Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image A. Hanif Musthafa

Antara Gen Z dan Pinjol: Sebuah Harapan Indonesia Emas atau Kecemasan di Era Digital

Kultura | 2024-06-11 20:23:16
kecemasan pada remaja

Pada tahun 2045 Indonesia digadang-gadang akan mengalami sebuah bonus demografi. Perkembangan masyarakat dengan usia produktif yang lebih tinggi membuat banyak orang yang memiliki harapan besar untuk kemajuan Indonesia di tahun 2045. Tagline “Menuju Indonesia Emas” adalah sebuah bukti dari sebuah sikap optimisme pemerintah.. Namun perkembangan teknologi dengan sifat konsumtif dari gen Z menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per juni 2023, mayoritas pengguna pinjaman online dengan rentang usia 19 sampai 34 termasuk gen z dan milenial mencapai total peminjaman hingga Rp.26,87 triliun. Hal ini tentunya menjadi sebuah tugas mengingat bahwa generasi muda yang berkembang dalam perkembangan teknologi sehingga rawan mengalami Fear Of Missing Out (FOMO).

FOMO dan Validasi

rasa untuk ingin selalu up to date

Penggunaan media online secara berlebihan sendiri akan mempengaruhi sikap emosional seseorang. Menurut Kominfo pada tahun 2020 sendiri, terdapat sebanyak 179,3 juta pengguna internet di Indonesia. Hal tersebut sama dengan 73,7 persen masyarakat di Indonesia yang menggunakan jaringan internet atau online.

Selain itu, peran influencer yang diikuti oleh generasi Z dan keinginan untuk mendapatkan validasi menimbulkan sebuah keinginan konsumtif berlebihan. Rahul Apriana dan Edward Halomoan dari departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University mengungkapkan bahwa faktor emosi, belanja hedonik dan faktor waktu menjadi pengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif generasi Z.

Kemudahan yang Instan

malas

Perilaku menginginkan kemudahan secara instan pada generasi Z memiliki hubungan dengan perkembangan teknologi, khususnya dalam aplikasi pinjaman online. Pada generasi Z cenderung merasa ingin mendapatkan semua hal yang diinginkan secara instan. Hal ini menimbulkan sebuah perbandingan searah antara faktor konsumtif dan pinjaman online.

Peningkatan yang terjadi pada pinjaman online dikarenakan generasi Z memiliki rasa ingin mendapatkan barang secara instan dan cepat. Selain itu, kemudahan yang ditawarkan oleh pinjaman online bagi generasi Z menjadi sebuah solusi instan yang mereka ambil untuk memuaskan hasrat mereka. Hal itu menyebabkan mereka terjebak dalam sebuah lingkaran pinjaman online.

Perlunya batasan dalam penggunaan media sosial sudah seharusnya dilakukan oleh generasi Z. Penggunaan media sosial yang berlebihan juga akan membuat mereka akan mengalami sebuah tekanan mental. Membandingkan pencapaian orang lain dengan diri sendiri membuat akan menjadi sebuah tekanan. Perlunya bagi generasi Z untuk dapat mengatur pengeluaran dan tidak mudah termakan oleh keinginan semata sehingga tidak mengalami sebuah impulsivitas dalam membeli suatu barang yang didasarkan oleh validasi semata. Sehingga pencegahan dalam peningkatan pinjaman online oleh generasi Z dapat dikurangi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image