Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image thiumay 02

2024 : Membangun Ikatan Hakiki

Agama | Saturday, 13 Jan 2024, 23:56 WIB

Awal tahun 2024 masyarakat sudah memanas atas berbagai problematika yang terus bergulir pada tahun 2023 lalu. Sebut saja pandangan dan kepedulian masyarakat terkait dua problem besar yang hangat diperbincang oleh semua lini usia di negeri ini. Penjajahan g4aza yang terus bergulir hingga memaasuki bulan ketiga pasca agresi militer 7 Oktober dan konflik muslim Rohingnya yang memuncak pada akhir tahun dan awal tahun akibat pengusiaran muslim Rohingnya oleh oknum aktivis mahasiswa.

Jika ditelisik lebih dalam kedua permasalahan tersebut sama sama dialami oleh kaum muslim yang berasal dari bangsa yang berbeda. Namun, yang menyayat adalah respon yang didapatkan dari sesasma kaum muslim yang sangat berlawanan. Dunia pada hakikatnya saat ini telah melihat dengan seluruh indra mereka bahwa g4z4 adalah objek genosida isriwil sejak 1948. Fakta ini tersebar luas sehingga masyarakat mayoritas memberikan dukungan terhadap muslim g4z4 dengan berbagai alasan, baik alasan kemanusian hingga alasan Aqidah. Sedangkan, pada kasus Rohingnya fakta yang hadir di tengah masyarakat tidak menyeluruh, banyak dipengaruhi hoax dan narasi kebencian baik ditujukan pada Muslim Rohingnya maupunya Aceh itu sendiri. Hal ini membuat mayoritas masyarakat memberikan respon negative pada muslim Rohingnya bahkan melakukan kecaman verbal maupun fisik.

Makna Ikatan

Kehidupan manusia pada dasarnya akan saling terikat dengan manusia lain. Oleh sebab itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Ikatan yang dijalin antar manusia inilah yang akan membentuk kekuatan dalam masyarakat. Jika ikatan yang dibangun berlandaskan pada alasan yang kuat dan tidak temporal makai katan yang dibangun akan kokoh, begitupun sebaliknya. Kelemahan suatu ikatan pada masyarakat pada dasarnya mengakibatkan keterpecahan masyarakat dan pemicu konflik di tengah masyarakat itu sendiri. Untuk itu penting bagi manusia untuk menentukan landasan dalam membuat ikatan.

Mayoritas masyarakat hari ini menjalin ikatan berdasarkan dua hal yaitu kebermanfaatan dan kemanusiaan. Jika ikatan manfaat dijadikan sebagai landasan maka ikatan yang terbentuk adalah ikatan yang lemah. Hal ini dikarenakan manfaat dalam prespektif setiap manusia akan berubah kapan pun, sehingga ketika prespektif manfaat ini berubah maka penyebab adanya ikatan akan hilang sehinggan ikatan yang dibangun juga akan hilang. Sedangkan ikatan kemanusiaan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan ikatan manfaat. Ia adalah ikatan yang lemah. Karena pada dasarnya manusia tidak memiliki pedoman yang jelas dalam mendeskripsikan sifat “manusia” itu sendiri atau manusia tidak mampu memahami hakikat dirinya sendiri sehingga ikatan ini akan sangat subjektif. Hal ini mendorong manusia untuk melakukan dehumanisasi dengan mendeskripsikan sifat “manusia” sesuai keinginan mereka.

Kedua ikatan ini ketika dipakai dalam memandang permasalahan g4z4 dan juga Rohingnya akan berakibat pada pembelaan terhadap g4z4 yang berlangsung musiman sesuai dengan manfaat atau rasa kemanusiaan yang tengah muncul atau tidak. Serta menjadi penyebab pandangan subjektif terhadap muslim Rohingnya yang nyatanya tidak menguntungkan serta adanya narasi dehumanisasi yang disebarluaskan.

Ikatan Hakiki

Kedua ikatan diatas pada dasarnya dihasilkan oleh olah pikir manusia. Hal ini menunjukkan bahwa ikatan yang dibangun berdasarkan oleh pikir manusia memiliki kecacatan yang membahayakan penyatuan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya ikatan yang benar, ikatan ini selayaknya bukan berasal dari manusia tetapi dari Dzat yang membuat manusia yaitu Allah Subhanahu wataala sebagai Pencipta alam semesta. Ikatan ini disebut sebagai ikatan Aqidah. Ikatan Aqidah memandang bahwa setiap manusia pantas untuk dipertahankan ikatan terhadapnya ketika memiliki mindset Aqidah yang sama. Berdasarkan hal ini maka persatuan kaum muslimin akan terbentuk berdasarkan ikatan Aqidah sehingga tidak ada perbedaan antara muslim satu dengan muslim yang lain asalkan mereka dalam satu Aqidah yang sama. Ikatan ini perlu dipahami bukan hanya oleh individu tetapi juga masyarakat dan negara. Hal ini pernah dicontohkan Rasulullah ketika memimpin negara Islam dan juga dicontohkan oleh para sahabat ketika memimpin Khilafah Islamiyah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image