Islam di Jerman Pasca Perang Dunia II
Agama | 2024-06-22 19:51:06Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2) adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 2 September 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Pada tahun 1922, sejumlah Muslim dari 44 etnis membangun komunitas Muslim di Berlin walaupun akhirnya mereka gagal mendirikan masjid karena masalah finansial.
Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2) adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam keadaan “perang total”, negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer. Walaupun secara kultural Jerman bukan “rumah” bagi Islam, agama ini berkembang dengan pesat di Jerman dan juga Eropa Barat secara umum.
Populasi Muslim di Jerman yang saat ini merupakan terbesar kedua di Eropa Barat setelah Perancis akan terus bertambah seiring dengan kehadiran para imigran dari berbagai belahan dunia, khususnya Turki dan negara-negara di Timur Tengah yang sedang mengalami konflik. Pada awalnya, pemerintah Jerman pada tahun 1960-an sengaja mendatangkan tenaga imigran dari sejumlah negara untuk membangun perekonomian Jerman pasca Perang Dunia II.
Para imigran ini kemudian menjadi buruh di sejumlah kota-kota industri dan lebih memilih untuk tetap tinggal di Jerman dari pada kembali ke negeri asalnya. Oleh sebab itu, tidak aneh kiranya jika saat ini sebagian politikus Jerman menganggap Jerman sebagai negeri para imigran.
Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta politik, dengan kekalahan Blok Sentral, termasuk Austria-Hungaria, Kekaisaran Jerman, dan Kesultanan Utsmaniyah; dan perebutan kekuasaan oleh Bolshevik di Rusia pada tahun 1917. Sementara itu, negara-negara Sekutu yang menang seperti Prancis, Belgia, Italia, Yunani, dan Rumania memperoleh wilayah baru, dan negara-negara baru tercipta dari runtuhnya Austria-Hungaria, Kekaisaran Rusia, dan Kesultanan Utsmaniyah.
Meski muncul gerakan pasifis setelah Perang Dunia I, kekalahan ini masih membuat nasionalisme iredentis dan revanchis pemain utama di sejumlah negara Eropa.Iredentisme dan revanchisme punya pengaruh kuat di Jerman karena kehilangan teritori, koloni, dan keuangan yang besar akibat Perjanjian Versailles. Menurut perjanjian ini, Jerman kehilangan 13 persen wilayah dalam negerinya dan seluruh koloninya di luar negeri, sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain, harus membayar biaya perbaikan perang, dan membatasi ukuran dan kemampuan angkatan bersenjata negaranya.
Pada saat yang sama, Perang Saudara Rusia berakhir dengan terbentuknya Uni Soviet.Kekaisaran Jerman bubar melalui Revolusi Jerman 1918–1919 dan sebuah pemerintahan demokratis yang kemudian dikenal dengan nama Republik Weimar dibentuk. Periode antar perang melibatkan kerusuhan antara pendukung republik baru ini dan penentang garis keras atas sayap kanan maupun kiri.
Sejak 1922 sampai 1925, gerakan Fasis pimpinan Benito Mussolini berkuasa di Italia dengan agenda nasionalis, totalitarian, dan kolaborasionis kelas yang menghapus demokrasi perwakilan, penindasan sosialis, kaum sayap kiri dan liberal, dan mengejar kebijakan luar negeri agresif yang berusaha membawa Italia sebagai kekuatan dunia "Kekaisaran Romawi Baru".
Adolf Hitler, setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah Jerman pada tahun 1923, menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933. Ia menghapus demokrasi, menciptakan revisi orde baru radikal dan rasis, dan segera memulai kampanye persenjataan kembali. Berharap mencegah Jerman, Britania Raya, Prancis, dan Italia membentuk Front Stresa. Uni Soviet, khawatir akan keinginan Jerman mencaplok wilayah luas Di Eropa Timur, membuat perjanjian bantuan bersama dengan Prancis.
Sebelum diberlakukan, membuat perjanjian bantuan bersama dengan Prancis. Sebelum diberlakukan, pakta Prancis-Soviet ini perlu melewati birokrasi Liga Bangsa-Bangsa, yang pada dasarnya menjadikannya tidak berguna. Akan tetapi, pada bulan Juni 1935, Britania Raya membuat perjanjian laut independen dengan Jerman, sehingga melonggarkkan batasan-batasan sebelumnya.
Amerika Serikat, setelah mempertimbangkan peristiwa yang terjadi di Eropa dan Asia, mengesahkan Undang-Undang Netralitas pada bulan Agustus. Pada bulan Oktober, Italia menginvasi Ethiopia, dan Jerman adalah satu-satunya negara besar Eropa yang mendukung tindakan tersebut. Italia langsung menarik keberatannya terhadap tindakan Jerman menganeksasi Austria.
Hitler menolak Perjanjian Versailles dan Locarno dengan meremiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936. Kedua pihak memakai konflik ini untuk menguji senjata dan metode peperangan baru, berakhir dengan kemenangan Nasionalis pada awal 1939.
Perang Dunia II 1 September 1939 – 2 September 1945, Hal yang mengejutkan, ditambah Hitler menuntut Danzig (Sebuah Kota Merdeka antara Jerman dan Polandia), Prancis dan Britania Raya menjamin dukungan mereka terhadap kemerdekaan Polandia; ketika Italia menguasai Albania pada bulan April 1939, jaminan yang sama diberikan untuk Rumania dan Yunani. Tidak lama setelah janji Prancis-Britania kepada Polandia, Jerman dan Italia meresmikan aliansi mereka sendiri melalui Pakta Baja.
B. Perkembangan Islam di Jerman Pasca Perang Dunia ll
Republik Federal Jerman merupakan salah satu negara besar di Eropa Barat dan menjadi jantung bagi negara-negara di Eropa. Sejak tahun 2021 Jerman dipimpin oleh Kanselir Olaf Scholz, adalah seorang politikus Jerman. Ia menjabat sebagai Kanselir Jerman sejak Desember 2021 menggantikan Angela Merkel.
Jerman adalah negara federasi yang terdiri dari 16 negara bagian. Memasuki permulaan abad ke-20, hubungan Jerman dan Turki Usmani semakin erat. Pada tahun 1912, Enver Pasha, Menteri Peperangan Turki Usmani menjalin kerja sama dengan Jerman untuk mengirimkan sejumlah diplomat dan perwira Jerman untuk melatih para tentara Turki Usmani.
Setelah Perang Balkan (1912-1913) berakhir, Turki terlibat dalam Perang Dunia I (1914-1918) dan menjadi sekutu Jerman. Dalam perang tersebut pihak Jerman mengalami kekalahan dan banyak tentara dari Turki Usmani yang menjadi tawanan perang dan memilih untuk menetap di Jerman, khususnya di Berlin, dari pada kembali ke negeri asalnya, Turki. Pada tahun 1922, sejumlah Muslim dari 44 etnis membangun komunitas Muslim di Berlin walaupun akhirnya mereka gagal mendirikan masjid karena masalah finansial. Masjid pertama di Jerman baru kemudian dibangun oleh komunitas Ahmadiyah (Lahore) pada tahun 1925. Ratusan ribu tentara Turki Usmani kembali didatangkan ke Jerman pada masa kepemimpinan Nazi untuk membantu Jerman dalam Perang Dunia II.
Dalam perang ini Jerman menderita kekalahan yang mengakibatkan hancurnya perekonomian Jerman. Pasca Perang Dunia II, khususnya dekade 1960-1970-an, gelombang pekerja imigran dari Turki, Afrika Utara, dan bekas Yugoslavia, mulai didatangkan untuk membantu pembangunan infrastruktur di Jerman.
Di samping itu, komunitas Muslim asal Iran dianggap paling bisa berintegrasi di Jerman karena jumlah akademisi dan pebisnis terus meningkat di atas rata-rata. Karena sejarah Islam di negara cukup panjang, tidaklah mengherankan bila Angela Merkel (Kanselir Jerman/Kepala Pemerintahan Jerman 2005-2021) mengatakan bahwa “Islam adalah bagian dari Jerman”. Gelombang Muslim terakhir yang datang ke Jerman berasal dari kawasan konflik Timur Tengah dan Afrika pada periode 2010-2016.
Konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah dan Afrika karena Arab Spring dan ISIS telah menyebabkan banyaknya migran dan pencari suaka politik ke negara-negara maju di Eropa Barat. Di Jerman, Angela Merkel menerima lebih dari 1 juta migran yang mayoritas Muslim dengan tangan terbuka.
Kebijakan dan sikap kemanusiaan ini tidak luput dari kritik dari berbagai politisi di negara Uni Eropa paling makmur ini. Walaupun demikian, sebagian kelompok khawatir bahwa jumlah Muslim akan terus bertambah dan menjadi 20 juta Muslim di tahun 2020.Di abad ke 21 Jerman telah menjadi sebuah negara dengan keragaman religi.
Beberapa babak perpindahan penduduk yang terjadi sejak tahun 50an telah membentuk pluralitas etnis dan keyakinan beragama yang semakin kuat. Sekarang ini sekitar 5% atau sekitar 4.100.000 penduduk Jerman adalah umat Islam. Kota-kota seperti Berlin, Cologne dan Hamburg selain memiliki bangunan-bangunan masjid yang representatif juga merupakan pusat dari kehidupan umat dan budaya Islam di Jerman.
Berbeda dengan banyak negara lainnya dimana umat Islam adalah mayoritas penduduk, di Jerman merupakan bagian dari kelompok minoritas beragama di tengah-tengah keberadaan masyarakat mayoritas sekuler.Saat ini umat Islam di Jerman memiliki kurang lebih 2.500 masjid dan 140 di antaranya dilengkapi dengan kubah dan menara. Masjid-masjid tersebut dibangun atas inisiatif umat Islam sendiri dan dibantu oleh pemerintah daerah. Adapun masjid pertama di Jerman dibangun oleh Ahmadiyah (Lahore) pada tahun 1924 di Berlin.
Walaupun umat Islam sangat beragam dari sisi etnis, mazhab, dan alirannya, secara umum bisa dikatakan bahwa umat Islam di Jerman sangat berkelompok secara etnis dan mazhab. Hal ini terlihat dengan jelas pada adanya beberapa organisasi Islam dan masjid yang secara umum dibangun oleh komunitas berdasarkan etnis dan mazhab.Beberapa organisasi Islam di Jerman, antara lain:
1. Verband der Islamischen Kulturzentren (Persatuan Pusat Kebudayaan Islam, VIKZ). VIKZ merupakan komunitas keagamaan tertua di Jerman yang berdiri pada tahun 1973.
2. Diyanet I’leri Turk-Islam Birli’i (Turkish Islamic Union for Religious Affairs, DITIB). DITIB merupakan organisasi Islam terbesar yang mewakili Muslim Turki di Jermanberdiri pada tahun 1984 di kota Berlin.
3. Islamische Gemeinschaft Milli Gorus (Komunitas Islam Milli Gorus, IGMG). IGMG berdiri pada tahun 1985 dan merupakan kompetitor DITIB. Organisasi ini memiliki hubungan yang dekat dengan partai Islamist di Turki.
4. Zentralrat der Muslime in Deutschland (Dewan Pusat Muslim, ZMD). ZMD merupakan organisasi Islam di Jerman yang berdiri pada tahun 1994.Secara konstitusi, hubungan agama dan negara di Jerman dijamin oleh Grundgesetz, undang-undang dasar yang dibentuk tahun 1949.
Dalam hal ini, Grundgesetz memiliki dua fungsi: di satu sisi memberikan jaminan terhadap peran agama dengan menghargai keyakinan bagi pemeluknya sebagai warga negara, yaitu menjamin hak asasi individu untuk mendapatkan perlakuan yang sama untuk tidak mendapatkan sikap diskriminasi berdasarkan agama.
Meskipun Islam sebagai salah satu agama dengan pengikut terbesar kedua setelah Kristen, Muslim di Jerman masih banyak yang mendapatkan perlakuan diskriminatif di berbagai ranah sosial-budaya, media, hingga politik. Ini membuktikan bahwa Islamofobia masih cukup berkembang di negara di mana kebebasan beragama dilindungi oleh konstitusi dan Piagam Hak-hak Fundamental (Charter of Fundamental Rights). Diskriminasi yang paling umum dan banyak terjadi sebagaimana di negaranegara Uni Eropa lainnya adalah masalah jilbab. Isu jilbab masih menjadi perdebatan di pemerintahan pusat Jerman.
Separuh dari 16 negara-negara bagian di Jerman melarang pemakaian simbol-simbol semua agama, yaitu Baden-Württemberg, Bavaria, Berlin, Bremen, Hesse, Lower Saxony, North Rhine-Westphalia, and Saarland. Sebagai contoh, negara bagian Berlin, Brandenburg, dan Hesse menerapkan “hukum netral” dengan melarang guru dan pegawai di sekolah publik dan pengadilan memakai simbol-simbol keagamaan.
Ide netral dari simbol-simbol keagamaan di ruang publik dan bebas di ruang privat ini terlihat tidak masuk akal bagi muslimah yang menganggap jilbab sebagai kebutuhandi ruang publik dan bebas di ruang privat ini terlihat tidak masuk akal bagi muslimah yang menganggap jilbab sebagai kebutuhan di ruang publik. Problem jilbab juga dialami oleh banyak Muslimah di Jerman dan Uni Eropa secara umum yang ingin mendapatkan pekerjaan atau menyewa apartemen.
Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2) adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros.
Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer.Secara historis, Muslim datang ke Jerman dalam beberapa gelombang dan populasinya terus meningkat secara signifikan di negara terluas di Eropa Barat itu.
Di samping faktor imigran Muslim, faktor lain yang memengaruhi meningkatnya populasi Muslim di negara ini adalah suburnya angka kelahiran bayi dari keluarga keluarga Muslim yang sudah menetap di Jerman dan masuk Islamnya (konversi) sebagian dari orang asli Jerman (Kaukasian).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
