Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Raevalma Avrisqia

Bahaya Keberlanjutan Perilaku Self-Diagnose Terhadap Kesehatan Mental Seorang Individu

Edukasi | 2024-06-05 20:10:54
Pinterest" />
Pinterest

Di era digital ini, perilaku mendiagnosa diri sendiri mengalami gangguan kesehatan mental sudah banyak terjadi, dalam psikologi, fenomena ini seringkali disebut self-diagnose. Suatu penelitian oleh Annury pada tahun 2021 menunjukan bahwa 24,8% total dari 100 remaja generasi Z SMA di seluruh Indonesia melakukan self-diagnose. Self-diagnose terdiri atas dua kata, yaitu self yang berarti diri sendiri dan diagnose yang berarti mengidentifikasi penyakit atau abnormalitas yang diderita oleh pasien dengan meneliti gejala-gejala yang dialami. Self-diagnose adalah upaya mendiagnosa diri dengan informasi yang didapat secara mandiri berdasarkan sumber yang tidak resmi atau profesional seperti teman, keluarga, internet, maupun dengan mengambil pengalaman dari masa lalu. (Nareza, 2020). Self-diagnose merupakan keadaan dimana seseorang berasumsi tentang masalah kesehatan yang dialami dan mendiagnosis diri sebagai pengidap gangguan mental tanpa bantuan profesional (Kaligis, 2021). Hal tersebut dapat berdampak pada tingkat kecemasan yang terjadi di dalam diri suatu individu semakin meningkat.

Beriringan dengan hal tersebut, dunia yang sudah semakin maju, mendorong peningkatan aksesibilitas suatu informasi. Dalam hal ini, informasi kesehatan sudah sangat mudah diakses melalui internet. Saya pun mengalami itu sendiri, melihat banyak teman-teman di sekitar saya yang mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang beredar. Kadang, aktivitas ini diiri dengan perilaku suatu generasi Z yang cenderung menyukai hal yang sedang trending. Perilaku ini mengaktifkan sifat FOMO (Fear of Missing Out) dengan apa yang terjadi saat ini terkhususnya mengenai kesehatan mental. Namun, banyak sekali masyarakat yang belum aware akan bahaya dari perilaku self-diagnose. Bahaya-bahaya dari perilaku self-diagnose diantaranya sebagai berikut:

 

  1. Misdiagnosis: Kesalahan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami. Kejadian ini dapat menyebabkan pemberian perawatan yang tidak tepat dan justru bisa memperburuk kondisi yang dialami.
  2. Mengabaikan Kondisi Serius: Self-diagnose dapat membuat seseorang mengabaikan kondisi kesehatan yang serius. Misalnya, gejala yang dianggap sebagai stres biasa bisa jadi merupakan tanda dari kondisi medis yang lebih serius seperti penyakit jantung atau gangguan tiroid.
  3. Kecemasan Berlebih: Membaca tentang berbagai penyakit di internet dapat menyebabkan kecemasan berlebih. Kondisi yang dikenal sebagai cyberchondria adalah kecemasan yang muncul akibat terlalu banyak mencari informasi kesehatan secara online.
  4. Pengobatan yang Tidak Tepat: Berdasarkan diagnosis yang salah, seseorang mungkin mencoba pengobatan sendiri yang tidak tepat atau bahkan berbahaya. Beberapa pengobatan rumah atau suplemen yang tidak terkontrol dapat memiliki efek samping yang berbahaya.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari perilaku self-diagnose? Tentunya dengan berkonsultasi kepada profesional kesehatan! Mengapa?

 

  1. Pengetahuan dan Pengalaman: Profesional kesehatan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk mendiagnosis kondisi medis secara akurat. Mereka dapat melakukan pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan prosedur diagnostik lainnya yang tidak dapat dilakukan oleh orang awam.
  2. Pengobatan yang Tepat: Setelah diagnosis yang akurat, profesional kesehatan dapat meresepkan pengobatan yang tepat dan efektif. Mereka juga dapat memonitor respons terhadap pengobatan dan membuat penyesuaian jika diperlukan.
  3. Pendekatan Holistik: Profesional kesehatan tidak hanya melihat gejala, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti riwayat medis, gaya hidup, dan kondisi psikologis. Pendekatan holistik ini memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang komprehensif.
  4. Dukungan dan Edukasi: Profesional kesehatan dapat memberikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien. Mereka membantu pasien memahami kondisi mereka dan bagaimana cara terbaik untuk mengelolanya.

Self-diagnose dapat membawa risiko yang serius, mulai dari misdiagnosis hingga pengobatan yang tidak tepat. Meskipun informasi kesehatan yang tersedia secara online bisa sangat membantu, penting untuk tidak mengandalkan diri sendiri dalam mendiagnosis dan merawat kondisi medis. Berkonsultasi dengan profesional kesehatan adalah langkah terbaik untuk memastikan diagnosis yang akurat dan mendapatkan perawatan yang tepat. Kesehatan adalah aset yang sangat berharga, oleh karena itu jangan mengambil risiko dengan self-diagnose!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image