Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Diva Maharani

Fenomena K-pop: Mengungkap Dampaknya Terhadap Perilaku Remaja

Eduaksi | 2024-06-06 06:54:39
sumber: pinterest

K-pop, yang merupakan singkatan dari Korean Pop, adalah budaya musik populer yang berasal dari Korea Selatan dan telah mendapatkan popularitas di beberapa negara, termasuk Indonesia. Debut serial drama Korea Selatan "Endless Love" di salah satu stasiun TV pada tahun 2002 menandai awal perkembangan budaya pop Korea di Indonesia. Serial drama ini menandai awal masuknya budaya pop Korea ke Indonesia berkat kisahnya yang dikemas dengan baik, episode ringkas dengan plot yang jelas, serta aktor dan aktris yang sangat menarik perhatian berkat akting mereka. Selanjutnya, perilisan lagu "Nobody" oleh girlband Single Wondergirl pada 22 September 2008, memicu ledakan Kpop di Indonesia. Selain seri drama Endless Love, penayangan serial drama "Boys Before Flowers" tahun 2008 berkontribusi pada ledakan Kpop di Indonesia, bersama dengan serial drama Endless Love. Remaja menjadi lebih tertarik pada budaya Korea dengan cara ini.

K-pop menjadi sebuah fenomena yang sangat populer dan berpengaruh di kalangan remaja. Pada umumnya, K-pop memiliki ciri khas musik yang sangat menarik dan memberikan kesenangan atau ketertarikan tersendiri bagi pada remaja yang menikmatinya. Selain itu, faktor lainya yang menghasilkan remaja menikmatinya adalah ketampanan dan kecantikan dari anggota boyband ataupun girlband K-pop. Kesenangan remaja terhadap K-pop menyebabkan munculnya berbagai macam kelompok penggemar sebagai pendukung idola K-pop atau biasanya disebut fansclub.

Pesatnya perkembangan budaya K-pop di kalangan remaja mdendorong mereka untuk lebih tertarik dengan idol Kpop dibandingkan dengan artis di Indonesia. Ada barbagai dampak positif maupun negatif pada remaja terhadap pesatnya perkembangan Kpop di Indonesia.

Kepopuleran budaya K-pop memunculkan sisi negatif di kalangan kelompok penggemar. Para penggemar memiliki kebiasaan berburu informasi tentang idol K-pop, membeli aksersoris yang berkaitan dengan K-pop, dan melakukan streaming video klip Boyband atau Girlband tanpa henti. Dalam hal ini, industri hiburan K-pop mendapatkan banyak kenuntungan dan mengakibatkan budaya konsumerisme di kalangan remaja. Di era modern sekarang ini, penikmat K-pop makin banyak dan hal tersebut merupakan masalah bagi negara tersendiri. Permasalahan yang timbul adalah lunturnya kecintaan terhadap produk – produk dalam negri, lunturnya budaya negri di kalangan remaja, dan kurangnya rasa peduli terhadap peristiwa di dalam negri. Kepopuleran K-pop juga menyebabkan suatu sifat yang tidak dapat dirasakan atau disadari, seperti ketertarikan yang tinggi pada budaya K-pop dibandingkan negara sendiri.

Fenomena K-pop, yang sudah sampai ke Indonesia, tidak bisa dibendung lagi. Akan lebih baik jika fenomena K-pop digunakan untuk meningkatkan karakter moral bagi para remaja. Ada sejumlah aspek menguntungkan dari fenomena K-pop yang, ketika ditangani dengan benar, dapat membantu meningkatkan karakter generasi berikutnya. Salah satu hal yang paling umum adalah mentalitas idola K-pop yang sangat rajin dan disiplin. Calon idol K-pop harus melalui pelatihan sebelum debut di stasiun televisi atau debut pertunjukan langsung mereka. Setiap artis memiliki jadwal khusus untuk sesi pelatihan mereka, beberapa calon idol K-pop hanya menghabiskan beberapa bulan berlatih, sementara yang lain berlatih selama bertahun-tahun. Idola K-pop menjalani pelatihan ketat, termasuk disiplin yang ketat, dalam menyanyi dan menari selama fase pelatihan. Generasi muda memandang perjuangan yang dihadapi oleh idola K-pop sebagai panutan untuk disiplin, rajin, dan bersemangat untuk mencapai tujuan cita – cita mereka.

Budaya K-pop yang saat ini berkembang di Indonesia memiliki dampak besar dalam kehidupan sehari-hari. Budaya K-pop berdampak pada perubahan komunikasi, perilaku, dan cara berpikir. Beberapa orang menemukan kesenangan dalam menikmati budaya K-pop, tetapi ada baiknya jika menyukai K-pop untuk tidak terlalu berlebihan dan tidak terlalu terobsesi. Oleh karena itu, remaja disarankan untuk menghindari pada hawa nafsu mereka dan menjadi terlalu terpaku pada idol K-pop yang mereka sukai. Ada baiknya untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat dan memanfaatkan waktu untuk hal – hal yang lebih baik. Dan juga penggunaan teknologi harus lebih cermat dan teliti dalam mengakses media sosial. Jika para remaja yang dilanda oleh demam K-pop mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang berlebihan dalam budaya lain atau budaya K-pop ini maka pengawasan orang tua juga diperlukan untuk mengendalikan mereka.

Fenomena K-pop yang saat ini melanda generasi muda di Indonesia merupakan bukan suatu hal yang sangat serius, melainkan terbilang wajar. Remaja di generasi muda Indonesia yang mendengarkan lagu pop – pop korea sangat berpengaruh, pastinya memiliki pengaruh positif tersendiri dari adanya K-pop ini. Pengaruh positif dari adanya penggemar K-pop ini adalah kapasitas dalam menginspirasi desain dan pakaian serta membebaskan suatu individu melalui pembelian dan penjualan barang - barang yang berkaitan dengan Kpop yang dijamin akan sangat diminati oleh para kelompok penggemar K-pop. Dengan adanya K-pop ini, remaja bisa dapat lebih berkembang dan kreatif dalam mengembangkan potensi diri. Walaupun ada pengaruh positifnya, pastinya ada pengaruh negatif. Seperti membeli barang – barang yang mahal untuk idola, mengakses informasi terkait idol yang berlebihan dan cara berpakaian yang kurang pantas atau terlalu terbuka di lingkungan umum, biasanya hal ini dilakukan oleh para remaja dengan gender perempuan, apalagi jika remaja tersebut beragama yang seharusnya memakai pakaian yang lebih tertutup. Maka dari itu, diperlukan pengawasan orang tua dalam mengawasi anak – anaknya yang terpikat dengan budaya K-pop ini. Walaupun dalam pengawasan, sebagai orang tua tetap harus bisa mengajak anaknya untuk berlibur, melakukan hal – hal yang bermanfaat bersama – sama dan menghabiskan waktu bersama anak – anak agar tidak terlalu fokus terhadap budaya K-pop.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image