Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 42_ Tjok Istri Putri Nisya

Kuliah: Tempat Berorganisasi dan Menimba Relasi

Nasihat | 2024-12-25 21:31:40

Banyak orang yang beranggapan bahwa belajar bukan lagi prioritas utama seorang mahasiswa saat ini. Mengikuti sebuah organisasi yang disediakan oleh kampus sudah menjadi suatu tren yang selalu hangat di kalangan anak kuliahan. Pasalnya, banyak mahasiswa yang berlomba-lomba untuk menjadi bagian dari organisasi kampus hanya untuk memasang title “mahasiswa organisasi” di dirinya. Bahkan, banyak mahasiswa yang lebih mementingkan kegiatan organisasinya daripada kewajiban akademik yang seharusnya menjadi prioritas utama selama ia menjadi mahasiswa.

Tak dapat dipungkiri, benefit yang diberikan sebuah organisasi kampus kepada mahasiswa yang tergabung di dalamnya sangatlah banyak. Contoh sederhananya, kebanyakan perusahaan akan lebih mempertimbangkan pelamarnya yang memiliki pengalaman organisasi daripada yang tidak sama sekali. Hal ini didasari karena kemampuan soft skill seperti kemampuan manajemen waktu, berkomunikasi, pemecahan masalah, dan bersosialisasi dengan orang baru yang dibutuhkan kebanyakan perusahaan sudah tertanam dalam diri seseorang yang pernah bergabung dalam organisasi sebelumnya.

Namun, apakah berorganisasi lebih penting daripada kegiatan akademik wajib seseorang yang berkuliah? Banyak yang mengartikan bahwa organisasi adalah tempat yang tepat untuk menambah pengalaman lebih semasa kuliah. Lalu, pengalaman apa yang akan didapat dari berorganisasi? Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 pasal 5, organisasi adalah wadah yang berfungsi sebagai tempat pengembangan potensi jati diri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan intelektual yang berguna di masa depan.

Dapat diartikan bahwa suatu organisasi kampus bisa menjadi wadah yang tepat bagi mahasiswanya untuk menggali potensi serta jati diri mereka. Lingkungan organisasi akan memberikan dampak yang baik apabila kita memiliki tujuan yang tepat saat memutuskan untuk bergabung di dalamnya. Organisasi Sebagai Ajang Gengsi Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, organisasi dalam dunia perkuliahan sebenarnya sangat penting apabila dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswanya. Tapi, apakah berorganisasi itu waijb? Jawabannya adalah tidak.

Terkadang orang terlalu memandang rendah seseorang yang tidak tergabung dalam organisasi di kampusnya. Padahal, setiap mahasiswa memiliki cara dan tujuannya masing-masing dalam meningkatkan kemampuan yang ada di dalam dirinya. Beberapa mahasiswa mungkin akan lebih memilih mengikuti perlombaan-perlombaan akademik untuk meningkatkan wawasan serta pengetahuan mereka di bidang yang mereka inginkan. Sebagian lagi mungkin akan memilih bergabung ke suatu organisasi untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan kemampuan berorganisasi lainnya untuk menambah value dalam diri mereka.

Lantas, apa yang sebenarnya menjadi awal mula hadirnya anggapan bahwa menjadi mahasiswa organisasi itu penting dan wajib? Kita semua tahu bahwa berkuliah sembari mengikuti sebuah organisasi bukan lah suatu hal yang mudah untuk dijalani. Tugas kuliah yang menumpuk ditambah lagi tugas organisasi yang harus bisa kita selesaikan dalam waktu yang bersamaan merupakan hal yang sulit apabila kita tidak menerapkan manajemen waktu yang baik. Ini merupakan penyebab munculnya anggapan orang sekitar bahwa orang yang bergabung dalam organisasi semasa kuliahnya adalah orang yang keren dan hebat karena mereka bisa menyelesaikan kewajiban kuliah dan kewajiban organisasi secara bersamaan dengan baik.

Sayangnya, pandangan orang-orang terhadap mahasiswa organisasi ini mendapatkan pengartian yang berbeda dari mahasiswa itu sendiri. Kebanyakan mahasiswa beranggapan bahwa apabila mereka ingin dipandang keren dan hebat, maka mereka harus bisa bergabung di sebuah organisasi di kampusnya. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya ajang perlombaan para mahasiswa untuk tergabung ke dalam organisasi kampus. Mereka ingin menjadi seseorang yang dipandang keren dan hebat oleh teman, keluarga, dan orang di sekitarnya. Tanpa disadari, tergabungnya ke suatu organisasi dengan tujuan untuk memuaskan nafsu pujian malah akan menyebabkan dampak buruk bagi diri mereka.

FOMO dalam Berorganisasi Hadirnya ajang perlombaan para mahasiswa untuk bergabung ke suatu organisasi kampus menyebabkan para mahasiswa lainnya yang awalnya tidak memiliki keinginan untuk bergabung ke suatu organisasi menjadi FOMO untuk ikut bergabung. FOMO atau singkatan dari Fear Of Missing Out merupakan suatu keadaan dimana seseorang takut tertinggal akan hal-hal yang sedang viral di kalangannya. Mahasiswa FOMO ini akan berusaha untuk ikut bergabung ke suatu organisasi agar tidak kalah saing oleh teman lainnya. Tak jarang, mahasiswa FOMO ini juga mengincar ketenaran dengan title “mahasiswa organisasi” yang tertanam di dirinya setelah ia dinyatakan lolos bergabung di suatu organisasi.

Apakah tujuan mahasiswa akan mempengaruhi dampak yang diberikan organisasi terhadap diri mereka? Dampak yang dihasilkan dari organisasi yang diikuti oleh mahasiswa tergantung dari bagaimana sikap dan tujuan mahasiswa itu sendiri. Beberapa mahasiswa yang memang ingin mengembangkan skill personal mereka melalui organisasi yang diikuti akan memberikan dampak yang baik bagi perkembangan kemampuan mereka. Namun, bagaimana dengan mahasiswa yang bergabung dalam organisasi hanya karena FOMO dan mengincar ketenaran? Mahasiswa dengan tujuan seperti ini kebanyakan akan menjadi beban bagi teman kerja di sekitarnya. Mereka akan lepas tanggung jawab untuk tugas-tugas akademik perkuliahan dengan alasan sibuk berorganisasi.

Mereka juga tidak akan berkomitmen penuh dengan tugas organisasi karena tujuan awal mereka telah terwujud, yakni terkenal dengan title “mahasiswa organisasi”. Selain itu, mahasiswa yang tidak memiliki tujuan yang tepat saat bergabung ke sebuah organisasi juga akan berpotensi merugikan dirinya sendiri. Tidak adanya persiapan serta komitmen penuh dalam mengatur waktu untuk menyelesaikan tugas akademik maupun tugas organisasi secara bersamaan akan membuat mahasiswa itu gelagapan dan berakhir tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik. Hal ini tentu akan memicu penurunan nilai akademik serta IPK dari mahasiswa tersebut.

Mahasiswa dengan tipe ini cenderung tidak akan mendapatkan benefit dari organisasi itu sendiri akibat kurangnya visi misi yang ia bentuk sebelum memasuki dunia organisasi. Lebih Penting Akademik atau Organisasi? Akademik maupun organisasi sama-sama memberikan dampak baik dalam meningkatkan skill dan pengetahuan kita. Namun, alangkah baiknya kita tetap menjadikan akademik sebagai prioritas utama seorang mahasiswa. Jadikan lah organisasi sebagai opsi kedua dalam peningkatan skill, bukannya sebagai kegiatan wajib dalam dunia perkuliahan.

Kita harus tetap menanamkan bahwa kuliah adalah tempat untuk belajar dan menimba ilmu sembari berorganisasi, bukan tempat untuk berorganisasi dan menimba relasi sembari belajar. Mahasiswa yang hebat adalah mahasiswa yang tahu apa yang harus ia jadikan prioritas dan tahu apa yang harus ia lakukan untuk bisa menunjang kesuksesannya di masa depan. Manfaatkan masa kuliah dengan menggali potensi dan keinginan diri sebaik-baiknya tanpa harus mengikuti langkah orang lain karena setiap orang memiliki cara dan jalannya masing-masing.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image