Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Affan Auliyaur Rahman

Cara Supaya Lebih Khusyuk dalam Berzikir

Agama | Sunday, 30 Jun 2024, 19:41 WIB
Sumber : www.istockphoto.com/id/vektor/dzikir-doa-tangan-muslim-dengan-tasbih-dan-set-simbol-penghitung-digital-vektor

Kata zikir berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti mengingat yang merupakan lawan kata dari lupa, tetapi ada juga yang mengartikan kata zikir sebagai menyebutkan sesuatu. Maka jika digabungkan zikir bermakna menyebut sesuatu secara berkali-kali supaya dapat mengingat hal tersebut. Jika diartikan secara istilah, menurut Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari dalam kitab Miftahul Falah wa Mishbahul Arwah zikir adalah terhindar dari lalai dan lupa karena senantiasa menghadirkan Allah swt di dalam hati dengan menyebut dan mengulang-ulang namanya dengan hati dan lisan.

Zikir juga merupakan salah satu cara bagi seorang Muslim untuk selalu mengingat Allah swt dengan selalu menghadirkannya di dalam hati, supaya selalu mengikuti segala perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya. Berdzikir juga dapat membuat hati menjadi tenteram dan jiwa menjadi tenang serta mampu menghilangkan rasa takut, gelisah, maupun khawatir. Allah swt berfirman dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 28 :

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ

Artinya; “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.”Allah swt juga memerintahkan hamba-Nya agar selalu mengingat dirinya karena Allah swt pun selalu mengingat hamba-Nya. Allah swr berfirman di Q.S Al-Baqarah ayat 152 :

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

Artinya; “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”

Dari kedua ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan berzikir kita telah menjalani perintah-Nya dan menghilangkan segala hal-hal negatif yang ada di dalam diri dengan menggantikannya dengan hal-hal yang positif.

Zikir dengan mengingat dan memuji nama Allah swt serta sifat-Nya terbagi menjadi dua yaitu zikir lisan dan zikir mutlak. Zikir lisan ada yang dibatasi oleh waktu dan tempat, tapia da juga yang tidak terbatas waktu dan tempatnya. Zikir lisan yang dibatasi contohnya seperti zikir ketika sholat, setelah sholat, ketika Haji, sebelum tidur, sebelum makan, setelah bangun tidur, dan sebagainya.

Zikir mutlak adalah zikir yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, seperti lafadz tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Keutamaan dzikir mutlak disebutkan dalam Hadis :

عن أبي هريرة رضي الله عنه قالَ: قالَ رَسولُ الله- صلى الله عليه وسلم-: «كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَن: ِ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمِ». متفق عليه.

Artinya; “Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : “Rasulullah saw bersabda : “Dua kalimat yang ringan di lidah namun berat di timbangan, dicintai Ar-Rahman : Aku mensucikan Allah dan memuji-Nya, dan Maha Suci Allah yang Maha Besar.” (Muttafaq ’alaih).

Salah satu masalah yang sering dialami ketika berzikir adalah sulit untuk khusyuk atau fokus dalam menjalaninya. Orang yang mampu berzikir dengan khusyuk maka dia akan merasakan kelezatan berzikir dan merasa nyaman meskipun berzikir sebanyak apapun.

Lantas bagaimana cara supaya kita dapat merasakan khusyuk di dalam berzikir kepada Allah swt?

Ada beberapa cara supaya kita merasakan khusyuk pada dzikir kita :

1. Mempersiapkan Hati dan Pikiran.

Sebelum kita mulai berzikir kita harus menenangkan hati dan pikiran kita dan hanya memfokuskan keduanya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt

2. Memperhatikan Kebersihan dan Kesucian.

Kebersihan merupakan hal yang harus diperhatikan juga ketika ingin melaksanakan ibadah. Seperti sabda Rasulullah saw :

الطهور شطر الإيمان

Artinya; “Kesucian merupakan sebagian dari Iman.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu, kita harus mensucikan dan membersihkan diri kita terlebih dahulu sebelum berzikir, karena dengan kondisi yang bersih dapat membuat kita lebih fokus ketika berzikir.

3. Memilih Waktu dan Tempat yang Tenang.

Pilihlah waktu dan tempat yang tenang supaya tidak menggangu aktivitas berzikir kita. Seperti ketika sepertiga malam setelah salat malam atau sebelum salat Subuh sambil menunggu adzan merupakan waktu yang bagus untuk berzikir.

4. Memahami Makna dari Lafadz Zikir.

Pahamilah makna dari setiap lafadz yang kita ucapkan ketika berzikir supaya lebih mudah untuk merasakan kedekatan kita dengan Allah swt.

5. Menggunakan Lafadz yang Diajarkan Para Nabi.

Dengan mengucapkan lafadz zikir yang sama dengan para Nabi, maka hati kita akan lebih mudah terhubung dengan Allah swt karena lafadz-lafadz tersebut telah dipraktekkan langsung oleh Nabi dan pastinya memiliki banyak keutamaan dnegan mengucapkannya.

6. Berzikir Secara Konsisten.

Berzikirlah di setiap hari dan di setiap waktu luang, karena semakin kita sering berzikir maka kita akan semakin mudah untuk khusyuk dalam menjalaninya.

7. Menjaga Diri dari Berbuat Maksiat.

Hindarilah segala bentuk maksiat, karena dengan melakukan maksiat maka hati akan menjadi keras dan mengucapkan lafadz zikir akan terasa berat dan membosankan.

Dapat disimpulkan bahwa inti dari mencapai khusyuk dalam berzikir adalah konsisten dan fokus. Dengan konsistensi akan membiasakan diri kita dalam mengucapkan zikir, dan karena rasa terbiasa itu kita tidak akan merasa berat dalam berzikir. Jika kita kehilangan fokus maka kita pasti akan menjalani zikir dengan rasa gelisah, takut, khawatir, dan hal negatif lainnya, sehingga kita tidak mampu menghadirkan Allah swt dalm hati dan tidak merasakan nikmatnya berzikir. Wallahu A’lam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image