Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fasya Mauludiana

Serunya Belajar Gaya dengan Challenge Kreatif

Edukasi | Monday, 17 Jun 2024, 08:10 WIB

Di tengah suasana desa yang asri, murid-murid di Desa Jetis, Kecamatan Loano, menemukan cara belajar yang seru dan menyenangkan. Bimbingan Belajar (Bimbel) yang dipimpin oleh dua guru inspiratif, Fasya dan Kukuh, mengadakan kegiatan belajar dengan metode “Challenge Cepat-cepatan Menjawab”. Dalam kegiatan ini murid-murid yaitu, Balqis, Melina, Naura, dan Melisa saling berlomba untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secepat mungkin. Metode ini tidak hanya membuat belajar lebih menarik, tetapi juga melatih kecepatan berpikir dan rasa percaya diri terhadap murid-murid.

Bimbel di Desa Jetis diampu oleh dua guru yaitu, Fasya dan Kukuh, yang memiliki metode pengajaran yang kreatif dan inovatif. Murid-murid yang mengikuti bimbel ini adalah Balqis, Melina, Naura dan Melisa. Keempat murid ini selalu menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam setiap kegiatan yang diadakan, termasuk challenge cepat-cepat menjawab pertanyaan.

Kegiatan bimbel ini diadakan setelah murid-murid pulang sekolah. Waktu yang dipilih karena dianggap paling efektif, dimana anak-anak sudah menyelesaikan tugas sekolah dan bisa fokus untuk kegiatan tambahan. Bimbel berlangsung selama 1 jam, yaitu dari pukul 15.00 hingga 16.00. Bimbel ini berlokasi di Desa Jetis, Kecamatan Loano, sebuah desa yang dikenal dengan keindahan alam dan suasana pedesaan yang tenang. Kegiatan bimbel dilaksanakan di salah satu rumah pengajar. Tempat ini dipilih karena nyaman serta letaknya yang strategis dan mudah diakses oleh semua murid.

Tujuan dari diadakannya challenge cepat-cepat menjawab ini adalah untuk meningkatkan kualitas belajar para murid dengan cara yang menyenangkan. Fasya dan Kukuh percaya bahwa suasana belajar yang efektif dan kompetitif namun tetap menyenangkan dapat memotivasi murid untuk giat belajar. Dengan challenge ini, murid-murid tidak hanya belajar materi pelajaran, tetapi juga belajar berpikir cepat dan bekerja di bawah tekanan.

Pelaksanaan challenge ini cukup sederhana namun efektif. Bimbel dimulai dengan pemanasan berupa tanya jawab ringan seputar materi gaya yang ada di sekeliling kita, seperti gaya gesek, gaya gravitasi, gaya magnet, dan gaya pegas serta contoh penerapan gaya dalam kehidupan kita sehari-hari. Setelah itu, Fasya dan Kukuh akan memberikan pertanyaan-pertanyaan baru dan menantang secara bergantian kepada para murid. Murid yang bisa menjawab dengan cepat dan tepat akan mendapatkan point. Di akhir sesi, murid dengan point terbanyak akan mendapatkan penghargaan berupa stiker bintang atau hadiah kecil lainnya.

Fasya menjelaskan bahwa metode ini juga melatih anak-anak untuk bekerja sama dan saling mendukung. Misalnya, jika ada murid yang kesulitan menjawab pertanyaan, teman-teman yang lain akan memberikan petunjuk atau bantuan dengan cara yang positif. Hal ini menciptakan suasana belajar yang kondusif dan penuh semangat. Sedangkan menurut Kukuh, kegiatan challenge ini juga membantu para murid untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan sosial. Ketika murid-murid saling berbagi jawaban dan berdiskusi, mereka belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan mengasah kemampuan berbicara di depan umum. Ini adalah keterampilan yang sangat berharga untuk masa depan mereka.

Dengan metode challenge cepat-cepat menjawab, bimbel di Desa Jetis berhasil mengubah paradigma belajar yang membosankan menjadi petualangan yang menyenangkan. Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat untuk perkembangan akademis murid, tetapi juga untuk perkembangan pribadi mereka. Murid-murid seperti Balqis, Melina, Naura, dan Melisa jadi merasa lebih termotivasi dan bersemangat untuk belajar. Fasya dan Kukuh, sebagai guru yang inovatif, berhasil menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan inspiratif.

Kukuh dan Fasya Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Purworejo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image