Peran Pesantren dalam Mencetak Santri Entrepreneur
Agama | 2024-06-26 14:14:08Pesantren memiliki potensi besar dalam upaya menumbuhkan kewirausahaan karena pesantren merupakan lembaga pendidikan untuk mencetak manusia yang religius dan mandiri. Hal ini disampaikan oleh Dr. Jumadi, S.E., M.M. yang merupakan Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Widya Mataram (UWM) dalam dalam acara Pengabdian Masyarakat dan Bakti Sosial yang diselenggarakan Prodi Kewirausahaan bersama Himpunan Mahasiswa Bisnis Kewirausahaan (Himabiwa) di Pondok Pesantren Tahfizh Qur’an Yatim Nurani Insani Yogyakarta pada Rabu (26/6/2024). Turut serta dalam acara yang dihadiri oleh 58 santri ini Wakil Dekan (WD) I FE UWM Bahri, S.E., M.M., WD II Niken Permata Sari, S.E., M.Sc., Ketua Prodi (Kaprodi) Kewirausahaan Utami Tunjung Sari, S.E., M.Sc. dan beberapa dosen di lingkungan FE UWM.
Lebih lanjut. Jumadi mengungkapkan bahwa mengembangkan budaya wirausaha di lingkungan pesantren, budaya wirausaha adalah pikiran, akal budi, prilaku, adat istiadat dari diri dan pelaku wirausaha yang menjadikan diri sebagai seorang wirausaha. “Pesantren dapat menjadi pusat kelembagaan ekonomi bagi warganya baik di dalam maupun di luar pesantren,” katanya.
Rasulullah SAW telah mengajarkan beberapa hal tentang tatacara berbisnis, diantaranya adalah bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada Allah. “Berikutnya adalah Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi bahaya atau mudharat yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial,” pungkasnya.
Ustadz Ibnu Aziz Al Basani selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizh Qur’an Yatim Nurani Insani dalam kesempatan ini mengucapkan terimakasih atas pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan. “Semoga kegiatan seperti ini memberikan manfaat bagi kita semua,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini juga diserahkan bantuan berupa sembako dan pakaian pantas pakai. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Prodi Kewirausahaan FE UWM untuk berkontribusi kepada masyarakat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.