Memahami Perbedaan Iklan Above the Line (ATL), Through the Line (TTL), dan Below the Line (BTL)
Edukasi | 2024-07-09 00:19:18Memahami Perbedaan Iklan Above the Line (ATL), Below the Line (BTL) , dan Through the Line (TTL) dalam Strategi Pemasaran Modern
Strategi pemasaran modern melibatkan pengembangan strategi pemasaran yang komprehensif, salah satunya dengan penetapan tujuan pemasaran, penentuan proposisi, dan penggunaan teknologi serta strategi inovatif dan kreatif untuk mempengaruhi keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan aktivitas pemasaran. Strategi pemasaran modern juga melibatkan perubahan pola pikir, seperti berpikir bagaimana pemasaran modern, meningkatkan wawasan dan analisis konsumen, serta mempercepat operasi pemasaran.
Dalam dunia pemasaran, iklan adalah salah satu alat yang paling penting untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan. Sebagaimana peran iklan yaitu Iklan digunakan untuk mempromosikan produk dan jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan, yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran merek dan menarik minat konsumen supaya membeli produk tersebut. Seiring perkembangan teknologi dan media, strategi periklanan pun mengalami evolusi yang signifikan. Salah satu konsep yang sering dibahas dalam pemasaran modern adalah perbedaan antara iklan ATL (Above The Line), BTL (Below The Line), dan TTL (Through The Line). Mari kita membahas masing-masing jenis iklan tersebut serta bagaimana penerapannya dalam strategi pemasaran saat ini.
Perbedaan Iklan Above the Line (ATL), Below the Line (BTL) , dan Through the Line (TTL)
A. ABOVE THE LINE (ATL)
Above the Line (ATL) advertising merujuk pada strategi periklanan yang bertujuan untuk mencapai audiens luas melalui media massa tradisional, yaitu dengan menggunakan media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, serta media cetak besar lainnya yang memiliki jangkauan nasional atau internasional. Iklan ATL (Above The Line) merupakan strategi pemasaran yang memanfaatkan media massa untuk menjangkau khalayak yang luas sehingga dapat meningkatkan kesadaran merek untuk konsumen. Iklan ini dirancang secara umum dan tidak terlalu spesifik untuk menarik perhatian dari segmen pasar yang luas. Sehingga dengan penggunaan iklan ini dapat menjadi strategi pemasaran yang tepat untuk pemasaran modern.
Namun, kelemahannya adalah membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan sulit untuk mengukur tingkat efektivitasnya, serta iklan ini membutuhkan minat baca dari konsumen, sehingga mungkin tidak cukup efektif untuk mempengaruhi segmen pasar tertentu yang membutuhkan pendekatan yang lebih fokus.
Contoh dari iklan ATL terdapat pada gambar diatas yang memperlihatkan munculnya iklan geliga pada tayangan berita di stasiun televisi INews, dari iklan ini kita dapat melihat bagaimana iklan ATL yang menggunakan media massa untuk mempromosikan produknya.
B. Below the Line (BTL)
Below the Line (BTL) adalah iklan yang penyebaranya tidak menggunakan media massa, yaitu penyebaranya melalui media khusus seperti benner, spanduk, billboard, baliho, bus stop, display, dan lainnya. Tujuan utama iklan ini adalah untuk mempengaruhi dan mendorong target pasar secara langsung, sehingga BTL seringkali dianggap sebagai bentuk pemasaran yang lebih personal dan interaktif. Metode iklam ini biasanya berfokus pada hasil yang lebih spesifik, misalnya meningkatkan penjualan produk tertentu atau memperkenalkan produk baru pada segmen pasar yang spesifik.
Namun kelemahan iklan BTL adalah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai audiens yang besar, sehingga tidak cocok untuk bisnis yang membutuhkan penjualan cepat. BTL juga memiliki resiko yang lebih tinggi karena tidak dapat diukur secara langsung, sehingga perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengembangkan strategi BTL.
Contoh dari iklan BTL terdapat pada gambar ditas memprelihatkan iklan dari sociolla yang menggunakan media display, dari iklan ini kita dapat melihat bagaimana iklan BTLyang menggunakan media cetak untuk mempromosikan produknya.
C. Through the Line (TTL)
Through the Line (TTL) advertising adalah gabungan dari iklan Above the Line (ATL) dan Below the Line (BTL). Pendekatan TTL, iklan ini dirancang untuk memanfaatkan keunggulan dari kedua jenis periklanan tersebut dalam satu kampanye yang terstruktur. Iklan ini membuat perusahaan menggunakan berbagai media dan strategi pemasaran untuk mencapai target pasar dengan lebih efektif. Ini termasuk penggunaan media massa tradisional seperti televisi, radio, dan surat kabar (ATL) untuk meningkatkan kesadaran merek secara luas. Di sisi lain, TTL juga melibatkan metode promosi langsung seperti pameran dagang, demonstrasi produk, promosi penjualan, atau direct mail (BTL) untuk menjangkau konsumen secara lebih langsung dan spesifik.
Salah satu kelemahan utama dari iklan Through the Line (TTL) adalah kompleksnya perencanaan dan pengelolaan yang mengabungkan BTL dan ATL, Selain itu, biaya implementasi TTL juga cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan ATL atau BTL secara terpisah, karena melibatkan banyak media dan strategi promosi.
Contoh dari iklan TTL adalah ketika kampanye, para calon anggota melakukan kampanye Through the Line (TTL), perusahaan dapat merancang strategi yang mengintegrasikan elemen-elemen dari Above the Line (ATL) dengan caara iklan di televisi, dan media massa lainnya dan Below the Line (BTL) dengan media cetak seperti spanduk, baliho dan lainnya, untuk mencapai tujuan pemasaran yang komprehensif.
Maka dengan mengunakan ketiga iklan ini, perusahaan dapat menciptakan strategi pemasaran modern yang lebih holistik dan efektif. Mereka dapat meningkatkan kesadaran merek secara besar-besaran melalui ATL, meningkatkan keterlibatan dan respons langsung melalui BTL, serta memanfaatkan keunggulan dari keduanya dalam satu kampanye TTL yang terkoordinasi dengan baik. Hal ini tidak hanya membantu dalam mencapai tujuan pemasaran yang beragam, tetapi juga memperkuat hubungan merek dengan konsumen dalam era pemasaran yang semakin dinamis dan digital.
Nama: Juditha Tary Auliany
NIM: 23010400142
Mata Kuliah : Pengantar Advertising
Dosen Pengampu : Velda Murdiana, S.I.Kom, M.SI
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.