Tindakan Bela Rasisme atau Malah Sebaliknya
Tontonan | 2024-06-03 13:46:41Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, perbedaan tersebut merupakan identitas dan ciri khas masing-masing seseorang. Ada yang didapat sejak lahir, adapula yang didapat karena kemauan dan kerja keras pribadi tersebut. Karena keberagaman inilah, secara tidak langsung akan mematok standar yang berbeda-beda bagi setiap orang.
Namun apakah adil apabila perbedaan yang ada tersebut dicela sesama manusia?
Bukankah perbedaan merupakan kombinasi elemen agar dunia ini berjalan?
Tidak bisakah kita mengganggap perbedaan tersebut sebagai karya-karya indah Tuhan untuk hambaNya?
Sosial media sering dihebohkan tentang karakter ras kulit putih yang diperankan oleh aktor ras kulit hitam. Contohnya adalah karakter Ariel di film “Little Mermaid” yang diperankan oleh Halle Bailey. Dan yang baru-baru ini ramai diperbincangkan adalah drama teater kisah romansa legendaris yakni “Romeo & Juliet” yang diperankan oleh Francesca Amewudah Rivers turut dikritik netizen.
Banyak dari mereka menganggap bahwa dengan memilih aktor ras kulit hitam untuk sebuah karakter ras kulit putih bukanlah tindakan yang tepat untuk mengatasi tindakan rasisme, namun justru akan menciptakan boomerang baru karena dianggap telah merusak ekspektasi mereka mengenai sebuah tokoh karakter. Alhasil tak sedikit dari mereka malah menghina fisik sang aktor sebagai bentuk protes, banyak sekali ditemukan komentar tak senonoh ditujukan kepada aktor.
Lantas, apakah alasan tersebut dapat dibenarkan apabila mereka sampai menghina dan merendahkan fisik sang aktor?
Dan apakah hal ini juga akan terjadi apabila karakter ras kulit hitam diperankan oleh ras kulit putih?
Bagaimana pendapat Anda?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.