Penyakit Mastitis yang Menyerang Sapi Perah
Eduaksi | 2024-06-08 10:29:05Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang memiliki ciri-ciri yang sangat mudah untuk dibedakan daripada sapi lainnya. Sapi perah memiliki corak dengan warna putih dan hitam disekujur tubuhnya. Sapi perah sangat cocok dipelihara di daerah dataran tinggi, karena untuk menghindari sapi strees karena sapi perah memiliki karakteristik yang tidak tahan dengan suhu yang lumayan panas. Peningkatan produksi susu dan populasi sapi perah dapat dilakukan melalui pembentukan sentra peternakan sapi perah di berbagai daerah di Indonesia dan melakukan inovasi produksi susu dan reproduksi sapi perah yang dilakukan secara berkala, sehingga mendapatkan hasil produksi susu dan reproduksi sapi perah yang efisien (Reproduksi dkk. 2021).
Peran sapi perah sangat menunjang perekonomian bagi masyarakat yang tinggal di kawasan dataran tinggi karena selain susu, sapi perah juga bisa untuk diambil dagingnya dan dapat dikembangbiakkan sehingga melahirkan banyak sekali anak sapi. Menurut data dari Kementrian Pertanian produksi susu segar di Indonesia masih kurang untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Indonesia, hal ini akibat dari sapi perah yang sulit untuk memproduksi susu di kawasan dataran rendah (Anon t.t.).
Sapi perah yang terus menerus memroduksi susu juga bisa terkena penyakit salah satu penyakit itu adalah mastitis. Mastitis merupakan peradangan jaringan internal kelenjar ambing dengan berbagai penyebab dan derajat keparahan, lama penyakit serta akibat penyakit yang ditimbulkan sangat beragam (Nurhayati dan Martindah 2015). Mastitis disebabkan oleh bakteri Staphylococcus cocci dan Streptococcus cocci yang masuk dari terbukanya puting susu perah setelah dilakukan pemerahan susu oleh peternaknya. Ada beberapa penyebab lain dari mastitis itu sendiri yaitu :
1. Peternak kurang menjaga kebersihan kandang dan hewan ternaknya
2. Kurangnya edukasi dari dinas terkait terhadap penyakit mastitis
3. Hewan ternak mengalami strees terhadap lingkungan sekitar
4. Perubahan jenis pakan yang dilakukan peternak
Matitis pada sapi perah memiliki gejala yang mudah dikenali oleh peternak, misalnya ketika memeras susu terjadi perbedaan kualitas susu yang dihasilkan. Susu yang dihalkan oleh sapi yang terneka penyakit mastitis akan memiliki warna, tekstur, dan bau yang berbeda dari sapi normal. Selain itu peternak juga dapat mengetahui dari puting susu sapi, putingnya akan bewarna merah dan sedikit membengkak dan bila dipegang akan memiliki suhu yang berbeda dari biasanya. Dampak dari penyakit ini cukup merugikan sendiri bagi peternak, karena dapat menurunkan hasil produksi susu yang dihasilkan dari tiap-tiap sapi perah. Sehingga, roda perekonomian yang mayoritas peternak sapi perah akan menurun. Selain itu, pengobatan dari penyakit ini juga memerlukan biaya yang bisa dibilang cukup banyak sehingga dibutuhkan perawatan ekstra dari peternak maupun dokter hewan terdekat.
Oleh karena itu, dinas terkait seperti Dinas Peternakan dan dokter hewan perlu melakukan sosialisasi secara rutin kepada peternak-peternak. Sosialisasi ini sangat berguna untuk menambah wawasan dan pemahaman dari peternak tentang penyakit mastitis, cara pencegahan, gejala awal, dan cara mengatasinya. Sehingga para peternak bila penyakit tersebut terjadi terjadi kepada hewan ternaknya, peternak tidak kaget dan bisa melakukan petolongan pertama yang telah dijelaskan oleh dokter hewan dan Dinas Peternakan tersebut. Selain itu, peternak juga harus selalu memperhatikan kebersihan kandang agar bakteri dan kuman tidak menyerang hewan ternak.
DAFTAR PUSTAKA
Anon. t.t. “OUTLOOK SUSU Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal-Kementerian Pertanian 2022.”
Nurhayati, Imas Sri, dan E. Martindah. 2015. “Controlling Subclinical Mastitis by Antibiotic Application during Dry Period of Dairy Cow.” Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences 25(2). doi: 10.14334/wartazoa.v25i2.1143.
Reproduksi, Performen, Produksi Susu, Sapi Perah, Di Kecamatan, Tegalombo Kabupaten, Pacitan Provinsi, Jawa Timur, Teguh Ari Prabowo, Soedarmanto Indarjulianto, Ambar Pertiwiningrum, Catur Sugiyanto, dan Langgeng Priyanto. 2021. Reproduction Performance and Milk Production of Dairy Cows in Tegalombo District, Pacitan Regency, East Java Province. Vol. 10.
Anonim. (2016). Mengkaji Potensi Pengembangan Sapi Perah di Dataran Rendah Antarkan Dosen Universitas Lampung Raih Gelar Doktor di Fapet UB. Diakses pada 07 Maret 2024, dari https://fapet.ub.ac.id/mengkajipotensi-pengembangan-sapi-perah-di-dataran-rendah-antarkan-dosenuniversitas-lampung-raih-gelar-doktor-di-fapetub/#:~:text=Peternakan%20sapi%20perah%20umumnya%20berada,dan%20 menekan%20jumlah%20impor%20susu.
Adi, I Putu. (2018). Mencegah Sapi Perah Terkena Mastitis. Diakses pada 07 Maret 2024, dari https://ternak-sehat.fkh.ugm.ac.id/2018/10/08/mencegahsapi-perah-terkena-mastitis/
Anonim. (2020). Strees Sebabkan Mastitis pada Sapi Perah. Diakses pada 07 Maret 2024, dari https://prasetya.ub.ac.id/stress-sebabkan-mastitis-pada-sapiperah/
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.