Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nadira Auralia

Teror 10 Tahun Berawal dari Uang Rp 5.000? Analisis Etika Komunikasi

Eduaksi | 2024-06-05 18:33:54
X.com/@runeh_" />
Sumber Gambar: X.com/@runeh_

Sejak 10 tahun silam Nimas di obsesiin sama pria yang bernama Adi Pradita lulusan SMP 34 Negeri Surabaya. Pria yang kerap disapa Adi ini terbawa perasaan oleh perlakuan Nimas kepadanya akan tetapi Nimas hanya menganggap itu adalah hal yang biasa saja selayaknya teman. Namun, sejak saat itu timbul lah obsesi Adi yang menjadi neraka selama 10 tahun untuk Nimas. Awal mula orang-orang disekitar Adi merasa heran dan bertanya-tanya kenapa bisa Adi se terobsesi itu sama Nimas. usut punya usut ternyata ada suatu kejadian yang membuat Adi menaruh hati pada Nimas suatu hari Nimas sebagai orang yang peduli ke sesama dan ekstrovert nanya ke Adi kurang lebih gini "Di kamu gak ke kantin?" Adi jawab "gak nim, aku gada uang jajan" karena rasa peduli nya Nimas kemudian memberikan uang sebanyak 5rb kepada Adi, sejak saat itu mungkin kepedulian nimas sebagai teman disalah artikan sama Adi, dan Adi mulai terobsesi dengan Nimas karena Adi menganggap bahwa Nimas menaruh hati padanya akan tetapi Nimas hanya menganggap Adi sebagai teman saja. Menurut Nimas, setelah kejadian tersebut Adi selalu memantau Nimas dengan menggunakan berbagai macam akun sosial media, tak tanggung-tanggung Adi sampai membeli berbahai macam nomer kartu baru untuk membuat ratusan akun sosial media untuk berkomunikasi dengan Nimas.

X.com/@runeh_" />
Sumber Gambar: X.com/@runeh_

Dalam ratusan akun yang dibuatnya sejak tahun 2014, Adi menuliskan tulisan-tulisan indah hingga pelecehan yang ditujukan kepada Nimas, dan Adi terus melakukan hal tersebut selama 10 tahun lamanya dikarenakan Nimas selalu memblokir kontak dan akun sosial media milik Adi. Tidak berhenti disitu, Adi akhirnya menerror orang-orang terdekat Nimas, mulai dari sahabatnya hingga ke pacar Nimas dengan ancaman dan terror lainnya agar Adi dapat berkomunikasi dan mendapatkan Nimas. Hal yang paling mengherankan dari keobsesian Adi terhadap Nimas adalah Adi bahkan membuat Akun Shopee untuk digunakan jualan dengan keuntungan hingga 8 juta rupiah agar kelak uangnya bisa digunakan untuk melamar si Nimas ini. Karena keanehan obsesi Adi ini, akhirnya utas yang dibuat oleh Nimas di akun X nya @runeh_ menjadi viral di seluruh media sosial, tak lama setelah itu muncul lah kakaknya Adi bernama Abi yang kemudian membingungkan dan menghebohkan para pengguna sosial media atau netizen dikarenakan Abi ini menggiring opini bahwa si Nimas lah yang selalu meminta-minta transferan kepada Adi. Kehadiran kakaknya Adi alias Abi disebabkan karena Abi merasa keberatan jika Nimas menyebarluaskan identitas dan cerita mengenai Adi di media sosial, Abi juga mengancam akan melaporkan Nimas ke Polisi akan tindakan doxxing yang dilakukan oleh Nimas. Sayangnya, karena kurangnya bukti yang dimiliki Abi untuk membenarkan opini nya, netizen tidak begitu percaya dan malah ikut untuk mengorek informasi mengenai Abi yang tak lain dan tak bukan adalah kakak dari Adi. Namun, nasi telah menjadi bubur untuk Abi, lagi-lagi netizen menemukan kalau Abi ternyata menjadi beban untuk adik nya sendiri (Adi) melalui salah satu tulisan Adi di akun X nya, yang menyatakan bahwa motor dan berbagai hal lainnya yang digunakan oleh Abi ternyata ditanggung biayanya oleh Adi. Sampai di salah satu akunnya, Adi menjelaskan bahwa motor dan hal-hal lain yang digunakan oleh Abi ternyata Adi yang bayarin alias si Abi ini tidak bermodal dan hanya bergantung pada Adi. Sampai artikel ini dibuat, kasus ini sudah dibawa ke ranah hukum oleh Nimas dan Adi sudah diamankan oleh polisi dan terancam pasal berlapis dengan ancaman 6 tahun penjara.

X.com/@runeh_" />
Sumber Gambar: X.com/@runeh_

Nah, sekarang yuk kita simak etika komunikasi apa saja sih yang telah dilanggar oleh Adi selama dia menerror Nimas.

Intimasi dan Batasan

Adi Pradatita menganggu Nimas dengan menggunakan berbagai akun media sosial selama 10 tahun dikarenakan Nimas selalu memblokir kontak Adi, hal ini kemudian dianggap sebagai salah satu pelanggaran privasi penggunaan media sosial dan batas-batas yang wajar dalam interaksi sosial. Adi juga membuat akun Shopee untuk mengumpulkan uang agar dapat melamar Nimas, hal ini juga dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan mengganggu privasi Nimas itu sendiri.

Keterbukaan dan Kesadaran

Adi tidak memberikan kejujuran yang jelas kepada Nimas tentang perasaannya dan karena hal tersebut Adi juga tidak memberikan pilihan kepada Nimas untuk menolak atau menerima perhatian si Adi ini . Hal ini dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak etis karena tidak memberikan kesempatan kepada Nimas untuk menolak perhatian Adi dan bisa dikatakan tindakan ini sangat menekan mental Nimas.

Kebenaran dan Kesahihan

Abi, kakak Adi, menggiring pendapat bahwa Nimas selalu meminta-minta transferan dari Abi, yang dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan tidak jujur. Abi tidak memiliki bukti yang kuat untuk membenarkan pendapat tersebut, yang dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan mengganggu reputasi Nimas.

Transparansi

Adi dan Abi tidak memberikan transparansi dalam interaksi mereka dengan Nimas dan netizen. Mereka tidak memberikan informasi yang jelas tentang perasaan dan tujuan mereka, yang dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan tidak jujur.

Hak Privasi dan Keamanan

Adi mengganggu Nimas dengan menggunakan berbagai akun media sosial, yang dapat dianggap sebagai pelanggaran hak privasi dan keamanan Nimas.

Kesadaran dan Keterbukaan dalam Interaksi

Adi dan Abi tidak memberikan kesadaran dan keterbukaan dalam interaksi mereka dengan Nimas dan netizen. Mereka tidak memberikan informasi yang jelas tentang perasaan dan tujuan mereka, yang dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan tidak jujur.

Adanya pengancaman

Hal yang dilakukan oleh Abi kakaknya Adi sudah tidak bisa ditoleren lagi dikarenakan tidak memiliki bukti yg cukup untuk mempidanakan Nimas.

Dalam analisis etika komunikasi ini, dapat disimpulkan bahwa Adi dan Abi melakukan beberapa tindakan yang tidak etis dan tidak jujur dalam interaksi mereka dengan Nimas dan netizen. Mereka tidak memberikan kesadaran dan keterbukaan dalam interaksi, tidak memberikan informasi yang jelas, dan melakukan pelanggaran hak privasi dan keamanan. Maka dari itu, mari untuk lebih bijak dalam bermedia sosial, semua tindakan yang terjadi di dunia maya memiliki potensi yang jauh lebih besar untuk merusak citra bila tidak digunakan dengan baik

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image