
#KaburAjaDulu: Tren Viral atau Refleksi Gaya Hidup Generasi Z?
Gaya Hidup | 2025-02-27 12:25:03Media sosial selalu dipenuhi tren baru yang menggambarkan pola pikir dan kebiasaan anak muda. Salah satu tagar yang belakangan ini viral adalah #KaburAjaDulu. Tapi, apa sebenarnya makna di balik tren ini? Apakah ini hanya sekadar lelucon, atau ada pesan yang lebih dalam?

Asal Mula Tagar #KaburAjaDulu
Tren ini muncul dari kebiasaan Generasi Z yang sering merasa overwhelmed dengan rutinitas dan tekanan hidup, baik dari pekerjaan, sekolah, maupun hubungan sosial. Ungkapan “kabur aja dulu” menjadi bentuk ekspresi untuk melarikan diri sejenak dari realitas yang melelahkan.
Di media sosial, tagar ini digunakan dalam berbagai konteks:
✅ Healing trip dadakan – “Pusing tugas? #KaburAjaDulu ke pantai!”
✅ Menghindari drama – “Ada masalah, tapi nggak mau ribet? #KaburAjaDulu”
✅ Kabur dari tanggung jawab – “Deadline besok? Hmm #KaburAjaDulu ah”
Dampak Positif: Me Time yang Lebih Dihargai
Tren ini bisa dianggap sebagai cara positif untuk mengingatkan pentingnya self-care. Banyak orang sering merasa bersalah ketika ingin beristirahat, padahal jeda sejenak bisa meningkatkan produktivitas dan kesehatan mental. Dengan adanya tren ini, semakin banyak yang berani untuk mengambil waktu bagi diri sendiri tanpa merasa bersalah.
Dampak Negatif: Kabur dari Masalah?
Namun, tidak sedikit yang melihat tren ini sebagai bentuk lari dari tanggung jawab. Jika diterapkan secara berlebihan, kebiasaan “kabur” bisa membuat seseorang sulit menghadapi masalah dengan dewasa. Jadi, penting untuk membedakan kapan harus benar-benar rehat dan kapan harus menyelesaikan masalah yang ada.
Kesimpulan
#KaburAjaDulu bukan sekadar tren iseng, tetapi cerminan bagaimana Generasi Z menghadapi tekanan hidup. Asal dilakukan dengan bijak, mengambil waktu untuk “kabur” bisa menjadi bentuk self-care yang sehat. Namun, jangan sampai kebiasaan ini berubah menjadi sikap lari dari tanggung jawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook