Historiografi Islam Klasik: Ibn Al-Athir Al-Jazari dan Karya
Dunia islam | 2024-06-28 00:52:19Ibn Al-Athir Al-Jazari adalah seorang sejarawan terkemuka dalam periode klasik Islam, yang dikenal karena karyanya monumental "Al-Kamil Fi Al-Tarikh" Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang historiografi Islam klasik dan karya Ibn Al-Athir yang sangat berpengaruh dalam bidang sejarah.
Latar Belakang dan Karya
Ibn Al-Athir lahir pada tahun 1160 M dan meninggal pada tahun 1233 M. Ia berasal dari keluarga yang memiliki tradisi keilmuan yang kuat. Ayahnya, Hasan bin Ali, adalah seorang ulama dan sejarawan yang telah memberikan pengaruh besar pada Ibn Al-Athir dalam bidang sejarah. Ibn Al-Athir sendiri telah menulis beberapa karya sejarah, termasuk "Al-Kamil Fi Al-Tarikh", yang menjadi salah satu karya sejarah terpenting dalam sejarah Islam klasik.(Fi and Athir 2021) [1]
Muqaddimah Al-Kamil Fi Al-Tarikh
"Al-Kamil Fi Al-Tarikh" adalah karya yang sangat rinci dan detail tentang sejarah Islam, mulai dari masa Nabi Muhammad hingga masa pemerintahan Khalifah Abbasiyah. Karya ini berisi informasi tentang berbagai peristiwa sejarah, termasuk Perang Salib, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul "The Chronicle of Ibn Al-Athir for the Crusading Period from al-Kamil fi’l-tarikh" oleh Constant J. Mews, seorang profesor di Universitas Monash, Australia. Muqaddimah Al-Kamil Fi Al-Tarikh adalah bagian pendahuluan dari karya sejarah monumental "Al-Kamil Fi Al-Tarikh" karya Ibn Al-Athir Al-Jazari. Bagian ini berisi prinsip-prinsip dan konsep sejarah yang dikemukakan oleh Ibn Al-Athir dalam karyanya. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pengantar sejarah yang lengkap ini dan bagaimana Ibn Al-Athir memahami sejarah dalam karyanya.[2]
Muqaddimah Al-Kamil Fi Al-Tarikh dibuka dengan bagian pendahuluan yang bersifat abstrak dan fokus pada pandangan penulisnya terhadap sejarah, baik prinsip maupun filsafatnya. Ibn Al-Athir menjelaskan metode penulisannya serta berbagai sumber yang dipakai untuk karyanya. Salah satu bagian menarik dalam bagian ini adalah saat ia mengutip Surat Maryam ayat 98 yang berisi peringatan kepada umat Nabi Muhammad agar belajar dari masa lalu. Allah telah memusnahkan berbagai umat di masa silam, yakni umat yang sesat, membangkang dan tidak bersyukur pada-Nya. Dalam pandangan Ibn Al-Athir, ayat ini adalah suruhan agar orang belajar dari sejarah para pendahulunya.[3]
Filsafat Sejarah Ibn Al-Athir
Ibn Al-Athir memahami sejarah sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Ia berpendapat bahwa sejarah harus ditulis dengan cara yang sistematis dan kronologis, serta memperhatikan peristiwa-peristiwa besar dan terkenal. Dalam karyanya, Ibn Al-Athir menggunakan tiga teknik dalam menulis sejarah: tazkirah (reminder), sahih (authentic), dan tamm (completeness atau perfection). Tazkirah berfungsi sebagai peringatan kepada umat agar belajar dari masa lalu, sahih sebagai teknik seleksi informasi sejarah yang akurat, dan tamm sebagai proses scrutiny dan observasi sebelum suatu peristiwa ditulis.[4]
Karya Ibn Al-Athir telah memberikan kontribusi besar dalam memahami sejarah Islam. "Al-Kamil Fi Al-Tarikh" telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan menjadi rujukan utama dalam penelitian sejarah Islam. Karya ini juga telah memberikan inspirasi pada beberapa sejarawan lainnya, seperti al-Baladhuri, al-Tabari, dan al-Mas'udi, yang juga telah membuat kontribusi besar dalam bidang sejarah Islam.[5]
Ibn Al-Athir menggunakan metode naratif-deskriptif dalam menulis sejarah. Ia mencoba merekonstruksi sejarah masa lampau dengan daya nalar yang berurutan dan sistematis, kronologis, serta memperhatikan peristiwa-peristiwa besar dan terkenal. Dalam penjelasan lain, Ibn Al-Athir ingin mencoba merekonstruksi sejarah masa lampau dengan daya nalar yang berurutan dan sistematis, kronologis, kenapa? Agar peristiwa-peristiwa besar dan terkenal tidak dihilangkan. [6]
Kritik dan Pengaruh
Karya Ibn Al-Athir telah diterima dengan baik oleh masyarakat, tetapi juga telah dikritik oleh beberapa pihak. Salah satu kritik yang umum adalah bahwa Ibn Al-Athir terlalu fokus pada peristiwa-peristiwa besar dan terkenal, sehingga beberapa peristiwa penting lainnya dihilangkan. Namun, karya ini tetap menjadi salah satu karya sejarah terpenting dalam sejarah Islam klasik dan telah memberikan kontribusi besar dalam memahami sejarah Islam.
Ibn Al-Athir telah meninggalkan warisan yang sangat besar dalam bidang sejarah Islam.[7] (Fi and Athir 2021)Karyanya "Al-Kamil Fi Al-Tarikh" telah menjadi rujukan utama dalam penelitian sejarah Islam dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Karya ini juga telah memberikan inspirasi pada beberapa sejarawan lainnya, seperti al-Baladhuri, al-Tabari, dan al-Mas'udi, yang juga telah membuat kontribusi besar dalam bidang sejarah Islam.[8]
Kesimpulan
Ibnu Al-Athir Al-Jazari adalah seorang sejarawan terkemuka dalam periode klasik Islam yang telah meninggalkan warisan yang sangat besar dalam bidang sejarah. Karyanya "Al-Kamil Fi Al-Tarikh" adalah salah satu karya sejarah terpenting dalam sejarah Islam klasik dan telah memberikan kontribusi besar dalam memahami sejarah Islam. Muqaddimah Al-Kamil Fi Al-Tarikh adalah bagian penting dari karya sejarah "Al-Kamil Fi Al-Tarikh" yang berisi prinsip-prinsip dan konsep sejarah yang dikemukakan oleh Ibn Al-Athir. Bagian ini menunjukkan bagaimana Ibn Al-Athir memahami sejarah dan bagaimana ia menulis sejarah dengan cara yang sistematis dan kronologis. Karya ini juga telah memberikan inspirasi pada beberapa sejarawan lainnya dan telah menjadi rujukan utama dalam penelitian sejarah Islam.
Penulis: Asmaul Husna Lambo
Jurusan Sejarah Peradaban Islam
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email : [email protected]
Referensi :
[1] Fi, Kamil, and Al-tarikh I B N Athir. 2021. “Historiografi Islam : Telaah Sejarah Dalam Muqaddimah Al-.” 9(2).
[2] Ibn Al-Athir: Sejarawan Terkemuka Abad Pertengahan Islam - Suara Muhammadiyah diakses pada tanggal 27 Juni 2024 Jam 10:52 am
[3] https://inlislite.uin-suska.ac.id/opac/detail-opac?id=996 diakses pada tanggal 27 Juni 2024 jam 10 : 54 am
[4] Kamaruzaman, Azmul Fahimi, Norsaeidah Jamaludin, and Ahmad Faathin Mohd Fadzil. 2015. “Ibn Al-Athir’s Philosophy of History in Al-Kamil Fi Al-Tarikh.” Asian Social Science 11(23): 28–34. doi:10.5539/ass.v11n23p28.
[5] Ibn Al-Athir: Sejarawan Terkemuka Abad Pertengahan Islam - Suara Muhammadiyah Diakses pada tanggal 27 Juni 2024 jam 11 : 06 am
[6] Menulis Sejarah Seperti Ibnu Athir al-Jaziri - Narasi Sejarah Diakses pada tanggal 27 Juni 2024 jam 11 : 07 am
[7] Kasus, Studi, Di Sepanjang, Jl Slamet, and Riyadi Surakarta. 2009. “Laporan Penelitian.” 22(2): 184–206.
[8] Ibn Al-Athir: Sejarawan Terkemuka Abad Pertengahan Islam - Suara Muhammadiyah diakses pada tanggal 27 Juni 2024 jam 11 : 00 am
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.