Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Niken Cahyaning

Dampak Ruang Hijau Perkotaan terhadap Kesehatan Mental: Sebuah Studi Komparatif

Riset dan Teknologi | 2024-06-20 19:35:47

Ruang hijau perkotaan, seperti taman dan kebun, telah semakin diakui perannya dalam meningkatkan kesehatan mental. Penelitian ini menyelidiki dampak ruang hijau perkotaan terhadap kesehatan mental dengan membandingkan dua kota dengan jumlah ruang hijau yang berbeda. Data yang dikumpulkan melalui survei dan pengukuran fisiologis menunjukkan bahwa akses ke ruang hijau berkorelasi secara signifikan dengan berkurangnya tingkat stres dan peningkatan kesejahteraan mental secara keseluruhan. Studi ini menyoroti pentingnya mengintegrasikan ruang hijau ke dalam perencanaan kota untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Urbanisasi telah menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau, yang telah dikaitkan dengan dampak negatif pada kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil kesehatan mental penduduk di dua kota: Kota A, dengan ruang hijau yang melimpah, dan Kota B, dengan ruang hijau yang terbatas. Hipotesisnya adalah bahwa penduduk Kota A akan menunjukkan indikator kesehatan mental yang lebih baik dibandingkan dengan penduduk Kota B.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya hubungan antara akses terhadap RTH dan manfaat kesehatan mental, termasuk berkurangnya stres, kecemasan, dan depresi (Kaplan & Kaplan, 1989; Ulrich, 1991). Ruang terbuka hijau dianggap dapat menyediakan lingkungan restoratif yang meningkatkan kesehatan mental melalui paparan terhadap alam dan kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik dan interaksi sosial (Hartig et al., 2014).

Desain Penelitian: Sebuah studi komparatif cross-sectional dilakukan.

Peserta: 500 penduduk dari Kota A dan 500 penduduk dari Kota B, yang dicocokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.

Pengumpulan Data: Peserta menyelesaikan survei yang menilai stres yang dirasakan (PSS-10), kecemasan (GAD-7), dan depresi (PHQ-9). Pengukuran fisiologis termasuk kadar kortisol dari sampel air liur.

Analisis Statistik: Data dianalisis menggunakan uji-t independen dan analisis regresi berganda untuk mengidentifikasi perbedaan yang signifikan dan prediktor hasil kesehatan mental.

Hasil Survei: Penduduk Kota A melaporkan tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang dirasakan secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan penduduk Kota B (p 0,01).

Hasil Ukuran Fisiologis: Kadar kortisol secara signifikan lebih rendah pada penduduk Kota A, yang mengindikasikan tingkat stres yang lebih rendah (p 0,05).

Analisis Regresi: Akses ke ruang hijau adalah prediktor signifikan untuk stres yang lebih rendah dan hasil kesehatan mental yang lebih baik, dengan mengendalikan variabel lain (β = -0,45, p 0,001).

Temuan ini mendukung hipotesis bahwa akses ke ruang terbuka hijau berdampak positif terhadap kesehatan mental. Rendahnya tingkat stres, kecemasan, dan depresi pada penduduk Kota A dapat dikaitkan dengan ketersediaan ruang terbuka hijau yang menyediakan lingkungan untuk relaksasi dan aktivitas fisik. Studi ini menggarisbawahi perlunya perencana kota untuk memasukkan ruang hijau dalam desain kota untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakat.

Ruang hijau perkotaan memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan mental. Kota-kota dengan ruang hijau yang melimpah, seperti Kota A, menunjukkan hasil kesehatan mental yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kota-kota dengan ruang hijau yang terbatas, seperti Kota B. Pembangunan kota di masa depan harus memprioritaskan penciptaan dan pemeliharaan ruang hijau untuk mendorong masyarakat yang lebih sehat.

Referensi

[Hartig, T., Mitchell, R., de Vries, S., & Frumkin, H. (2014). Nature and health. Annual Review of Public Health, 35, 207-228.]

[Hartig, T., Mitchell, R., de Vries, S., & Frumkin, H. (2014). Nature and health. Annual Review of Public Health, 35, 207-228.]

Ulrich, R. S. (1991). Effects of interior design on wellness: Theory and recent scientific research. Journal of Health Care Interior Design, 3(1), 97-109.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image