Keluarga sebagai Sekolah Pertama Anak di Tengah Maraknya Kenakalan Remaja
Eduaksi | 2024-07-08 14:28:53Penulis:
Yuni Oktaviana (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unissula)
Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unissula)
Keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan informal, dimana orang tua yang berperan sebagai guru atau pendidik bagi anak. Di dalam sebuah keluarga, anak pertama kalinya belajar, tumbuh, dan berkembang. Hal ini selaras dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara (1961) yang menyatakan bahwa alam keluarga bagi setiap orang (anak) merupakan alam pendidikan permulaan. Tidak hanya bagi seorang anak, keluarga juga merupakan tempat pertama kalinya bagi orang tua untuk berperan sebagai pendidik, dan pembimbing bagi anak sehingga setiap harinya, perlunya pengimplementasian nilai-nilai pendidikan dalam sebuah keluarga yang dapat membentuk karakter anak sejak dini.
Sedangkan menurut Abdullah (2003:232), pendidikan keluarga ialah segala usaha yang dilakukan oleh orang tua berupa pembiasaan dan improvisasi untuk membantu perkembangan pribadi anak. Keluarga termasuk kedalam salah satu faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja. Mengapa demikian? Karena keluarga memegang peranan penting dalam tatanan perkembangan kepribadian anak.
Saat ini kasus kenakalan remaja di Indonesia masih sangatlah tinggi. Melansir dari berita Kompas.com (13/3/2023) berdasarkan data KPAI pada tahun 2022, terdapat 226 kasus kenakalan remaja di Indonesia yang mana salah satu faktor penyebabnya adalah dari lingkungan keluarga. Kenakalan remaja tersebut meliputi tawuran, bolos sekolah, mengonsumsi alcohol, narkoba, penganiayaan, dan masih banyak lagi.
Jika didalam sebuah keluarga orang tua tidak menjalankan perannya dengan baik sebagai pendidik, serta pembimbing bagi anak, maka nilai-nilai pendidikan serta norma-norma tidak akan tersampaikan kepada anak yang akhirnya menyebabkan perkembangan kepribadian anak menjadi kurang terarah.
Kondisi keluarga yang tidak kondusif seperti perceraian kedua orang tua, keluarga yang tidak harmonis, KDRT, kurangnya kasih sayang orang tua, serta didikan yang salah seperti terlalu dimanja maupun didikan yang terlalu keras dapat menyebabkan anak mencari perhatian kepada dunia luar
Didikan keluarga, peran orang tua sangat utama dalam pertumbuhan serta perkembangan kepribadian anak. Anak akan mencontoh dari segi ucapan, perlakuan, serta perbuatan orang tua yang di dengar juga di lihat oleh anak, maka sebagai lembaga pendidikan pertama yang utama keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak yaitu menjadi teman yang baik bagi anak, pembimbing, serta pendidik yang mengarahkan anak kepada nilai-nilai agama, budi pekerti, etika, sopan santun, moral serta sosialisasi.
Menjadi orang tua sangatlah berat karena memiliki tanggung jawab yang dititipkan oleh Allah SWT yaitu anak yang harus di bimbing dalam agamanya, karakternya serta orang tua harus memberikan dukungan yang maksimal terhadap anak mengenai cita-cita dan minatnya. Seperti yang tertera dalam Q.S At-Tahrim: 6 yang mengisyaratkan agar membimbing dan mendidik keluarga (anak) agar jauh dari api neraka.
Sebagai lembaga pendidikan, keluarga sudah seharusnya memiliki persiapan yang matang dalam mendidik putra-putrinya agar menjadi generasi yang kaya, yaitu kaya ilmu, kaya adab, kaya kecerdasan serta kaya akan kebaikan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.