Benarkah Kebaya akan Hilang dari Indonesia? Lalu, Apa Penyebabnya?
Eduaksi | 2024-06-13 13:36:53Serba serbi Korea terus mengambil alih pasaran Indonesia. Mulai dari oppa-oppa sampai drama korea. Semua yang ada pasti akan dilabeli dengan embel-embel "Korea". Masalahnya, jika produk yang dilabeli kata-kata tersebut otomatis akan menarik perhatian, terutama kaum muda Indonesia. Sampai pada akhirnya, salah satu pakaian khas Indonesia pun dilabeli dengan kata keramat itu.
Kebaya adalah pakaian khas wanita yang sangat menggambarkan pesona Indonesia. Bukan hanya itu, kebaya juga merupakan sebuah simbol dari negara Indonesia. Beberapa waktu lalu, salah satu akun di media sosial memposting tentang kebaya korea.
Sontak, hal itu menjadi bahan omongan netizen Indonesia. Bagaimana tidak kebaya tersebut dilabeli dengan embel-embel "Korea". Bukan sebagaimana biasanya, kebaya yang digambarkan adalah kebaya crop top dan dengan Gaya coquette. Ternyata setelah ditelusuri lebih dalam, kebaya yang digambarkan adalah pakaian khas wanita Myanmar.
Jika ditinjau lebih dalam, hal ini bukan salah budaya korea yang terus mengakar di berbagai negara, utamanya Indonesia. Seseorang yang patut disalahkan adalah generasi muda Indonesia sendiri. Seharusnya sebagai generasi penerus bangsa kita harus terus melestarikan budaya dan tradisi yang ada dan kita punya. Mempelajari budaya dari negara lain tidak apa-apa. Namun, jika melupakan budaya sendiri adalah hal yang tidak pantas untuk dilakukan.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Akankah Kebaya Indonesia akan Lenyap pada Akhirnya?", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/shellyaprilia4875/664a1fffde948f30ce2ab712/akankah-kebaya-indonesia-akan-lenyap-pada-akhirnya
Kreator: Shelly Aprilia
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.