Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Thoriq Ahmad Taqiyuddin

Serangan Hacker di Pusat Data Nasional, Pemerintah Pakai Aplikasi Gratisan?

Kolom | 2024-06-27 19:44:07

Serangan siber pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya baru-baru ini menjadi topik hangat di kalangan masyarakat, terutama di dunia maya. Banyak masyarakat yang mempertanyakan penggunaan antivirus gratis Windows Defender sebagai perlindungan utama PDNS 2. Terutama perbincangan banyak terjadi di Media Sosial. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa serangan siber ini dimulai dengan upaya peretas untuk melumpuhkan Windows Defender.

Pada tanggal 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB, hasil analisis forensik sementara menunjukkan adanya upaya penonaktifan fitur keamanan Windows Defender. Hanya dalam tiga hari, pada tanggal 20 Juni, peretas berhasil membobol sistem dan melumpuhkan layanan dari 282 instansi pengguna PDNS 2.

Badan Siber dan Sandi negara (Image Source: Detik)

Kritik terhadap penggunaan Windows Defender ini cukup keras. Banyak yang berpendapat bahwa antivirus gratis seperti Windows Defender tidaklah memadai untuk melindungi data sensitif nasional. Meskipun Windows Defender dikenal cukup efektif untuk penggunaan pribadi dan bisnis kecil, namun banyak yang merasa bahwa solusi keamanan yang lebih komprehensif dan canggih diperlukan untuk melindungi sistem skala besar seperti PDNS 2. Penggunaan antivirus gratis ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana alokasi anggaran keamanan siber dilakukan oleh pemerintah.

Kritik ini tidak sepenuhnya tanpa dasar. Mengingat pentingnya data yang disimpan di PDNS 2, anggaran yang lebih besar seharusnya dapat dialokasikan untuk membeli perangkat lunak keamanan yang lebih baik serta melakukan pelatihan dan penilaian keamanan yang lebih mendalam. Serangan siber ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki sistem pertahanan yang kuat dan andal untuk melindungi data nasional.

Langkah selanjutnya bagi pemerintah adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan dan strategi keamanan siber yang ada. Evaluasi ini harus mencakup audit mendalam terhadap sistem keamanan yang digunakan, mengidentifikasi kelemahan yang ada, dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Pemerintah juga perlu mempertimbangkan penggunaan teknologi keamanan berlapis yang melibatkan berbagai perangkat lunak dan perangkat keras untuk memberikan perlindungan yang lebih kuat.

Peningkatan anggaran untuk keamanan siber adalah langkah penting lainnya. Dengan anggaran yang memadai, pemerintah dapat membeli perangkat lunak keamanan yang lebih canggih, melaksanakan pelatihan yang lebih baik bagi staf, dan mengembangkan infrastruktur keamanan siber yang lebih kuat. Pelatihan dan kesadaran keamanan juga harus ditingkatkan di kalangan pegawai pemerintah dan instansi terkait untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Selain itu, pemerintah perlu bekerja sama dengan pakar keamanan siber dan perusahaan keamanan untuk mendapatkan solusi dan rekomendasi terbaik. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa data nasional terlindungi dengan baik dari ancaman siber. Pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang konsisten juga sangat penting untuk memastikan bahwa penerimaan cukai sesuai dengan target yang ditetapkan.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung kebijakan ini dengan mengurangi konsumsi produk yang dikenai cukai dan memilih alternatif yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Edukasi dan sosialisasi mengenai manfaat dari kebijakan cukai ini perlu terus dilakukan agar masyarakat dapat memahami pentingnya peran mereka dalam mendukung kebijakan pemerintah.

Keberhasilan kebijakan cukai ini bergantung pada kerjasama yang baik antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Dengan bekerja sama, diharapkan target penerimaan cukai dapat tercapai dan tujuan-tujuan kesehatan dan lingkungan yang lebih baik juga dapat diwujudkan.

Serangan siber pada PDNS 2 menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah tentang pentingnya investasi yang memadai dalam keamanan siber. Keamanan data nasional tidak boleh dianggap enteng, dan perlu ada upaya yang serius untuk memastikan bahwa perlindungan yang diberikan cukup kuat untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks.

Insiden ini juga membuka peluang bagi pemerintah untuk memperbaiki dan memperkuat kebijakan serta strategi keamanan siber mereka. Dengan respons yang cepat dan langkah-langkah perbaikan yang tepat, kepercayaan masyarakat dapat dipulihkan dan keamanan data nasional dapat ditingkatkan. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah konkret dalam memperkuat keamanan siber demi melindungi kepentingan dan data nasional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image