Organisasi VS Akademik
Gaya Hidup | 2024-06-19 12:14:47Menjadi seorang mahasiswa tentunya memiliki kewajiban untuk belajar dan meraih ilmu sebanyak - banyaknya. Memiliki pressure akademik bukanlah suatu hal mudah yang bisa diemban oleh seorang mahasiswa. Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang menuntut ilmu pada jenjang perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain pada jenjang universitas (Siswoyo, 2007). Di sisi lain, mahasiswa juga seorang manusia. Hakikatnya, seorang manusia membutuhkan hiburan selain harus melaksanakan kewajibannya untuk menimba ilmu. Lalu, hiburan seperti apa yang dibutuhkan? Bermain bersama temannya, mengikuti banyak kegiatan non-akademik, menikmati waktu sendiri, dan masih banyak kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan.
Berkaca pada lingkungan sekitar kita, lingkungan kampus dengan segala kesibukannya. Setiap mahasiswa memiliki hak untuk memilih kegiatan yang mereka sukai, salah satunya dengan mengikuti organisasi. Banyak orang bilang, menyeimbangkan kehidupan perkuliahan itu penting demi kewarasan. Lalu, dengan mengikuti banyak organisasi, apakah hal tersebut bisa menjadi salah satu solusi? Beban mengikuti sebuah organisasi memiliki tempat tanggung jawab tersendiri dalam kegiatan hidup kita. Beberapa orang memiliki pendapat masing – masing mengenai keikutsertaan mahasiswa dalam berorganisasi baik di dalam maupun di luar kampus. Beberapa orang menganggap berorganisasi adalah sebuah kewajiban dan hiburan untuk menyeimbangkan dunianya. Namun, ada juga orang yang mengganggap berorganisasi adalah suatu hal yang justru melemahkan kemampuan akademik dan menambah beban tanggung jawab di dunia perkuliahan.
Pada dasarnya, definisi organisasi adalah sistem yang terstruktur dan terkoordinasi secara formal dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Hasibuan, 2011). Kebanyakan orang pasti setuju bahwa organisasi memiliki banyak dampak positif bagi kehidupan kita. Namun, ternyata ada syaratnya. Syarat yang berasal dari diri kita sendiri. Berani berorganisasi berarti bahwa kita juga harus mau mengambil resiko dengan mengorbankan waktu dan tenaga kita untuk berkembang di dalam organisasi tersebut. Di bagian inilah, beberapa orang melakukan kesalahan dengan menganggap bahwa organisasi adalah yang utama sehingga menjadikan mereka harus meninggalkan kewajiban utama mereka.
Berorganisasi bukanlah suatu penghambat kita mengembangkan akademik kita. Justru, berorganisasi adalah salah satu jalan untuk meng-upgrade skill kita, khususnya soft skill. Namun, hal ini lagi – lagi bergantung pada perilaku kita dalam menyikapinya. Jika kita berorganisasi dengan baik, menggunakannya sebagai tempat berkembang, organisasi akan memberikan banyak manfaat pada kehidupan kita termasuk dalam hal pendidikan juga. Perilaku yang salah dalam menanggapi keseimbangan kehidupan antara pendidikan dan organisasi, misalnya kita mendedikasikan diri pada sebuah organisasi tanpa memikirkan kewajiban utama kita, yaitu menimba ilmu.
Dalam beberapa kasus, seorang mahasiswa membuat dirinya terlalu lelah dengan urusan organisasi sehingga sudah tidak ada waktu untuk mengurus kewajiban utamanya yang lain. Orang seperti itu akan menganggap organisasi di atas segalanya dan membawa dirinya jauh ke dalam sebuah organisasi. Hal ini bukan lah suatu kejahatan atau suatu hal yang salah. Namun, kesalahannya adalah hal tersebut membuat dia terpaksa meninggalkan akademiknya. Lalu, bagaimana hal ini seharusnya ditanggapi? Dengan mengurangi jam terbang kita dalam berorganisasi atau dengan meneruskan hal itu?
Berorganisasi dan menuntut ilmu merupakan dua hal yang harus dijalani secara beriringan, adil, dan tidak condong ke arah satunya. Dengan memprioritaskan yang lain dan menghilangkan satu hal lainnya, maka keseimbangan dalam kehidupan kuliah juga akan ikut rubuh. Jika seseorang terlalu “mengabdi” dalam organisasi, maka dia akan kehilangan sisi akademiknya, begitu juga sebaliknya. Hal ini justru akan merugikan diri kita sendiri, padahal niat awal kita adalah untuk mengembangkan diri kita sendiri. Namun, di sisi lain, buruknya harus meninggalkan tanggung jawab kita. Berorganisasi bukan berarti kita mengabdi ke dalamnya, namun dengan kita berkembang di dalamnya. Jadi, jangan jadikan organisasi pelarianmu, tapi jadikan organisasi tempat kita bisa mengembangkan skill kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.