Pengembangan Soft Skills bagi Gen Z
Edukasi | 2024-06-14 14:31:28
Soft skills merupakan salah satu topik bahasan yang banyak dibicarakan oleh Gen Z. Berbeda dengan hard skills yang didefinisikan sebagai kemampuan teknis dan akademis seseorang, soft skills condong pada kemampuan non-teknis dan non-akademis seseorang yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari seperti manajemen diri dan emosional, kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, hingga problem solving.
Menurut LaFrance (2016: 4), soft skills adalah perilaku personal dan interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja seseorang terkait kepercayaan diri, fleksibilitas, kejujuran, dan integritas diri. Selanjutnya, Illah Sailah (2008: 19) berpendapat bahwa soft skills merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (inter-personal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intra-personal skills) yang mampu mengembangkan secara maksimal unjuk kerja (performance) seseorang.
Gen Z yang lahir antara rentang tahun 1997-2012 sudah berada di tahap persiapan maupun telah berada di dunia kerja. Dunia profesional kerja mengharuskan pekerja memiliki soft skills yang mumpuni, mulai dari kemampuan bekerja sama dalam tim, kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, hingga kemampuan memecahkan suatu masalah. Hal inilah yang membuat soft skills merupakan hal yang krusial bagi Gen Z karena menjadi salah satu kunci dalam menentukan jenjang karier dan menghadapi lingkungan kerja yang persaingannya ketat.
Dalam kehidupan sehari-hari, contohnya di kampus banyak ditemukan mahasiswa yang masih kurang dalam aspek soft skills. Hal ini tentu saja dapat dilatarbelakangi beberapa faktor, yaitu kurangnya pelatihan dalam mengembangkan soft skills, terbatasnya media untuk mengekspresikan soft skills, dan kurangnya kepercayaan diri untuk bisa memiliki soft skills yang unggul. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara efektif melatih dan mengembangkan soft skills bagi Gen Z.
Berikut ini cara yang dapat dilakukan oleh Gen Z untuk melatih dan mengembangkan soft skills:
1. Mengikuti webinar dan program pelatihan
Soft skills dapat dilatih dan dikembangkan melalui program webinar dan program pelatihan yang diadakan oleh lembaga-lembaga yang telah terverifikasi. Dengan mengikuti program pelatihan, fokus untuk mengembangkan soft skills seperti kemampuan komunikasi secara efektif, kepemimpinan, dan kerja sama dalam tim dapat dicapai dengan optimal.
2. Berpartisipasi aktif dalam Organisasi
Dalam organisasi, biasanya penuh dengan kegiatan diskusi saling bertukar pikiran dalam mencapai tujuan organisasi. Selain itu, dalam berorganisasi pasti bertemu dan saling bekerja sama dengan sesama anggota organisasi yang lain. Hal ini dapat menjembatani kemampuan seseorang dalam melatih soft skills.
3. Mengamati orang lain dan meminta umpan balik atau feedback
Belajar dari contoh langsung saat mengamati orang-orang sekitar yang memiliki soft skills bagus, dapat menjadi cara yang tepat dalam melatih dan mengembangkan kemampuan secara otodidak.
4. Praktik dan komitmen
Seseorang dengan kemampuan soft skills yang baik, tentu saja tidak serta-merta unggul tanpa latihan. Praktik secara teratur dan komitmen yang baik dalam melatih kemampuan merupakan kunci penting untuk bisa unggul dalam soft skills.
Dalam berlatih mengembangkan soft skills, tentunya akan berhadapan dengan berbagai hambatan dan rintangan, namun hal tersebut pasti bisa dilalui jika memiliki kemauan dan komitmen untuk bisa mencapai tujuan. Dengan mengikuti dan menerapkan cara-cara di atas, diharapkan Gen Z dapat unggul dalam kesehariannya terutama saat membangun karier di lingkungan kerja.
Disusun oleh: Irba Nur Rosidah
Asal instansi: Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
