Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dandie Hambaliana

Sejarah Islam di Subkawasqb Indochina

Sejarah | Saturday, 22 Jun 2024, 18:27 WIB

Resensi untuk buku: Sejarah Islam Di Subkawasan Indocina

Judul: Sejarah Islam Di Subkawasan Indocina

Penulis: Asep Achmad Hidayat

Penerbit: Nusa Cendekia

Tahun Terbit: 2023 Jumlah Halaman: 218

Dr. Asep Achmad Hidayat, M.Ag. Penulis buku ini Merupakan Dosen di Program Studi Magister Sejarah Peradaban Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Dan memiliki keahlian dan konsentrasi pada Studi Kawasan Islam.

Resensi Buku:

Islam mulai masuk ke wilayah Indocina sekitar abad ke-10 hingga ke-15 Masehi, terutama melalui jalur perdagangan maritim. Proses penyebaran Islam di kawasan ini berlangsung secara damai dan berangsur-angsur, dengan para pedagang Muslim dari Arab, Persia, dan India sebagai agen utama penyebarannya.

Subkawasan Indocina, yang mencakup negara-negara seperti Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand, dan Myanmar, memiliki sejarah interaksi yang kompleks dengan Islam. Pengaruh Islam di wilayah ini bervariasi, dengan beberapa daerah mengalami perkembangan komunitas Muslim yang signifikan, sementara di daerah lain pengaruhnya lebih terbatas.

Penting untuk dicatat bahwa perkembangan Islam di Indocina terjadi dalam konteks keberagaman budaya dan agama yang sudah ada sebelumnya, termasuk pengaruh kuat dari agama Buddha, Hindu, dan kepercayaan lokal. Hal ini menghasilkan bentuk-bentuk Islam yang unik dan beragam di kawasan tersebut.

Sejarah islam di subkawasan indochina 2023

Atau juga ndochina disebut juga Semenanjung Indochina (Indochinese Peninsula) adalah wilayah daratan atas semenanjung besar di kawasan Asia Tenggara Karena berada di timur India dan selatan Tiongkok, budaya Indochina sangat erat dengan budaya Tiongkok dan India. Nama Vietnam misalnya, menunjukkan pengaruh Tiongkok, karena memang wilayah ini pernah merupakan bagian dari dinasti-dinasti Tiongkok. Sedangkan nama Kamboja dan Laos menunjukkan adanya pengaruh dari India. Pemilihan nama Indo China didasarkan pada kombinasi kebudayaan India dan Tiongkok (Chin) yang sangat kentara dalam masyarakat. Untuk pertama kali istilah tersebut diungkapkan oleh Conrad Malte-Brunn (1775-1826), seorang ahli geografi dan jurnalis Prancis.

Naha dalam buku yang ditulis ditulis oleh Dr. Asep Achmad Hidayat menjelaskan mengenai sejarah Islam di subkawasan indocina, darimulai pengertian mengenai Indocin, sejarah awal masuk islam kedaerah indocina sampai penyebaran dan perkembangannya hingga saat ini. Penulis akan paparkan sedikit mengenai isi buku ini:

Isi dan Stuktur

Sebelum Prancis menjajah wilayah Indo China, wilayah tersebut selama berabad-abad berada dalam pengaruh Tiongkok (China) dan India, terutama dalam aspek kebudyaan. Pada zaman dinasti-dinasti, Tiongkok telah melakukan ekspansi ke wilayah selatan (sekarang wilayah Vietnam). Mereka juga menyebarkan budaya Tiongkok (China) di wilayah tersebut. Dikatakan dalam kisah sejarah Tiongkok, bahwa Cheu Houang Ti-pemersatu negeri Cina (SM)-diketahui telah menaklukkan bagian utara Tonkin (Vietnam Utara). Setelah Tiongkok (China) menguasai Vietnam, orang- orang Tiongkok mulai berdatangan ke Vietnam dan memenuhi kota Kanton yang merupakan ibu kota provinsi Giao-chi. Kedatangan bangsa Tiongkok (China) ke Vietnam pun tak dapat dibendung oleh orang proto-Thai dan kelompok proto- Vietnam penduduk asli wilayah tersebut. Orang-orang Tiongkok mulai mengatur pembagian wilayah.

Wilayah militer dan kepolisian juga dibentuk termasuk struktur administrasi dengan kekuasaan tertinggi tetap di tangan penduduk setempat. Namun pemerintahan di wilayah tersebut dijalankan menurut peraturan Tiongkok dan bahasa Tiongkok (China) menjadi bahasa resmi di wilayah tersebut. Orang-orang Tiongkok di Vietnam pun mulai menguasai tanah dan membangun seperti bendungan untuk mengaliri lahan pertanian yang mereka kuasai dan mereka pun mulai membangun koloni. Penduduk setempat belajar dan meniru cara kerja orang-orang Tiongkok termasuk budaya Tiongkok.

Selain Tiongkok dan India telah memainkan peran penting dalam perkembangan Vietnam, Kamboja, dan Laos, hingga Prancis hadir dan menguasai wilayah-wilayah tersebut. Kamboja berbatasan dengan Thailand di sebelah barat, Laos di utara, Vietnam di timur, dan Teluk Thailand di selatan. Sungai Mekong dan Danau Tonle Sap melintasi negara ini. Menjelang kemerdekaannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia banyak membantu negara Kamboja ini. Buku-buku taktik perang karangan perwira militer Indonesia banyak digunakan oleh militer Kamboja. Oleh karenanya, hingga sekarang, para calon perwira di militer Kamboja, wajib belajar dan dapat berbahasa Indonesia.

Kamboja mempunyai area seluas 181.035 km². Berbatasan dengan Thailand di barat dan utara, Laos di timur laut dan Vietnam di timur dan tenggara. Kenampakan geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.

Republik Sosialis Vietnam atau Vietnam saja (Viet Nam Chu Nom) merupakan negara paling timur di Sub-Kawasan Indochina. Negara ini berbatasan langsung dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di sebelah Utara, Kamboja di sebelah barat daya, Laos di sebelah barat laut, serta dengan Laut China Selatan di sebelah timur. Jumlah penduduk Vietnam diperkirakan sekitar 84 juta jiwa. Sejarah awal Vietnam dapat dilihat kembali dalam catatan sejarah Tiongkok semenjak abad ke-3 SM. Selama hampir sepuluh abad wilayah Vietnam berada dalam kekaisaran Tiongkok. Pada tahun 993 M, bangsa Vietnam berhasil mengalahkan kekuatan militer Tiongkok di Sungai Bach Dang dan sekaligus mendapatkan kemerdekaan penuh. Pada masa pemerintahan Dinasti Tran, Dai Viet, mampu mengalahkan tiga invasi pasukan Mongol dari Dinasti Yuan di Tiongkok.

1. Kekuatan buku :

a. Cakupan geografis yang luas: Buku ini dengan cermat menggambarkan penyebaran Islam di seluruh wilayah Indocina, termasuk Vietnam, Kamboja, dan Laos. Penulis berhasil menunjukkan variasi pengaruh Islam di berbagai daerah dengan detail yang menarik.

b. Analisis mendalam tentang akulturasi: Asep Achamad Hidayat dengan cerdas mengeksplorasi bagaimana Islam beradaptasi dengan budaya lokal di Indocina. Ia menyajikan contoh-contoh konkret tentang percampuran tradisi Islam dengan adat setempat.

c. Penggunaan sumber primer: Penulis memanfaatkan berbagai manuskrip kuno dan catatan sejarah dari berbagai bahasa - Arab, Melayu, Vietnam, dan Khmer. Hal ini memberikan kredibilitas tinggi pada penelitiannya.

d. Kontekstualisasi sejarah: Buku ini tidak hanya fokus pada peristiwa-peristiwa Islam, tetapi juga menempatkannya dalam konteks politik dan ekonomi yang lebih luas di Asia Tenggara.

e. Pembahasan isu kontemporer: Dr. Asep mengaitkan sejarah dengan dinamika masyarakat Muslim di Indocina saat ini, memberikan relevansi pada pembaca modern.

f. Gaya penulisan yang accessible: Meski membahas topik akademis, bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca umum, membuat buku ini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan.

Kesimpulan

"Islam di Persimpangan Indocina" karya Dr. Asep Achmad Hidayat merupakan karya penting yang mengisi kekosongan dalam studi sejarah Islam di Asia Tenggara. Buku ini menawarkan pandangan komprehensif tentang perkembangan Islam di wilayah yang sering terabaikan dalam diskursus Islam regional.

Kekuatan utama buku ini terletak pada cakupannya yang luas, analisis mendalam tentang akulturasi budaya, dan penggunaan sumber-sumber primer yang beragam. Sutoyo berhasil menggambarkan kompleksitas penyebaran dan adaptasi Islam di Vietnam, Kamboja, dan Laos dengan detail yang memikat.

Meskipun bersifat akademis, gaya penulisan yang mudah diakses membuat buku ini cocok untuk berbagai kalangan pembaca, mulai dari mahasiswa, peneliti, hingga masyarakat umum yang tertarik pada sejarah dan budaya Islam di Asia Tenggara.

Dengan mengaitkan sejarah masa lalu dengan isu-isu kontemporer, Dr. Asep memberikan relevansi pada pembaca modern. Buku ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang sejarah Islam di Indocina, tetapi juga memberikan wawasan berharga tentang dinamika masyarakat Muslim di kawasan tersebut saat ini.

"Islam di Persimpangan Indocina" sangat direkomendasikan bagi siapa pun yang ingin memahami lebih dalam tentang keragaman dan kekayaan sejarah Islam di Asia Tenggara, khususnya di wilayah Indocina. Karya ini menjadi kontribusi berharga dalam studi Islam regional dan patut menjadi referensi utama dalam bidangnya.

Buku ini sangat direkomendasikan bagi para mahasiswa ataupun dosen yang ingin memperdalam kajian mengenasi islam dikawasan indocina.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image