Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nafiri Nathany Alexanditama

Sabet Pendanaan! Mahasiswa FTP UB Ciptakan Inovasi Alat Pendeteksi Stunting Secara Dini

Riset dan Teknologi | Friday, 12 Jul 2024, 20:54 WIB
Mahasiswa UB yang menciptakan inovasi pendeteksian stunting secara dini (Foto: dok. Tamara)

Permasalahan kesehatan dalam hal gizi merupakan perkara yang tidak kunjung terselesaikan di Indonesia. Perkara gizi tersebut meliputi stunting, wasting, overweight, dan underweight dengan prevalensi stunting yang tertinggi. Pada tahun 2022, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menyatakan bahwa angka stunting Indonesia mencapai angka rata-rata nasional yaitu 21,6%. Serta dilaporkan bahwa 18 dari 38 provinsi di Indonesia memiliki persentase yang berada dibawah rata-rata nasional.

Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami oleh anak-anak yang diakibatkan oleh kekurangan asupan gizi, infeksi, ataupun kurang memadainya stimulasi psikososial. Terdapat hubungan yang signifikan antara pH difeses dengan kejadian stunting pada balita. Namun, penelitian serupa belum pernah dilakukan pada anak Indonesia. Sebuah studi menemukan bahwa adanya ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme pada usus anak usia sekolah dapat menjadi suatu tanda adanya stunting. Selain itu, faktor lain yang dapat menyebabkan stunting pada balita, yaitu infeksi virus, bakteri, atau parasit. Contohnya parasit cacing tambang yang menyebabkan perubahan pH feses menjadi lebih asam atau basa bergantung pada spesies cacing dan interaksinya dengan lingkungan pencernaan. Kemudian mikroba dalam saluran pencernaan manusia memengaruhi pH feses melalui berbagai mekanisme, termasuk fermentasi makanan yang tidak tercerna dan produksi metabolit tertentu. Bakteri juga menjadi salah satu mikroba yang memengaruhi pH feses, seperti bakteri asam laktat yang umumnya menghasilkan asam organik seperti asam laktat yang menurunkan pH feses, bakteri metanogen yang menghasilkan gas metana sebagai produk sampingan dari metabolisme yang memengaruhi keseimbangan pH dalam saluran pencernaan dan bakteri lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penyebab stunting berikatan erat dengan perubahan pH feses.

Berlandaskan dari permasalah tersebut salah satu tim dari Universitas Brawijaya yang terdiri dari 3 Mahasiswa Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan serta 1 Mahasiswa Prodi Bioteknologi membuat sebuah penelitian mengenai pembuatan alat deteksi stunting dengan menggunakan parameter bakteri E.coli.

Tim beranggotakan 4 orang yang terdiri dari Inez Linggania (Ilmu dan Teknologi Pangan, FTP), Falda Wahyuningtias (Ilmu dan Teknologi Pangan, FTP), Nafiri Nathany Alexanditama (Ilmu dan Teknologi Pangan, FTP), dan Tamara Halwa Caesariana (Bioteknologi, FTP) di bawah bimbingan Dosen Endrika Widyastuti, S.Pt, M.Sc, MP, Ph.D. mengembangkan sebuah alat inovasi pendeteksian stunting secara dini pada anak balita menggunakan bakteri E.coli sebagai sebuah parameter. Penelitian ini didanai oleh Kemdikbudristek dan Universitas Brawijaya melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta tahun 2024.

Sesi konsultasi bersama dosen pembimbing (Foto: dok. Nafiri)

“Untuk metode uji yang akan kami gunakan berkaitan dengan mekanisme dari pil sensor itu sendiri, kami akan membuat chamber yang berisikan plat tembaga sejajar yang kemudian nantinya akan diisikan dengan sampel bakteri E.coli dengan kadar pH yang berbeda-beda dan dihitung kapasitansinya menggunakan lcr meter,” ucap Inez selaku ketua dari tim ini. “Hasil metode uji yang kami dapatkan tersebut nantinya akan kami cari rumus regresinya dan kami susun dalam bentuk arduino uno yang nantinya akan mengirim sinyal hasil pendeteksian tersebut ke dalam aplikasi StunShield,” Tambah Nafiri selaku salah satu peneliti. Hasil yang diharapkan dalam metode uji ini yaitu terbukti adanya pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri E.coli.

Aplikasi mobile bernama StunShield telah dirancang untuk mendata seluruh grafik perkembangan anak serta grafik pertumbuhan bakteri E.coli yang digunakan sebagai parameter pendeteksian. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur untuk melakukan screening yang bertujuan dalam meningkatkan akurasi pendeteksian. Selain itu, sistem rekomendasi mengenai gizi yang dibutuhkan juga tersedia sebagai salah satu penanganan awal.

Proses uji coba alat yang dilakukan tentunya merupakan salah satu proses untuk mencapai tujuan bersama. Tentunya diharapkan agar alat ini bekerja dengan optimal setelah melalui proses trial and error sehingga nantinya dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat indonesia dalam mencegah dan menekan tingginya angka stunting di Indonesia.

Dengan dilaksanakan penelitian ini harapannya mampu mencegah terjadinya stunting pada anak-anak di bawah usia 5 tahun di seluruh Indonesia dan menjadi bentuk nyata kontribusi mahasiswa Universitas Brawijaya dalam mengambil bagian menyejahterakan kesehatan seluruh rakyat Indonesia dalam ruang lingkup penelitian ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image