Dari Madrasah Aliyah ke Neurosains
Eduaksi | 2024-06-02 19:47:48Hilyatushalihah Kholis Audah adalah seorang kandidat PhD di bidang Neurosains. Wanita berusia 23 tahun ini tengah menyelesaikan doktoral di bidang Neurosains di Universitas Turku, Finlandia. Luar biasanya, di usia 19 tahun sudah menyelesaikan Bachelor of Science in Psychology with Neuropsychology di Bangor University, Inggris. Dia lalu melanjutkan Master of Science in Human Neuroscience di Universitas Turku, Finlandia. Studinya kemudian berlanjut PhD dan dia kini berstatus sebagai Doctoral Researcher in Affective Neuroscience di Universitas Turku, Finlandia. Bagi yang ingin berkenalan bisa berkunjung ke linkedin berikut ini https://www.linkedin.com/in/hilyahaudah/.
Di balik sederet pendidikan luar negeri itu, Audah ternyata lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta. Pengalamannya di luar negeri membuat dia menguasai tiga bahasa asing yakni Inggris, Arab, dan Finlandia. Di usia yang terbilang belia, wanita ini mendapatkan sejumlah penghargaan di antaranya Module Prize Winner in Cognitive Neuroscience, for achieving the highest academic mark in the module, Bangor University, United Kingdom dan School of Psychology Honour Roll, Bangor University, United Kingdom.
Saya melakukan wawacara via email karena tertarik dengan background pendidikan, penghargaan yang diraih dan pengalaman kerjanya. Berikut adalah wawancaranya:
Bagaimana ceritanya sampai bisa kuliah di luar negeri?
Saya terinspirasi orang tua saya yang juga melanjutkan kuliah keluar negeri. Pas kelas 11, saya mulai mencari cari informasi beasiswa, dan memikirkan saya ingin belajar apa, punya karir seperti apa, hidup seperti apa. Dari sini saya memutuskan untuk kuliah keluar negeri, untuk memperluas pengalaman dan ilmu saya.
Mengapa memilih neurosains?
Awalnya saya ingin mempelajari psikologi. Dengan latar belakang saya hidup dan dibesarkan di mancanegara, saya belajar untuk cepat beradaptasi ke lingkungan baru. Disini juga saya belajar banyak tentang latar belakang orang yang berbeda-beda dan saya terinspirasi untuk mempelajari psikologi manusia. Dengan saran orang tua, saya menemukan neurosains sebagai ilmu yang juga menjelaskan perilaku manusia, dengan otak sebagai sumbernya.
Bagaimana neurosains berpengaruh pada kehidupan manusia?
Otak adalah pusat perkembangan manusia, baik secara pribadi maupun masyarakat. Perilaku manusia dipengaruhi oleh kepribadian dirinya sendiri dan juga pengaruh linkungan. Semua itu terintegrasi dalam otak, dan dipelajari secara mendalam di neurosains. Dengan memperdalam ilmu kita di dalam neurosains, kita bisa mulai memahami diri sendiri dan orang sekitar, dan belajar untuk bisa mengembangkan diri sendiri dan juga masyarakat untuk menjadi pribadi-pribadi yang lebih sehat secara jasmani dan rohani.
Pakar Indonesia di bidang ini masih sedikit ya? Ada tanggapan?
Masih sangat sedikit, setahu saya kebanyakan pakar neurosains di Indonesia lebih banyak di bidang kedokteran sebagai ahli saraf (neurologist). Dari segi akademis, perkembangan cabang-cabang neuroscience juga sangat terikat dengan psikologi, dan ilmu penelitian manusia pada umumnya. Masalah utama, terutama untuk publikasi di jurnal internasional, adalah ketidakberadaan Ethical Committee (komite etik) di PTN Indonesia yang memantau penelitian manusia dilakukan sesuai standar etika. Setahu saya tahap ini baru dimulai oleh BRIN, namun praktiknya seperti apa, saya kurang tahu.
Apa saja kendala yang dihadapi saat kuliah di luar negeri?
Yang pertama saat saya S1, di Bangor University kendala yang paling berat adalah menyesuaikan cara belajar saya dengan sistem edukasi di Britania Raya. Di jurusan saya, esai adalah cara utama untuk menilai pola pikir, luasnya pengetahuan, dan perkembangan mahasiswa. Saya tidak terbiasa dengan menulis esai yang jelas memperlihatkan pola pikir dan gagasan gagasan saya. Saya butuh sekitar satu tahun untuk mempelajari dan memperbaiki tulisan saya.
Apa berat menjalani hidup di negeri orang dan jauh dari keluarga?
Tentu saja berat. Setiap negara baru yang disinggah, saya harus mulai dari nol membangun support system baru di negara tersebut. Tentu komunikasi dengan keluarga dan teman lebih mudah dijalani dengan media sosial dan videocall. Tidak seperti saat saya tinggal di luar negeri bersama orang tua dulu. Namun dengan media sosial juga, saya bisa juga melihat momen-momen istimewa dimana saya tidak bisa hadir bersama keluarga.
Ada tips untuk pelajar Indonesia agar lebih sukses dalam pendidikan?
Semua bergantung pada motivasi dan tujuan anda dalam menempuh pendidikan. Belajar untuk menyukai proses pembelajaran, adalah sesuatu yang dikembangkan. It doesn’t just appear out of thin air. Semuanya adalah proses untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuannya juga bisa berubah, along the way. Jadi tips utama adalah, stay curious.
Apa capaian yg ingin diraih utk selanjutnya?
Untuk sekarang saya ingin fokus untuk meraih PhD saya, dan juga untuk lebih banyak belajar menyeimbangkan hidup dan karir saya. Satu hal yang saya pelajari bekerja di Finlandia adalah pekerjaan bukanlah hidupmu. Lingkungan pekerjaan yang support sangat penting bagi saya, bukan saja karena masa-masa emas saya akan dihabiskan di kantor, dikelilingi oleh kolega di kantor saya, namun lingkungan pekerjaan yang sehat juga mengizinkan saya untuk bisa membangun hidup di luar dunia kerja. Jadi proses dan tujuan saya saat ini adalah menikmati apa yang telah saya bangun selama ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.