Indonesia Bersama Palestina dalam Harmoni Solidaritas
Info Terkini | 2024-06-06 12:25:48Senandung derita mengalun dalam lautan pasir, di bawah langit biru yang terus bersaksi. Palestina, nama yang menggetarkan jiwa, menyimpan cerita yang tak pernah pudar. Dari kepingan sejarah, ia terpahat sebagai tanah yang menjadi pusat perhatian dunia, sebuah medan konflik yang tak kunjung usai. Tanah yang dijuluki “Tanah Suci” ini menyimpan cerita panjang yang terus bergulir dari generasi ke generasi. Dari keindahan alamnya yang memesona hingga kisah tragis penderitaan yang tak berujung. Namun, dibalik kerumitan dan perbedaan, ada benang merah yang mengikat, sebuah ikatan batin yang menyatukan dalam penderitaan dan harapan : senasib, sebangsa.
Diantara tekanan politik dan konflik bersenjata, cerita Palestina menjadi pusat perhatian, tetapi seringkali juga terkubur dalam ingatan yang rapuh. “Senasib, sebangsa” bukan semata melukiskan solidaritas antar sesama bangsa, tetapi juga membangun jembatan keadilan dan kesetaraan di tengah dunia yang terkadang terlupa. Frasa “senasib, sebangsa” adalah ungkapan yang sering digunakan untuk menyatakan bahwa penderitaan yang dialami rakyat Palestina juga dirasakan oleh rakyat Indonesia. Ini mencerminkan nilai-nilai solidaritas, keadilan, dan perdamaian yang dianut oleh masyarakat Indonesia dalam konteks hubungan internasional.
Konstitusi Indonesia tidak secara spesifik menyatakan dukungan pro-Palestina. Namun, Indonesia secara konsisten menyatakan dukungan moral dan politik terhadap Palestina dalam konfliknya dengan Israel. Indonesia telah mendukung hak Palestina untuk mendirikan negara merdeka dan berdaulat. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amman, Kerajaan Yordania Hasyimiah menyebut jika setelah dideklarasikannya Negara Palestina di Aljazair pada 15 November 1988, Indonesia termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina (Nugraha dkk., 2023).
Sejak dulu, Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam tindakan Israel yang dianggap sebagai pelanggaran HAM dan hukum internasional. Para pemimpin Indonesia secara konsisten mengangkat isu Palestina di forum internasional, mengutuk penindasan yang dialami rakyat Palestina, dan menyampaikan solidaritas kepada mereka. Dukungan Indonesia terhadap Palestina tercermin dalam kebijakan luar negerinya, pidato diplomatik, serta bantuan kemanusiaan yang diberikan kepada rakyat Palestina. Selain itu, masyarakat Indonesia juga memberikan dukungan moral, finansial, dan politik kepada Palestina.
Solidaritas kemanusiaan bukanlah sekadar konsep kosong, melainkan panggilan moral yang mengikat kita sebagai makhluk sosial. Di tengah kekerasan dan penindasan yang melanda dunia, kita melihat kisah-kisah inspiratif tentang kesatuan dalam perjuangan. Palestina dan Indonesia, meskipun terpisah oleh jarak geografis, bersatu dalam perjuangan melawan ketidakadilan. Hasil survei Research and Consulting (SMRC) menunjukkan jika 88% masyarakat Indonesia mengetahui konflik Israel dan Palestina, dimana 71% responden menganggap Israel merupakan pihak yang bersalah (Saiful Mujani, 2021).
Menurut United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), selama 7 Oktober 2023 - 7 Maret 2024, warga Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel mencapai 30.800 jiwa, sedangkan korban luka 72.298 orang. Dalam kurun waktu sehari terakhir juga terdapat 83 orang meninggal dan 142 orang terluka. OCHA menyampaikan jika Israel terus melakukan pengeboman dan operasi militer darat yang intens di sebagian besar Jalur Gaza, sehingga mengakibatkan jatuhnya korban sipil, pengungsian, serta kehancuran rumah dan infrastruktur (unocha.org).
Kekerasan yang didapat tak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam segelintir kata dan tindakan. Palestina menjadi saksi bisu akan diskriminasi dan penindasan di berbagai bidang kehidupan. Dari akses terhadap pendidikan hingga kesempatan kerja, rakyat Palestina terus berjuang melawan sistem yang menindas. Pendudukan puluhan tahun menjadi beban yang tak tertanggungkan. Palestina tak hanya kehilangan tanahnya, tetapi juga kehilangan haknya untuk hidup damai dan sejahtera. Dampaknya tidak hanya pada aspek material kehidupan, tetapi juga secara emosional mengikis harga diri dan martabat manusia.
Dibalik itu kita sebagai orang Indonesia bisa merasakan penderitaan mereka, mengingat masa lalu kita yang melibatkan pertempuran melawan penjajahan. Solidaritas terhadap Palestina tidak hanya berdasarkan simpati, tetapi juga memancar dari pengalaman bersama dalam melawan penindasan. Mahasiswa sebagai agen perubahan, telah memegang peran sentral dalam memperjuangkan solidaritas kemanusiaan antara Palestina dan Indonesia. Mereka tidak hanya menjadi suara bagi keadilan di kampus-kampus, tetapi juga mengorganisisasi berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan rakyat Palestina di antara masyarakat luas.
Pada tanggal 21 November 2023, Pusat Pengelolaan Dana Sosial Universitas Airlangga (PUSPAS UNAIR) melakukan penggalangan donasi berupa barang baru maupun uang yang akan dibelikan kebutuhan tersebut. Donasi yang terkumpul pada tanggal 21-23 November 2023 sebesar Rp 240.700.000,00 kemudian disalurkan melalui Kapal TNI Angkatan Laut (puspas.unair.ac.id). Gerakan-gerakan solidaritas, seperti kampanye penggalangan dana, demonstrasi, dan forum diskusi menjadi ajang bagi mahasiswa untuk memberikan dukungan kepada saudara sebangsa di Palestina. Dengan penuh semangat, mereka terus membangun jembatan solidaritas yang kuat antara dua bangsa yang terpisah oleh lautan.
Menurut saya, meskipun banyak tantangan dan hambatan dalam mencapai perdamaian, semangat perjuangan rakyat Palestina tetap tak tergoyahkan. Namun, upaya perdamaian dan kemerdekaan tidak boleh hanya menjadi tanggung jawab Palestina sendiri. Kita dapat memperkuat perjuangan bagi keadilan dan perdamaian di wilayah Palestina. Melalui upaya bersama, kita dapat membangun dunia yang lebih adil dan manusiawi, dimana semua orang memiliki kesempatan untuk hidup dengan martabat dan kebebasan yang sama. Harapan saya adalah dapat melihat kemerdekaan dan keadilan bagi rakyat Palestina, serta membangun hubungan yang lebih kuat antara Palestina dan Indonesia berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.
Dari sudut pandang saya, banyaknya produk Israel di Indonesia harus diboikot. Media sosial memainkan peran kunci dalam menyebarkan informasi dan mobilisasi dukungan untuk gerakan boikot. Saya akan mengedukasi melalui akun Instagram saya dengan memposting mengenai gerakan boikot, divertasi, sanksi (BDS). Melalui media sosial sebagai bentuk edukasi dan ajakan kepada para followers dapat dijadikan senjata untuk meninggalkan merek-merek yang diduga terafiliasi dengan Israel, seperti McDonald’s, Starbucks, dan Disney+. Aksi boikot produk terafiliasi Israel akan memberikan pukulan besar bagi perekonomian Israel dalam jangka panjang sehingga menyebabkan Israel tak punya kekuatan untuk menyerang Palestina.
Penderitaan rakyat Palestina bukanlah cerita yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari narasi kemanusiaan yang lebih besar. Solidaritas antara Palestina dan Indonesia bukanlah sekadar simbolik, tetapi ada keterkaitan moral dan kemanusiaan kita sebagai satu umat manusia. Dibalik geografis yang memisahkan, dibalik perbedaan budaya dan bahasa, ada rasa empati yang mengalir di antara rakyat kedua bangsa ini. Melalui peran aktif dan gerakan-gerakan solidaritas, mari kita jadikan perjuangan Palestina sebagai cermin bagi kita bahwa dalam setiap langkah kecil kita ada kekuatan untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Referensi :
Nugraha, Tian Adhia & Audry Maura. 2023. “Analisis Politik Luar Negeri Indonesia: Promosi ‘Keamanan Manusia’ di Palestina”. Jurnal Hubungan Luar Negeri 8(2), 95.
Puspas.unair.ac.id. Diambil dari https://puspas.unair.ac.id/berita/baca/PUSPAS-UNAIR-SALURKAN-DONASI-KEMANUSIAAN-UNTUK-PALESTINA. Diakses pada tanggal 04 April 2024.
Septiazi, Muhammad Risqi Fauzan & Nina Yuliana. 2023. “Analisis Pengaruh Media Sosial Terhadap Gerakan Boikot Produk Israel di Indonesia”. Jurnal Multidisiplin Ilmu Sosial. 2(4), 31-40.
Unocha.org. Diambil dari https://www.unocha.org. Diakses pada tanggal 04 April 2024.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.