Ayo Kenali Efek Berbahaya Rokok Elektrik
Eduaksi | 2024-05-31 18:14:00Dalam beberapa tahun terakhir, rokok elektronik atau rokok elektronik menjadi sangat populer di masyarakat, terutama di kalangan anak muda.Meskipun rokok elektrik seringkali dipasarkan sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tradisional, penelitian dan laporan dari berbagai sumber pada tahun 2017 hingga 2023 menunjukkan bahwa potensi bahaya rokok elektrik tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu pada artikel ini akan mengulas lebih mengenai dampak berbahaya rokok elektrik dengan menggunakan berbagai referensi terpercaya.
1. Nikotin dan Kecanduan
Salah satu komponen utama rokok elektrik yang menjadi perhatian adalah nikotin. Nikotin merupakan zat yang sangat adiktif, dan rokok elektrik mengandung nikotin dalam bentuk cair, yang diubah menjadi aerosol yang dapat dihirup. Menurut penelitian Persatuan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), baik rokok tradisional maupun rokok elektrik mengandung nikotin yang dapat menyebabkan kecanduan parah dan berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satu efek jangka pendek penggunaan nikotin adalah peningkatan tekanan darah dan detak jantung, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
2. Bahan Karsinogenik
Selain nikotin, rokok elektrik juga mengandung bahan karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Desember 2023, rokok elektrik, seperti halnya rokok tradisional, mengandung bahan kimia yang dapat merusak jaringan dan meningkatkan risiko penyakit kanker. Zat-zat tersebut antara lain formaldehida, asetaldehida, dan akrolein, yang dihasilkan ketika cairan rokok elektrik dipanaskan. Meski kandungan karsinogennya lebih rendah dibandingkan rokok tradisional, konsumen tetap menghadapi risiko paparan zat berbahaya dalam jangka panjang.
3. Dampak pada Paru-Paru dan Saluran Udara
Dampak buruk rokok elektrik terhadap paru-paru tidak boleh dianggap remeh. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Lombok Medical Journal pada Mei 2023 menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik dapat menyebabkan berbagai penyakit pernafasan, antara lain batuk, bronkitis, serangan asma, dan pneumonia. Spesialis paru-paru Dr Erlan Samoedro menjelaskan bahwa zat berbahaya dari rokok elektrik menumpuk di dalam tubuh dalam jangka panjang, dan meskipun gejalanya mungkin tidak langsung muncul, namun merusak paru-paru dengan cara yang sama seperti rokok tradisional.
4. Efek pada Sistem Kardiovaskular
Banyak Penelitian yang menunjukkan bahwa rokok elektrik dapat menimbulkan efek negatif pada sistem kardiovaskular. Karena komponen kimia dalam cairan rokok elektrik, seperti propilen glikol dan gliserin, jika dipanaskan akan menghasilkan zat beracun dan dapat merusak endotel, lapisan pembuluh darah.Hal ini dapat menyebabkan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
5. Risiko terhadap anak-anak dan remaja
WHO juga menunjukkan risiko khusus rokok elektrik terhadap anak-anak dan remaja. Penggunaan rokok elektrik pada usia muda dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan otak, karena otak remaja masih dalam tahap perkembangan dan sangat rentan terhadap efek negatif nikotin.Paparan nikotin selama masa remaja dapat mengganggu perhatian, pembelajaran, dan pengendalian impuls, serta meningkatkan risiko ketergantungan pada zat lain di masa dewasa.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa rokok elektrik tidak seaman yang sering diiklankan. Karena Nikotin dalam rokok elektronik tetap berbahaya dan membuat ketagihan, dan berbagai bahan kimia dalam rokok elektronik dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat, khususnya para pelajar dalam tahap pengembangan pribadi dan profesionalnya, untuk mewaspadai bahaya rokok elektrik.
Seperti Membatasi atau, jika mungkin, berhenti menggunakan rokok elektrik adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan jangka panjang Anda. Oleh karena itu, mulai sekarang mari kita waspadai bahaya rokok elektrik dan sebarkan informasinya agar semakin banyak masyarakat yang memahami bahayanya. Karena kesadaran adalah langkah pertama untuk menghilangkan risiko kesehatan yang tidak perlu dan menjalani hidup yang lebih sehat.
Referensi
• WHO, Desember 2023.
• Erlang Samoedro, Dokter Paru, DW Indonesia, 2023.
• Jurnal Kedokteran Lombok Volume 2 Edisi 1 Mei 2023.
• Persatuan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), Webinar Januari 2023.
• KOMPAS.com, November 2022.
• Republika.co.id, 2023.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.