Ambisi Abadi yang Beracun: Horror Lokal dalam Abadi Nan Jaya
Agama | 2025-11-17 16:09:55
Sejak pengumuman film ini, Abadi Nan Jaya sudah menyedot perhatian penonton horor dan pecinta Zombie lokal. Kimo Stamboel, yang dikenal lewat karya-karya horor khas Nusantara, kembali hadir dengan eksperimen menegangkan: menciptakan wabah Zombie yang dipicu oleh ramuan jamu tradisional. Ekspektasi penonton pun tinggi, apalagi karena setting filmnya sangat Indonesia — desa Jawa, usaha jamu turun-temurun, dan konflik keluarga yang sangat melekat dalam kultur lokal.
Cerita bermula di desa terpencil bernama Wanirejo, dekat Yogyakarta, di mana keluarga Sadimin mengelola usaha jamu tradisional bernama Wani Waras. Sadimin (Donny Damara) merasa usahanya mulai goyah dan berambisi menciptakan ramuan revolusioner yang bisa membuat manusia awet muda dan ia menamainya “Abadi Nan Jaya”. Namun, ramuan ini bukan sekadar jamu biasa. Ketika Sadimin mencobanya sendiri, efeknya tidak seperti yang dia harapkan: awalnya terlihat seperti berhasil, namun kemudian tubuhnya mengalami perubahan grotesk, kejang, muntah darah, dan akhirnya ia berubah menjadi Zombie ganas.
Wabah pun menyebar cepat ke seluruh warga desa. Desa yang tadinya damai berubah menjadi ladang teror. Kenes (Mikha Tambayong), putri Sadimin yang sudah membawa beban konflik masa lalu terutama karena hubungan ayahnya dengan sahabat lamanya, Karina (Eva Celia) harus menghadapi kenyataan bahwa keluarganya kini terancam oleh ciptaan sendiri.
Konflik batin muncul bersamaan dengan kekacauan fisik: Kenes yang pulang dari Jakarta bersama suaminya Rudi (Dimas Anggara) untuk menyelesaikan urusan warisan jamu, sementara Bambang (Marthino Lio), anak lainnya, juga ikut terpukul oleh malapetaka ini. Mereka dipaksa bersatu demi bertahan, menghadapi Zombie yang tidak hanya menyerang tubuh, tetapi juga mengikis harapan dan keutuhan keluarga.
Salah satu hal paling mencolok dari Abadi Nan Jaya adalah sentuhan lokal yang sangat kuat. Tidak hanya melalui latar kampung Jawa dan usaha jamu, tetapi juga lewat desain Zombie yang unik: kulitnya bolong-bolong, urat menonjol, dan bentuknya mengingatkan pada tanaman kantong semar. Makeup praktikal pun dipilih alih-alih CGI sekitar 90% efek Zombie adalah prostetik asli, dengan lensa kontak, darah palsu, dan keringat yang terlihat nyata di bawah panas lokasi syuting.
Selain teror fisik, film ini juga menyampaikan pesan moral yang dalam. Ramuan “abadi” yang diciptakan Sadimin bukan hanya simbol ambisi, tetapi juga refleksi keserakahan manusia terhadap keabadian. Kesalahan eksperimennya memicu bencana besar dan menguji seberapa jauh seseorang akan mempertahankan tradisi demi kekuasaan dan umur panjang.
Di sisi lain, elemen keluarga memberi nuansa emosional yang tidak bisa diabaikan. Konflik Kenes dengan ayahnya, persaingan batin antara Kenes dan Karina, serta rasa bersalah dan harapan yang saling tumpang tindih, menambah kedalaman cerita. Saat Zombie mengancam, hubungan yang retak dipaksa untuk diperbaiki atau setidaknya berusaha bertahan bersama.
Namun, film ini tidak luput dari kritik. Ada sebagian penonton yang merasa karakter-karakter dalam film terlalu lambat menyadari bahaya dan membuat keputusan yang tidak realistis. “Production value-nya bagus, tapi karakternya bodoh-bodoh Premisnya mungkin oke, tapi eksekusinya jelek.” Rating IMDb pun tercatat sekitar 5,5/10 dari lebih dari 1.300 review, menunjukkan reaksi penonton yang cukup campur aduk.
Selain itu, meskipun latar budaya lokal menjadi kekuatan, beberapa penonton menganggap konflik batin dan motif ramuan tidak dijabarkan dengan cukup detail menyisakan banyak pertanyaan tentang asal-usul ramuan dan mekanisme infeksi Zombie.
Secara keseluruhan, Abadi Nan Jaya adalah film yang berani membawa horor Zombie ke ranah tradisional Indonesia. Dengan kombinasi estetika lokal, efek praktikal yang meyakinkan, dan konflik keluarga yang intens, ia menawarkan pengalaman menegangkan sekaligus reflektif. Namun, film ini bukan tontonan ringan: ambisinya besar, dan tidak semua bagian diceritakan dengan sangat rapi.
Bagi kamu yang suka horor dengan nuansa kultural dan cerita keluarga, Abadi Nan Jaya sangat layak masuk daftar tontonan di Netflix. Tapi kalau kamu mengharapkan twist rumit atau penjelasan ilmiah penuh tentang wabah, mungkin kamu akan merasa ada bagian yang kurang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
