Peran Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dalam Pendidikan: Membangun Identitas Budaya dan Kreativita
Sekolah | 2024-07-09 20:15:47Tim Penulis :
Riya Ika Prahesti (Mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Unissula)
Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unissula)
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional. Dewasa ini, masyarakat sangat mudah tersulut emosinya, pemarah, brutal, kasar, dan vulgar tanpa mampu mengendalikan hawa nafsunya, seperti perilaku para demonstran yang berkata kasar dalam berunjuk rasa yang seringkali ditayangkan di televisi. Nilai kearifan lokal yang santun, ramah, saling menghormati, arif, dan religius seakan semakin terkikis. Fenomena tersebut dapat menjadi representasi melemahnya karakter bangsa Indonesia, yang terkenal ramah, santun, berpekerti luhur, dan berbudi mulia.
Sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat, situasi yang demikian itu jelas tidak menguntungkan bagi masa depan bangsa, khususnya dalam melahirkan generasi masa depan bangsa. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan yang berorientasi pada karakter bangsa, yang tidak sekadar memburu kepentingan pikir, menghafal, dan logika tetapi juga perlu memperhatikan dan mengintegrasi persoalan moral dan keluhuran budi pekerti.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas SDM yang lebih baik. Salah satu peran pendidikan adalah inovasi dan kemajuan dalam berbagai bidang termasuk ilmu pengetahuan. Untuk mencari ilmu pengetahuan sangatlah luas, kita dapat menempuh jenjang yang lebih tinggi seperti kuliah di jurusan yang masih berkaitan dengan pendidikan salah satunya adalah Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia ini memiliki peran dalam pendidikan dikarenakan bahasa sangat mempengaruhi intelektual, emosional, dan sosial pada peserta didik. Dengan adanya bahasa kita dapat menunjang dalam keberhasilan peserta didik dalam mempelajari semua bidang studi.
Dengan adanya mempelajari bahasa sastra Indonesia kita tidak hanya memperkuat pemahaman terhadap budaya lokal, tetapi juga merangsang kreativitas generasi muda. Adapun cara yang dapat kita lakukan dalam merangsang kreativitas generasi muda adalah dengan memperkenalkan kepada siswa tentang karya-karya sastra dari berbagai daerah di Indonesia. Ini tidak hanya mengajarkan mereka tentang kekayaan budaya yang ada, tetapi juga membuka pandangan mereka terhadap beragam tradisi, nilai, dan cita cita yang membentuk identitas bangsa. Selain itu cara yang dapat kita lakukan yaitu dengan melalui pembacaan dan analisis karya sastra, siswa tidak hanya memahami aspek estetika dan bahasa, tapi juga menginternalisasi nilai budaya. Membantu memperkuat identitas budaya dan meningkatkan rasa memiliki terhadap warisan budaya bangsa.
Dalam mengimplementasikan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia untuk meningkatkan efektivitasnya dalam mendukung pendidikan holistik di Indonesia tidak mudah, banyak tantangan yang harus dilalui diantara tantangan tersebut yaitu Kurangnya sumber daya dan fasilitas, sekolah di Indonesia masih menghadapi keterbatasan dalam hal buku teks, perpustakaan yang memadai, dan aspek teknologi. Hal ini dapat menghambat kemampuan siswa untuk mempelajari dan apresiasi karya sastra mendalam. Selain itu kurikulum yang terlalu padat seringkali memberikan sedikit waktu untuk mendalami karya sastra dengan baik sehingga prioritas diberikan pada fakta pelajaran yang dianggap lebih praktis, seperti matematika dan Sains.
Tidak semua guru memiliki latar belakang atau pelatihan yang memadai dalam mengajar Bahasa sastra. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman dapat mengurangi kualitas pengajaran dan motivasi siswa untuk mempelajari sastra. Saat ini, minat siswa terhadap sastra seringkali menurun karena pengaruh media digital dan kecenderungan untuk lebih fokus pada pelajaran yang dianggap lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Indonesia memiliki keragaman budaya yang besar, dan Sastra dari berbagai daerah seringkali memiliki ciri khas dan bahasa yang berbeda. Ini bisa menjadi tantangan dalam menyajikan materi secara inklusif dan relevan bagi semua siswa.
Akan tetapi semua itu dapat diatasi dengan strategi berikut memberikan pelatihan terus menerus kepada guru mengenai materi pengajaran yang inovatif dalam pembelajaran bahasa sastra. Pelatihan ini mencakup pemahaman mendalam terhadap teks-teks sastra, strategi untuk merangsang minat siswa, dan integrasi teknologi dalam pengajaran. Mendorong pengembangan bahan ajar dan sumber belajar berbasis lokal yang menarik dan mudah diakses oleh guru dan siswa. Ini dapat termasuk pengembangan e-book, aplikasi pendidikan, atau platfrom daring untuk memfasilitasi pembelajaran sastra yang lebih interaktif dan menarik. Mengintegrasikan pembelajaran Sastra dengan mata pelajaran lain, seperti sejarah, seni budaya, atau bahasa daerah. Tidak hanya memperkaya pemahaman siswa tentang konteks sosial dan budaya di mana karya sastra itu muncul, tapi juga memberikan relevansi Praktis bagi pembelajaran mereka.
Selain itu kita dapat mendorong kolaborasi antara sekolah, komunitas sastra, dan universitas untuk mengadakan workshop, seminar, atau festival sastra. Ini dapat membantu membangkitkan minat siswa terhadap sasaran meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan budaya Indonesia. Dan tidak ketinggalan pula yaitu memanfaatkan teknologi digital untuk menyediakan akses yang lebih luas terhadap karya sastra, baik yang tertulis maupun lisan. Platform daring dapat digunakan untuk membaca, mendengarkan, dan menganalisis karya sastra dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.
Oleh karena itu, peran Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia sangatlah penting untuk pendidikan secara nasional. Dengan kita tertarik dengan bahasa sastra Indonesia dan mempelajarinya kita dapat melestarikan bahasa serta budaya yang ada di Indonesia, selain strategi diatas yang dapat kita lakukan yaitu mengambil jurusan program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang mana di dalamnya akan membahas lebih lanjut, tentang isu pendidikan saat ini, ataupun solusi yang dapat kita lakukan untuk memecahkan sebuah masalah terhadap pendidikan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.