ini juga termasuk membiasakan. Kritik terhadap pendidikan dengan pembiasaan karena cara ini tidak mendidik siswa untuk menyadari dengan analisis apa yang dilakukannya. Kelakuannya berlaku secara otomatis tanpa ia mengetahui baik buruknya. Hal ini benar, tetapi tetap saja metoda pembiasaan sangat baik digunakan karena yang kita biasakan biasanya adalah benar. Kita tidak boleh membiasakan anak kita atau anak didik kita berperilaku jelek.
· Metode Ibrah dan Mauizah Menggunakan cerita atau kisah-kisah nyata yang terjadi di masa lalu untuk diambil pelajaran dan hikmahnya. Kisah-kisah ini bisa berasal dari sejarah, pengalaman hidup, maupun dari kisah kisah dalam Al-Qur'an dan Hadis. Mauizah, nasehat (an-nasehah) dan peringatan (at-Tadzkir) yang baik dan benar, yang dapat menyentuh hati sanubari, agar anak didik terdorong untuk beraktivitas baik.
· Metode Targhib dan Tarhib Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.