Transformasi Lingkungan Pendidikan Era Digital
Sekolah | 2024-07-09 21:55:04Apa itu Lingkungan Pendidikan? Lingkungan pendidikan adalah berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan atau berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial (Kunaryo, 1999:62). Lebih detailnya disampaikan bahwa lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim, geografis, adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya yang dapat memberikan penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan anak untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai tinggi, baik nilai manusiawi dan spiritual (Dewantara, 2021).
Lingkungan pendidikan yang baik harus mencakup aspek-aspek tersebut supaya dapat membantu anak-anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih baik secara moral dan spiritual. Dalam konteks ini pendidikan tidak hanya melibatkan proses akademik, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter, nilai-nilai, dan sikap hidup yang positif.
Lingkungan pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal tersebut selaras dengan pendapat Ki Hajar Dewantara yang menyatakan konsep Tri Sentra Pendidikan dengan mengemukakan bahwa “Dalam kehidupan anak-anak berada dalam tiga lingkungan tempat pergaulan yang mana sebagai pusat pendidikan yang sangat penting baginya, yakni lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat”.
Saat ini, lingkungan pendidikan sedang mengalami perubahan besar. Transformasi ini didorong oleh perkembangan era digital yang memaksa sistem pendidikan untuk beradaptasi secara cepat. Perubahan ini pastinya juga terjadi di SDN 2 Sawangan, sekolah penempatan MBKM kelompok saya. Saya memaksimalkan pengabdian dengan ikut serta membantu menghadapi tantangan era digital ini. Dalam artikel ini, akan dibahas apa saja tantangan perkembangan era digital dan bagaimana menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan adaptasi dan inovasi.
Berbagai tantangan perkembangan era digital dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Akses dan keterampilan teknologi
Beberapa siswa dan guru tidak memiliki keterampilan digital yang cukup untuk pemanfaatan teknologi dengan efektif. Akses yang tidak merata menjadi salah satu penyebabnya, karena tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat digital dan internet yang memeadai. Apalagi untuk lingkungan sekolah yang jauh dari pusat keramaian kota. Selain itu, beberapa guru yang sudah berumur terkadang sudah sulit mempelajari perkembangan teknologi digital yang ada.
2. Perubahan metode pembelajaran
Pembaruan teknologi ke dalam kurikulum mengharuskan penyesuaian metode pembelajaran yang digunakan guru. Perubahan yang terjadi dari kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka cukup signifikan. Contohnya seperti buku paket yang dilengakapi dengan barcode untuk akses materi yang ada. Model pembelajaran kurikulum ini juga berbasis proyek, inkuiri dan lain sebagainya.
3. Kesiapan infrastruktur
Sekolah perlu memiliki infrastruktur yang memadai, seperti koneksi internet yang cepat dan stabil serta perangkat keras yang memadai. Perangkat yang digunakan pun perlu dipelihara dan diperbarui secara berkala.
4. Kesehatan mental dan fisik
Walaupun tujuan perkembangan teknologi dalam pembelajaran ini baik. Tetapi, seringkali hal ini membuat siswa ketergantungan menggunakan perangkat digital. Penggunaan perangkat digital yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental siswa. Kesehatan mata akan terganggu apabila siswa terlalu lama menatap perangkat digital. Apalagi saat berada dirumah, beberapa siswa menggunakan perangkat digital dengan alasan untuk mengerjakan tugas tanpa pengawasan orang tua. Hal ini bisa menjadi peluang anak menyalahgunakan perangkat digital tersebut.
Mengatasi berbagai tantangan tersebut tentunya memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat. Solusi inovatif dan pendekatan yang berkelanjutan akan sangat penting untuk memastikan bahwa pendidikan di era digital dapat berjalan dengan efektif dan inklusif. Berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi berbagai tantangan era digital:
1. Pemerintah dan sekolah dapat bekerja sama untuk menyediakan perangkat digital di sekolah untuk mendukung penyesuaian era digital. Perangkat ini nantinya bisa dipakai semua siswa termasuk siswa yang tidak memiliki perangkat digital. Selain itu, harus ada ketersediaan internet yang cepat dan stabil.
2. Menyediakan pelatihan literasi digital bagi guru, siswa, dan orang tua untuk meningkatkan keterampilan teknologi.
3. Menyediakan akses ke berbagai sumber daya pendidikan online, seperti video pembelajaran, e-book, dan aplikasi edukasi.
4. Orang tua dapat memantau penggunaan perangkat digital di rumah, menetapkan batasan waktu penggunaan perangkat digital untuk mencegah dampak negatif pada kesehatan.
5. Melibatkan orang tua, masyarakat, komunitas, dan pihak lain dalam pengembangan dan implementasi strategi digital di sekolah.
Tentunya, SDN 2 Sawangan telah menerapkan strategi tersebut demi menciptakan lingkungan pendidikan yang baik. SDN 2 Sawangan telah melaksanakan kerjasama dengan pemerintah, sehingga permasalahan akses dan keterampilan bisa teratasi. Pihak sekolah sudah memaksimalkan penggunaan perangkat digital untuk pembelajaran agar siswa menjadi tidak kaget dan terbiasa. Guru semaksimal mungkin menjadi fasilitator siswa dengan baik agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan nyaman.
Guru SDN 2 Sawangan juga beberapa kali mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pemerintah, hal ini merupakan salah satu usaha untuk penyesuaian diri dengan pembaruan yang ada di era digital. Selain itu, mahasiswa MBKM beberapa kali melakukan sosialisasi dan pelatihan literasi digital kepada guru serta murid SDN 2 Sawangan. Dengan adanya perangkat digital yang memadahi, guru dan siswa menjadi lebih mudah mengakses berbagai sumber daya pendidikan online. Hal ini sangat membantu meningkatkan minat belajar siswa.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, SDN 2 Sawangan dapat lebih siap menghadapi tantangan di era digital dan memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dan efektif bagi siswa. Pada era digitalisasi saat ini, hampir semua akses informasi dan materi dapat ditemukan di dunia maya baik mengakses sebuah laman maupun aplikasi. Dengan memanfaatkan teknologi dapat menjangkau serta distribusi kebijakan lebih luas, serta optimalisasi implementasi kurikulum Merdeka melalui prose
s pembelajaran berdiferensiasi. Selama pembelajaran berdiferensiasi, harus ada lingkungan kelas yang mendukung di mana semua orang di kelas akan menyambut dan merasa diterima, semua orang saling menghormati, siswa merasa seaman mungkin di kelasnya. Mengajar untuk mencapai keberhasilan siswa. Ada kesetaraan yang dirasakan dalam bentuk nyata oleh siswa, guru dan siswa bekerja sama untuk berhasil, (Jamoliddinova 2019:321).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.